Latar Belakang Menjadi PSK Proses Berhenti Menjadi PSK Sumber Stres

commit to user MAHFIRAHTIKHA, et al.COPING STRES PADA WARIA YANG 7 1 Subjek 1 DW Subjek 1 merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Subjek merupakan anak kembar identik dengan jenis kelamin laki-laki. Ayah subjek 1 berprofesi sebagai tentara angkatan laut dan ibu subjek 1 sebagai guru. Dalam memberikan pengasuhan, ayah mendidik dengan cara yang keras sehingga subjek 1 lebih dekat dengan sosok ibu. Subjek 1 mulai terlibat pergaulan dengan waria saat menginjak kelas dua SMP ketika diajak teman-temannya untuk keluar pada malam hari. Subjek 1 melanjutkan sekolahnya hingga kelas tiga SMA namun tidak sampai lulus karena melarikan diri dari rumah bersama dengan pacarnya. Pada tahun 2000, subjek 1 pindah ke kota Solo bersama dengan pasangannya. Subjek pernah menjalani profesi sebagai karyawan salon di Surabaya dan saat ini sebagai pengamen di Solo dan sekitarnya. 2 Subjek 2 ED Subjek 2 merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Ayah dan ibu bekerja sebagai buruh, dan ibunya telah meninggal sejak subjek masih kecil. Karena itu, sejak kecil subjek diangkat sebagai anak oleh tetangganya. Ibu tiri subjek memiliki usaha pembuatan tahu, dan subjek 2 sehari-hari membantu sebelum berangkat sekolah. Pendidikan subjek hingga SMP, namun tidak lulus karena tidak memiliki biaya untuk bersekolah. Subjek 2 sejak kecil hingga dewasa tinggal di kota Solo dan tidak pernah merantau ke kota lain. Subjek 2 memiliki riwayat pekerjaan di pabrik roti dan karyawan salon. Saat ini kegiatan subjek 2 sehari-hari yaitu bekerja di salon dan membantu usaha pembuatan tahu di rumah.

b. Latar Belakang Menjadi PSK

Subjek 1 dan 2 sama-sama mendapatkan pengaruh dari komunitas waria yang berprofesi menjadi PSK, hingga akhirnya kedua subjek mengidentifikasikan diri sebagai waria. Subjek 1 memasuki dunia malam saat masih bersekolah di bangku SMP. Sedangkan subjek 2 mulai tertarik dengan dunia malam saat berusia 19 tahun dan telah putus sekolah. Proses coming out yang dijalani oleh keduanya mendapat dukungan dari komunitas waria. Subjek 1 merahasiakan identitas diri waria dari keluarga, sedangkan subjek 2 cenderung acuh saat keluarga mengetahui identitas dirinya sebagai waria.

c. Proses Berhenti Menjadi PSK

Kedua subjek mendapat vonis positif HIV saat menjalani profesi sebagai PSK. Subjek 1 memiliki keinginan untuk berhenti dari profesi PSK karena memiliki pilihan untuk menjalani profesi lain sebagai pengamen. Berbeda dengan subjek 2 yang tetap menjalani profesinya sebagai PSK karena tidak memiliki pilihan pekerjaan lain. Kedua subjek sama-sama mendapat dukungan dari commit to user MAHFIRAHTIKHA, et al.COPING STRES PADA WARIA YANG 8 seorang sahabat sesama waria yang mendorong agar meninggalkan profesi PSK. Subjek 1 mendapat dukungan sosial dari sahabatnya hingga akhirnya yakin untuk meninggalkan profesi PSK, sedangkan subjek 2 dibantu sahabatnya agar mendapat pekerjaan sebagai karyawan salon.

d. Sumber Stres

Subjek 1 mengalami stres dari perubahan biologis dan psikologis yang dialami. Pada saat subjek 1 berhenti menjadi PSK, subjek tidak memiliki pasangan sehingga dorongan seksual tetap dirasakan, namun tidak tersalurkan. Subjek mengalami perubahan psikologis yaitu konflik yang berasal dari diri sendiri dan konflik dengan lingkungan. Berbeda dengan subjek 2 yang hanya mengalami perubahan psikologis yaitu konflik dengan teman-teman komunitas waria yang berprofesi sebagai PSK. Subjek 2 tidak mengalami perubahan biologis karena saat berhenti menjadi PSK memiliki pasangan sehingga tidak mengalami perubahan frekuensi hubungan seks.

e. Identifikasi Proses Coping Stres 1 Penilaian dan Interpretasi