Aspek Fungsi Aspek Estetis

87

1. Deskripsi Karya

Judul karya : Sepatu Pantopel Pria Bahan : Kombinasi kulit pull up dan kulit nabati Ukuran : 40 pria Teknik pembuatan : Full handmade Sepatu pantopel pria memiliki bentuk seperti sepatu pantopel pada umumnya, yang membedakan hanya penggunaan bahan kulit nabati dengan ornamen daun sirih. Keunggulan sepatu ini adalah mampu memberikan kesan vintage dan natural yang kuat karena warna yang digunakan cukup kalem. Keindahan sepau ini terletak pada ornamen daun sirih yang di carving pada bahan kulit nabati. Bahan yang digunakan adalah kulit sapi tersamak, mulai dari komponen upper hingga bottom.

2. Penjabaran Karya Sepatu Pantopel Pria

a. Aspek Fungsi

Tujuan pembuatan sepatu pantofel ini difungsikan untuk dipakai oleh pria yang ingin mempunyai penampilan resmi atau formal. Sangat cocok dipakai oleh pria dewasa atau pekerja kantoran, seperti direktur, manager, teller bank, pengacara, akuntan dan lainya. Sepatu ini tidak memakai tali, sehingga bisa langsung dipakai dan mampu mempersingkat waktu saat dipakai. Hak dibuat dengan desain tidak terlalu tinggi dan dibuat datar. Hal tersebut berfungsi agar memberikan kenyamanan saat dipakai di dalam ruangan seperti kantor maupun gedung yang biasanya mempunyai lantai datar, halus dan agak licin. Bagian bottom menggunakan bahan dasar kulit nabati yang tebal, hal tersebut ditujukan agar tidak licin ketika digunakan. Sepatu ini cocok dipadukan dengan pakaian formal seperti kemeja polos atau batik, dengan bawahan celana berbahan kain.

b. Aspek Estetis

Pada umumnya sepatu pantopel memiliki potongan pola vamp yang terdiri dari apron dan vamp wing, namun sepatu ini menggunakan variasi beberapa potongan pada bagian apron seperti potongan apron yang dibagi menjadi dua dan disambung dengan menggunakan teknik jahitan stik balik dan jahit tindih, selain itu pada bagian ujung apron diberikan sambungan unutk menghadirkan kesan sepatu yang lebih kuat. Kemudian untuk sambungan antara pola apron dan vamp wing menggunakan jahit silang yang dijahit dengan menggunakan jahitan tangan. Untuk bagian quarter menggunakan kulit nabati dengan ornament satu daun sirih yang sederhana, dengan pewarnaan menggunakan antique dye warna light brown dan finishing menggunakan acrilyc laquer. Dan pada bagian belakang upper diberi sambungan dengan back counter. Sepatu ini tidak memiliki lubang tali untuk mengatur ukuran sesuai kenyamanan pemakainya, namun pada bagian dsamping lidah sepatu ini diberi karet elastis untuk memudahkan pemakainya untuk menggunakan dan melepas sepatu. Untuk bagian bottom nya, sepatu ini menggunakan sol dengan bahan kulit nabati yang diberi pita jahitan disekeliling bagian atas sol untuk memberikan kesan jahitan selain itu untuk mengisi rongga antara upper dan bottom. Untuk menghindari kesan licin pada permukaan sol kulit nabati maka bagian belakang hak nya diberi karet.

c. Aspek Ergonomi