Pengaruh Waktu Radiasi Sinar UV terhadap Morfologi Ikan Cupang Betta splendensRegan

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU Dari data yang didapat dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan persentase kelangsungan hidup larva sampai hari ke-14 pada kelompok P1, P2, dan P3. Semakin lama waktu penyinaran UV yang diberikan, maka nilai persentase kelangsungan hidup larva sampai hari ke-14 akan semakin menurun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persentase kelangsungan hidup larva sampai hari ke-14 ikan mengalami gangguan pertumbuhan akibat penyinaran UV dengan daya sebesar 30 watt. Menurut Harm 1985 dalam Tampubolon, 2007, pemberian radiasi ultraviolet dengan panjang gelombang yang tinggi, lama penyinarannya harus pendek dan sebaliknya apabila pemberian radiasi sinar ultraviolet dengan panjang gelombang yang pendek, maka lama penyinarannya harus tinggi. Panjang gelombang yang tepat dibawah sinar tampak 360 nm telah dapat mengakibatkan mutagenesis. Menurut Pai 1992, dampak mutagen yang menyebabkan penyimpangan-penyimpangan bergantung untuk sebagian pada lamanya sel-sel itu terkena pengaruh mutagen, juga oleh sifat mutagen itu.

4.3. Pengaruh Waktu Radiasi Sinar UV terhadap Morfologi Ikan Cupang Betta splendensRegan

Hasil pengamatan terhadap morfologi ikan cupang dapat dilihat pada gambar 6. Hasil yang diperoleh akibat perlakuan kontrol tanpa penyianaran UV, penyinaran UV selama 5 menit, penyinaran UV selama 10 menit dan penyinaran UV selama 15 menit menunjukkan ada persamaan dan perbedaan antara indukan dan anakan. Pada perlakuan kontrol diperoleh morfologi anakan ikan cupang yang sama dengan indukan yaitu seluruh permukaan tubuh dan siripnya berwarna merah dengan bentuk sirip halfmoon. Pada perlakuan penyinaran UV selama 5 menit didapat perbedaan morfologi anakan dengan indukan yaitu seluruh permukaan tubuh berwarna biru dan warna sirip merah kebiruan dengan bentuk sirip halfmoon dan seluruh permukaan tubuh merah dan warna sirip merah dengan bentuk sirip balok. Pada perlakuan penyinaran 10 menit diperoleh morfologi anakan yaitu seluruh permukaan tubuh berwarna albino dan warna sirip merah kombinasi putih dengan bentuk sirip butterfly dan seluruh permukaan tubuh biru Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU muda dan warna sirip biru muda dengan bentuk sirip balok. Pada perlakuan 15 menit diperoleh morfologi anakan yaitu seluruh permukaan tubuh albino dan warna sirip putih dengan bentuk sirip halfmoon dan seluruh permukaan tubuh kombinasi biru dan warna sirip biru dengan bentuk sirip halfmoon. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu radiasi sinar UV yang diberikandapat mengakibatkan perubahan fenotipe anakan ikan cupang.

A. B.

C. D.

Gambar 4.3. Pengaruh waktu radiasi sinar UV terhadap morfologi ikan cupang A. Anakan pada perlakuan kontrol; B. Anakan pada perlakuan P1; C. Anakan pada perlakuan P2; D. Anakan pada perlakuan P3 Menurut Ackerman et al. 1988, kelainan DNA yang disebabkan oleh radiasi dapat menyebabkan kelainan somatik atau genetik, tergantung pada jenis sel yang bersangkutan. Perubahan kromosom terjadi pada siklus sel terutama pada fase metaphase meiosis. Oleh karena itu sel-sel yang relatif lebih sering Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU membelah diri berpeluang lebih besar menjadi rusak oleh penyinaran. Pada dosis rendah tidak teramati terjadinya perubahan materi genetik bila sinar hanya melalui sitoplasma, dan jika hanya melalui inti maka akan kerap kali berubah dengan dosis yang tinggi. Jadi penyinaran UV ini merupakan rangsangan yang penting yang dapat merusak sel. Menurut Welsh Mogea 1982 dalam Faradilla, 2008 menyatakan bahwa dosis mutagen yang diberikan mempengaruhi kecepatan mutasi. Semakin tinggi dosis mutagen, semakin sering terjadi mutasi dan kematian gen yang tidak diharapkan. Menurut Wulansari 2008, menyatakan bahwa kematian sel terjadi bila tubuh terkena radiasi dengan dosis relatif tinggi. Bila dalam waktu yang tidak terlalu lama, tubuh tidak mampu untuk menggantikan sejumlah sel yang mengalami kematian. Pada rentang dosis yang rendah, radiasi dapat menginduksi terjadinya serangkaian perubahan pada tingkat molekuler dan seluler yang tidak menyebabkan kematian sel tetapi menyebabkan perubahan pada materi genetik sel baru yang bersifat abnormal. Menurut Gardner 1984, beberapa perubahan fenotipe harus dapat dihubungkan dengan perubahan suatu gen untuk menghasilkan mutasi yang terdeteksi, kemungkinan yang paling kecil terjadi tanpa menghasilkan beberapa penambahan fenotipe. Penambahan beberapa genotipe yang dikenal maka diubungkan dengan nampak secara langsung dari perkawinan atau hubungan dari organisme tersebut. Menurut Royal 1970, hubungan genetika dengan pigmentasi merupakan hal yang menarik. Bukti yang telah terkumpul menunjukkan adanya keberadaan beberapa mutan baru dengan gen berbeda yang ditampilkan dalam variasi warna. Varietas mutan baru memliki pigmen yang berbeda daripada jenis pigmen yang ada atau mungkin peristiwa penurunan kualitatif dalam satu pigmen yang memungkinkan ekspresi pigmen lain sebelumnya tidak bisa diamati..

4.4. Pengaruh Waktu Radiasi Sinar UV terhadap Kariotipe Ikan Cupang Betta splendensRegan