32
segala kekurangannya.
91
Dengan demikian, akan terdapat pembatasan yang dijamin oleh hukum bahwa anggota Direksi PT tidak menjadi bertanggung jawab
secara pribadi atas keputusan yang telah diambil demi kepentingan PT yang dikelolanya, walaupun ternyata di kemudian hari terdapat suatu dampak negatif
bahwa keputusan
yang diambil
menimbulkan kerugian
bagi PT
yang bersangkutan, sepanjang Direksi mampu membuktikan bahwa prinsip itikad baik
senantiasa dikedepankan untuk melakukan segala perbuatan hukum dalam rangka mencapai maksud dan tujuan Perseroan.
92
2. Konsepsi
Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Peranan konsep dalam penelitian adalah menghubungkan antara teori yang ada dengan observasi dalam
penelitian, dan juga antara abstraksi dengan realitas.
93
Konsep diartikan sebagai kata yang menyatakan abstraksi yang digeneralisirkan dari hal-hal yang khusus yang
disebut definisi operasional.
94
91
Ibid. Lihat juga Bismar Nasution, I, Op. cit., hlm. 8, sebagaimana dikutip dari Dennis J. Block, dkk., The Business Judgment Rule: Fiduciary Duties of Corporate Directors, Prentice-Hall
Law Business, Third Edition, 1990, hlm. 4, dikatakan, “Dalam ilmu hukum, teori business judgment rule diartikan sebagai aplikasi spesifik dari standar tingkah laku Direktur pada sebuah situasi
dimana setelah pemeriksaan secara wajar, Direktur yang tidak mempunyai kepentingan pribadi menggunakan serangkaian tindakan dengan itikad baik, jujur dan secara rasional percaya bahwa
tindakannya dilakukan hanya semata-mata untuk kepentingan perusahaan.”
92
Tinjau lebih lanjut mengenai prinsip ini di dalam Pasal 97 UUPT, khususnya ayat 2 dan ayat 5.
93
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 1998, hlm. 34. Lihat juga Sutan Remy Sjahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang
bagi Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia, Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 1993, hlm. 10.
94
Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1998, hlm. 3.
Universitas Sumatera Utara
33
Konsep adalah suatu konstruksi mental, yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh suatu proses yang berjalan dalam pikiran penelitian untuk keperluan analisis.
95
Suatu konsep atau suatu kerangka konsepsionil pada hakikatnya merupakan suatu pengarah atau pedoman yang lebih konkrit daripada kerangka teoritis
yang seringkali masih bersifat abstrak. Namun demikian, suatu kerangka konsepsionil, kadang-kadang dirasakan masih juga abstrak, sehingga diperlukan
definisi-definisi operasional yang akan dapat dijadikan pegangan konkrit di dalam penelitian.
96
Definisi operasional terhadap berbagai istilah yang digunakan di dalam penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:
1. Tanggung jawab adalah kewajiban seorang individu baca: Direksi untuk
menjalankan aktivitas yang ditugaskan kepadanya sebaik mungkin sesuai dengan kemampuannya.
97
2. Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh
atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar
pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
98
Istilah pengurus baca: Direksi berasal dan merupakan alih bahasa dari kata director atau Board of Director Inggris-Amerika.
99
95
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta : PT Radja Grafindo Persada, 1985, hlm. 7.
96
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1985, hlm. 133.
97
Nindyo Pramono, Op. cit., hlm. 20.
98
Pasal 1 angka 5 UUPT.
99
Anonim, Oxford
Learners Pocket
Dictionary, Op. cit., hlm. 121, dikatakan, “Director is a person who manages something, especially a company.”
Lihat juga Kenneth S. Ferber, Corporation Law, New Jersey: Prentice-Hall Inc., 2002, hlm. 221, dikatakan, “Directors are persons elected or appointed to manage andor direct the affairs of a
Universitas Sumatera Utara
34
3. Nominee is person who has been formally suggested for a job, prize, etc;
business person in whose name money is invested in a company, etc.
100
Nominee adalah seorang yang secara formalresmi diajukan untuk memperoleh sebuah pekerjaan, hadiah, dan sebagainya; bisnis seseorang yang namanya
digunakan dalam rangka menginvestasikan sejumlah uang dalam sebuah perusahaan, dan sebagainya.
4. Direktur Nominee, atau dikenal sebagai nominee directors adalah the
directors appointed by third parties example: debenture holders, infinancial corporations, or banking companies who have advanced loan to the
company.
101
… nominee directors adalah Direksi yang ditunjuk oleh pihak
corporation.” Lihat juga C.S.T. Kansil, dkk, Op. cit., hlm. 89, dikatakan, “Direktur atau directeur Belanda adalah anggota pengurus direksi suatu PT Perseroan Terbatas.”
100
Anonim, Oxford Learners Pocket Dictionary, Op. cit., hlm. 289. Lihat juga R.P. Austin, “Representatives and Fiduciary Responsibilities - Notes on Nominee Directorships and Life
Arrangements”, Bond Law Review: Vol. 7: Iss. 1, Article 3, hlm. 20-21, dapat diakses di http:epublications.bond.edu.aublrvol7iss13, terakhir diakses pada tanggal 14 Juli 2012, dikatakan,
“… the term ‘nominee director’ signifies person who, independently of their method of appointment, are expected to act as directors in accordance with some understanding or arrangement which created
an obligation or mutual expectation of loyalty to some person or persons other than the company as a whole. This definition seems too wide, because it covers a case where the extraneous duty of loyalty is
owed to a person who has not played a part in appointing the director to office. … terminologi ‘direktur nominee’ menandai seseorang yang, dalam metode penunjukannya secara independen,
diharapkan akan bertindak selayaknya direktur dengan mengacu pada pemahaman atau pengaturan yang menimbulkan suatu kewajiban atau suatu kesepakatan loyalitas imbal-balik kepada seorang atau
sekelompok orang tertentu daripada terhadap perseroan secara keseluruhan. Definisi ini dianggap cukup luas sekali, karena mencakup sampai kepada kasus dimana duty of loyalty yang berlebihan
dilekatkan terhadap seseorang yang tidak memiliki andil tertentu bahkan dalam penunjukan direktur yang bersangkutan.”
101
Lihat P.P.S Gogna, Op. cit., hlm. 246. Bandingkan dengan Mary Fulton, Responsibilities of directors in Ireland: Your questions answered, Ireland: Deloitte Touche, 2007, hlm. 12, dikatakan,
“A nominee director is one who is appointed to the board of a company on the nomination of an outside interested party such as a major shareholder, the company’s bankers, a venture capital
investor or the investing parties in a joint venture company. Seorang direktur nominee adalah seseorang yang ditunjuk untuk mengisi jabatan Dewan Direksi dari sebuah perseoran yang
penunjukannya dilakukan oleh pihak dengan kepentingan tertentu di luar perseroan misalnya seperti
Universitas Sumatera Utara
35
ketiga sebagai
contoh: pemberi
kreditpinjaman, perusahaan
yang memberikan bantuan keuangan, atau perusahaan perbankan yang telah
memiliki piutang
pinjaman sebelumnya
terhadap perusahaan
yang bersangkutan.
5. Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum
yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UUPT serta peraturan pelaksanaannya.
102
G. Metode Penelitian 1.
Jenis dan Sifat Penelitian
Dalam upaya pengumpulan data di dalam penelitian ini akan digunakan metode pendekatan yuridis normatif, yakni suatu penelitian yang dilakukan dengan
cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder seperti peraturan perundang- undangan, teori hukum dan pendapat para sarjana hukum terkemuka.
103
Penelitian yuridis normatif atau penelitian hukum normatif dapat disebut juga penelitian hukum
doktrinal. Penelitian hukum doktrinal dikonsepkan sebagai apa yang tertulis di dalam peraturan perundang-undangan law in the books atau hukum yang dikonsepkan
sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas.
104
pemegang saham mayoritas, bank relasi perseroan, penanam modal atau pihak investor dalam sebuah perusahaan joint venture.”
102
Pasal 1 angka 1 UUPT.
103
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op. cit., hlm. 13.
104
Muslan Abdurrahman, Op. cit., hlm. 127.
Universitas Sumatera Utara
36
2. Tehnik Pengumpulan Data