DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
c. Morfologi Ikan Cupang Betta splendensRegan
Pengamatan morfologi ikan cupang Betta splendens Regan dilakukan pada saat anakan cupang berusia ± 3 bulan. Pengamatan morfologi dilakukan di dalam
botol kaca yang meliputi warna tubuhnya, warna sirip dan bentuk siripnya.
d. Pengamatan Kariotipe
Anakan larva ikan cupang yang berusia 2 hari dan berukuran ± 1 cm diambil dan dimasukkan ke dalam beaker glass yang telah berisi 0,007 kolkisin
selama 4 jam. Setelah itu, larva dipotong dengan ukuran ± 2-3 mm dengan menggunakan pisau silet dan dimasukkan ke dalam larutan hipotonik KCl 0,4
selama 20-30 menit. Selanjutnya potongan larva dimasukkan ke dalam larutan fiksasi etanol : asam asetat = 3:1 selama 30 menit dan dilakukan sebanyak 2 kali,
kemudian potongan larva dimasukkan ke dalam lumpang dan ditetesi dengan asam asetat 50 sebanyak 2-3 tetes dan dihancurkan dengan alu sampai terbentuk
suspensi sel. Suspensi sel diambil dengan menggunakan pipet tetes dan diteteskan ke slide dengan jarak 12 cm sampai suspensi sel berbentuk seperti cincin. Slide
dikeringanginkan selama 10-15 menit. Setelah kering, slide diwarnai dengan Giemsa 15 selama 45 menit lalu dicuci dengan aquadest dan dikeringanginkan
selama 10-15 menit. Setelah itu, slide dicelupkan ke dalam xylen selama 10 menit dan ditutup dengan cover yang telah ditetesi Canada balsam dan diamati di bawah
mikroskop. Hasil yang di dapat difoto dengan menggunakan kamera digital Tolliver Robbins, 1991.
3.5. Analisis Statistik
Data yang didapat dari setiap parameter variabel pengamatan dicatat dan disusun ke dalam bentuk tabel. Data kuantitatif variabel dependen yang
didapatkan, diuji kemaknaannya terhadap pengaruh kelompok perlakuan variabel independen dengan bantuan program statistik komputer yakni program SPSS
release 13. Urutan uji untuk persentase pembuahan fertization rate dan kelangsungan hidup larva sampai 14 hari atau survival rate SR
14
diawali dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Apabila hasil uji normalitas dan uji
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
homogenitas menunjukkan p0,05 maka dilanjutkan uji sidik ragam ANOVA satu arah untuk data dengan pengamatan berulang lebih dari 2 kali atau lebih
dari 2 perlakuan. Apabila hasil uji menunjukkan p0,05 maka data tersebut ditransformasi dan dilanjutkan dengan uji non parametrik. Untuk melihat
perbedaan dari 2 perlakuan dilanjutkan uji Mann-Whitney.Jika berbeda nyata p0,05 maka dilanjutkan dengan uji analisis Post Hoc-Bonferroni taraf 5.
Sebagai sumber keragaman dari uji sidik ragam ANOVA yaitu perbedaan pengamatan kelangsungan hidup larva sampai 14 hari atau survival rate SR
14
berdasarkan perbedaan konsentrasi perlakuan yang diberikan.
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengaruh Waktu Radiasi Sinar UV terhadap Persentase Pembuahan Fertilization Rate
Dari penelitian yang telah dilakukan, didapat hasil persentase pembuahan fertilization rate dari setiap perlakuan berbeda nyata dapat dilihat pada gambar
4. Hasil analisis terhadap nilai persentase pembuahanyang tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol K sebesar 100. Sedangkan nilai persentase pembuahan yang
terendah terdapat pada perlakuan P3 dengan penyinaran UV selama 15 menit, yaitu sebesar 62,7. Sementara persentase pembuahanpada perlakuan P1 dan P2
masing-masing sebesar 85,19 dan 64,37.
Gambar 4.1. Pengaruh waktu radiasi sinar UV terhadap
persentase pembuahan FR. FR pada K sebesar 100, FR pada P
1
sebesar 85,19, FR pada P
2
sebesar 64,37 dan FRpada P
3
sebesar 62,7
Dari data yang didapat, dapat disimpulkan bahwa persentase pembuahan atau fertilization rate menurun di setiap perlakuan karena efek dari lamanya waktu
penyinaran yang diberikan. Semakin lama waktu penyinaran UV yang diberikan, maka nilai persentase pembuahan akan semakin menurun. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa telur ikan mengalami gangguan pertumbuhan akibat penyinaran UV dengan daya sebesar 30 watt.
a b
bc c
20 40
60 80
100 120
140
K P1
P2 P3
F er
tiliza tio
n Ra
te
Perlakuan
Universitas Sumatera Utara