instansi pemerintah yang berkepentingan dalam perencanaan pengadaan tanah agar dapat memutus nilai ganti ruginya dapat dengan layak dan adil.
4. Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum
Dalam bagian ini penulis akan menguraikan tentang pengertian dari pengadaan tanah, kepentingan umum, musyawarah, ganti kerugian syarat layak,
dasar perhitungan.
4.1. Pengertian Pengadaan Tanah
Pengertian tentang pengadaan tanah terdapat di masing-masing peraturan pengadaan tanah. Dalam PMDN No. 15 Tahun 1975 pengadaan tanah dikenal
dengan istilah Pembebasan Tanah yang tercantum dalam Pasal 1 ayat 1 yang bunyinya:
“Pembebasan tanah ialah melepaskan hubungan hukum yang semula terdapat di antara pemegang hakpenguasa atas tanahnya dengan cara memberikan ganti
rugi.” Dalam pasal di atas terlihat jelas bahwa pembebasan tanah adalah proses
melepaskan hubungan hukum antara pemegang hak atas tanah atau penguasa tanah dengan cara memberikan ganti kerugian, dalam pasal tersebut tidaklah adil
karena untuk melepaskan hak atas tanah haruslah dari kerelaan setiap pemegang hak atas tanah, akan tetapi dengan pembebasan berarti tanpa kerelaan atau dengan
paksaan pemegang hak atas tanah, hak atas tanahnya dapat diambil dengan cara memberikan ganti kerugian. Setelah PMDN No. 15 Tahun 1975 istilah
Pembebasan tanah sudah tidak berlaku lagi dan diganti dengan pengadaan tanah yang terdapat di Pasal 1 ayat 1 Keppres No. 55 Tahun 1993 yang bunyinya:
“Pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti kerugian kepada yang berhak atas tanah tersebut.”
Dari isi Pasal di atas terlihat adanya cara yang dilakukan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti kerugian kepada orang yang berhak.
Setelah Keppres No. 55 Tahun 1993 tidak berlaku munculah peraturan Perpres No. 36 Tahun 2005 yang di dalamnya juga mengatur mengenai
pengertian dari pengadaan tanah sebagaimana telah diubah dalam Pasal 1 ayat 3 Perpres No. 65 Tahun 2006 yang bunyinya:
“Pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti rugi kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah,
bangunan, tanaman, dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah.
Proses pengadaan tanah dalam peraturan ini berbeda dengan peraturan sebelumnya, karena di peraturan ini kegiatan untuk mendapatkan tanah tidak
hanya terfokus pada proses penyerahan tanahnya saja tetapi juga pada bangunan, tanaman, dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah.
Peraturan terbaru
yang terdapat
pengaturan mengenai
pengertian pengadaan tanah adalah Pasal 1 ayat 2 UU No. 2 Tahun 2012 Tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum yang bunyinya: “Pengadaan Tanah adalah kegiatan menyediakan tanah dengan cara memberi
ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak.”
Dari isi Pasal di atas terlihat bahwa proses pengadaan tanah yang dilakukan harus secara layak dan adil agar pemegang hak atas tanah yang tanahnya terkena
pengadaan tanah tidak mengalami kemunduran akibat dari hak atas tanahnya terkena pembangunan untuk kepentingan umum.
Selain pengertian pengadaan tanah berdasarkan peraturan pengadaan tanah, Gunanegara juga mendefiniskan mengenai pengadaan tanah yaitu proses
pelepasan hak atas kepemilikan orang atas tanah danatau benda-benda yang ada di atasnya yang dilakukan secara sukarela untuk kepentingan umum
6
. Dari beberapa pengertian pengadaan tanah di atas terdapat persamaan
karakter yaitu: -
Adanya kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan melepaskan hak atas tanah menjadi milik Negara;
- Adanya pemberian ganti kerugian.
Berdasarkan uraian dari unsur pengadaan tanah tersebut, menurut penulis pengadaan tanah pada intinya merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan tanah dari pemilik tanah. Jadi pengadaan tanah dilakukan dengan cara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah dengan cara pemberian ganti rugi
kepada pemegang hak atas tanah.
4.2. Kepentingan Umum