Watak Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya

7

BAB III HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA:

PENEGAKAN HUKUM DAN PELANGGARAN

3.1. Watak Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya

Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya memuat antara lain: jaminan mengenai hak untuk bekerja Pasal 6; hak untuk jaminan sosial termasuk asuransi sosial Pasal 9; hak untuk perlindungan seluas mungkin dan bantuan untuk keluarga, ibu-ibu, anak-anak dan kaum muda Pasal 10; hak untuk memperoleh standar hidup yang memadai Pasal 11; hak untuk penikmatan suatu standar kesehatan fisik dan mental setinggi mungkin sesuai dengan kemampuan Pasal 12; hak untuk pendidikan Pasal 13 dan 14; dan hak untuk mengambil bagian dalam kehidupan kebudayaan Pasal 15. Kovenan ini dipersoalkan watak hukumnya Peter Baehr, Pieter van Dijk, Adnan Buyung Nasution, dan Leo Zwaak 2001:338-346. Masalah yang berkaitan dengan watak hukum hak ekonomi dan sosial tidak berhubungan dengan validitasnya tetapi lebih pada penerapannya. Banyak penulis berpendapat bahwa hak ekonomi dan sosial, karena wataknya juga tidak dapat diadli non-justicable dalam arti bahwa hak-hak itu tidak dapat dituntut dalam sidang pengadilan dan diberlakukan oleh hakim Martin Scheinin 2001:53. Sebagaimana telah diungkapkan dalam pendahuluan makalah ini, sebagai hak-hak positif, maka hak-hak ekonomi sosial, dan budaya tidak dapat dituntut di muka pengadilan. Misalnya, orang yang kehilangan pekerjaannya tidak dapat menuntut negara ke muka pengadilan. Berbeda dengan hak-hak sipil dan politik, sebagai hak negatif dapat dituntut di muka pengadilan. Misalnya, orang yang disiksa oleh aparatur negara dapat menuntut ke pengadilan. Artinya, tidak terdapat mekanisme penegakan hukum Dalam dinamika perkembangan pemikiran dan penerapan HAM, nampaknya pandangan tersebut ditinggalkan. Ini nampak dalam pemikiran para ahli hukum internasional sebagaimana dirumuskan dalam Prinsip-Prinsip Limburg Mengenai Pelaksanaan Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya, yang diolah lebih lanjut dalam Pedoman Maastricht Untuk Pelanggaran Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya.

3.2. Prinsip Penegakan Hukum Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya