Perancangan Sistem Pengasutan Metode Autotransformer

40 DOL-Starter biasanya dipakai hanya untuk motor motor induksi dengan kapasitas yang rendah. Jenis pengasutan ini merupakan pengasutan yang umum dipakai terutama untuk daya motor dibawah 5 KW. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengasutan secara langsung DOL ini antara lain : Keterangan : I s = 5 sd 7 kali I n P r = 2π.Ns.τ = k.τ Dimana P r adalah daya input rotor. Dan rugi-rugi tembaga P cu = 3 x P rotor jadi 3 � 2 2 R 2 = s.kτ dimana I 2 = I 1 , τ = � 2 � . Jika I f = Arus nominal beban penuh S f = Slip beban penuh, maka: τ f = �.�.� 2 � � , � ����� � � = � � �� � � � 2 �� Ketika pengasutan DOL maka arus starting adalah mirip arus hubung singkat I hs . � ����� � � = � � �� � � � 2 �� = a 2 sf dimana : a = � ℎ� � � .

3.1.2 Perancangan Sistem Pengasutan Metode Autotransformer

Pengasutan dengan transformator ini dapat dilakukan dengan beberapa tingkatan, semakin banyak tingkatan yang digunakan maka akan semakin baik pula perubahan arus start yang terjadi sehingga kenaikan arus start dapat diminimalkan. Keuntungan yang dapat kita rasakan dengan penggunaan tingkatan yang lebih banyak akan mengurangi keerugian- kerugian panas yang timbul jika kita bandingkan dengan mempergunakan suatu hambatan R. Namun kekurangan yang utama adalah transformator tegangan mempunyai harga yang lebih tinggi dari sebuah hambatan. Tujuan dari pengasutan ini adalah untuk mengurangi tegangan awal yang diinduksikan pada stator sehingga rangkaian ini bisa dikenal dengan nama pemampas awal Universitas Sumatera Utara 41 kerja atau starting compensator. Rangkaian ini dapat dioperasikan secara manual ataupun otomatis dengan menggunakan rele yang dapat memberikan tegangan penuh setelah motor menjadi cepat. Pada saat pengasutan tegangan terminal dari motor dikurangi 50 sampai 80 dari tegangan penuh trafo. Hal ini dimaksudkan untuk membuat arus asut kecil. Setelah percepatan transformator tegangan diputuskan. Jika transformator bertapping dengan ratio transformasi k maka : Tegangan fasa = �� √3 sehingga I 2 = �� √3� = � � √3� I 2 = k. I hs , I 2 = k.s.I f Arus dari catu daya I 1 = k. I 2 = k 2 s.I f = k 2 .I hs � 2 ≈ � 2 � � √3 � 2 dimana � 1 ≈ � � √3 � 2 maka � 2 = � 2 . � 1 � 1 = Torsi saat DOL � 2 = Torsi transformator Hubungan torsi starting dan torsi beban penuh τs = k 2 I hs saat tegangan kV √3 ; I st = k.I hs Karena τst~Ist 2 untuk slip = 1, maka: � ����� � � = � � �� � � � 2 �� � ����� � � = � 2 � � �� � � � 2 �� Universitas Sumatera Utara 42 Gambar 3.3 Starting Motor Induksi Dengan Metoda Autotransformer Autotrafo dipakai untuk menurunkan tegangan step down. Umumnya autotrafo standar untuk start motor mempunyai 3 tapping, yakni 50, 65 dan 80 dari tegangan jaringan listrik. Contoh sebuah rangkaian start dengan autotrafo diperlihatkan pada gambar 3.3 Rangkaian ini dikenal juga dengan rangkaian Korndoerfer.Setelah proses start selesai, melalui sebuah timer kita membuat kontaktor K 1 dan K 2 tidak aktif. dan membuat K 3 aktif. Torsi start tergantung dari tapping autotrafo, tidak dapat disesuaikan dengan torsi beban. Penggantian step pada autotrafo dapat menimbulkan arus yang merusak. Sama seperti start dengan resistor, start dengan autotrafo juga mempunyai volume yang besar dan investasi yang mahal. Universitas Sumatera Utara 43

3.1.3 Perancangan Sistem Pengasutan Metode Star-Delta