Rancangan Percobaan Cara Memberi Perlakuan

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

3.3.3. Rancangan Percobaan

Penelitian ini dilakukan berdasarkan Rancangan Acak Lengkap RAL, dimana waktu penyinaran dengan sinar UV 30 watt dengan panjang gelombang 254 nm sebagai perlakuan. K = Tanpa perlakuan penyinaran kontrol P 1 = Perlakuan dengan penyinaran selama 5 menit di bawah sinar ultraviolet P 2 = Perlakuan dengan penyinaran selama 10 menit di bawah sinar ultraviolet P 3 = Perlakuan dengan penyinaran selama 15 menit di bawah sinar ultraviolet Berdasarkan Federer dalam Chairul et al, 1992, di dapatkan jumlah ulangan dengan rumus: t-1 n- 1 ≥ 15 dimana, t = jumlah perlakuan n = jumlah ulangan Maka masing-masing perlakuan dikerjakan sebanyak 6 ulangan.

3.3.4. Cara Memberi Perlakuan

Setelah induk betina menghasilkan telur, induk betina dan jantan dikeluarkan dari botol kaca.Sehari kemudian dilakukan perlakuan penyinaran. Telur yang telah dibuahi dibiarkan tetap di dalam botol kaca untuk perlakuan kontrol. Pada perlakuan penyinaran 5 menit, botol kaca yang berisi telur-telur yang telah dibuahi dimasukkan ke dalam lemari UV untuk disinari dengan sinar ultraviolet dari lampu UV 30 watt selama 5 menit lalu didiamkan di dalam lemari UV selama 10 menit. Kemudian botol kaca dilapisi dengan kain hitam agar tidak terkena sinar matahari dan dibiarkan sampai menetas. Pada perlakuan penyinaran 10 menit, botol kaca yang berisi telur-telur yang telah dibuahi dimasukkan ke dalam lemari UV untuk disinari dengan sinar ultraviolet dari lampu UV 30 watt selama 10 menit lalu didiamkan di dalam lemari UV selama 10 menit. Kemudian botol kaca dilapisi dengan kain hitam agar tidak terkena sinar matahari dan dibiarkan sampai menetas. Pada perlakuan penyinaran 15 menit, botol kaca yang berisi telur-telur yang telah dibuahi dimasukkan ke dalam lemari UV untuk disinari dengan sinar Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU ultraviolet dari lampu UV 30 watt selama 15 menit lalu didiamkan di dalam lemari UV selama 10 menit. Kemudian botol kaca dilapisi dengan kain hitam agar tidak terkena sinar matahari dan dibiarkan sampai menetas.

3.4. Parameter Pangamatan a. Persentase Pembuahan

Fertilization Rate Telur-telur yang terdapat di dalam gelembung busa dihitung dengan metode estimasi. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, apabila seluruh permukaan botol penuh dengan busa maka jumlah telur yang diperoleh adalah pada kisaran 274 buah. Jadi, penghitungan telur dilakukan dengan cara memperhatikan banyaknya gelembung busa yang ada di permukaan botol kemudian diestimasi jumlahnya dengan patokan jumlah maksimum sebanyak 274 buah. Setelah 2 hari, telur-telur yang dibuahi tersebut akan menetas. Telur-telur yang telah menetas dihitung dengan metode estimasi seperti metode penghitungan jumlah awal telur. Menurut Tampubolon 2007, persentase pembuahan dihitung dengan rumus: FR =

b. Persentase Kelangsungan Hidup Larva sampai Hari ke-14 Survival Rate

Telur-telur yang telah menetas akan berkembang menjada larva anakan ikan cupang. Larva ikan cupang dipelihara sebaik mungkin. Setelah larva berumur 14 hari, dihitung jumlahnya dengan cara menghitung larva yang berada dipermukaan dan yang melayang di air. Larva yang berada di dasar botol tidak dihitung jumlahnya karena telah mati. Menurut Tampubolon 2007, persentase kelangsungan hidup larva sampai hari ke-14 dihitung dengan rumus: SR 14 = Universitas Sumatera Utara