Pelatihan Kompetensi Guru IPA: Pembuatan Bahan Ajar dan LKS
1
PEMBUATAN BAHAN AJAR DAN LKS
Desi Dahlan, M.Pd.
A. KONSEP PEMBELAJARAN IPA DI SMP
Ilmu Pengetahuan Alam IPA sebagai salah satu mata pelajaran di SMP berkaitan dengan cara mencari tahu inquiry tentang alam secara sistematis, sehingga
IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar Kemendiknas, 2007. IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan
proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar, mengajukan pertanyaan,
menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji
gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. Mata pelajaran biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. IPA diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasi. Menurut Kemendiknas 2007, mata pelajaran IPA di SMP bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya. 2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan
prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Pelatihan Kompetensi Guru IPA: Pembuatan Bahan Ajar dan LKS
2
Ruang Lingkup mata pelajaran Biologi di SMP menekankan pada fenomena alam dan penerapannya yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1. Makhluk Hidup dan
Proses Kehidupan, 2. Materi dan Sifatnya, 3. Energi dan Perubahannya, dan 4. Bumi dan Alam Semesta.
Pembelajaran IPA memiliki hakikat perencanaan atau perancangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Segala sesuatunya berarti, setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi, dan sampai sejauh mana guru dapat menggubah lingkungan, penyajian, dan perancangan
pembelajaran. Pembelajaran secara eksplisit terdiri atas kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pemilihan
pengembangan didasarkan atas kondisi pembelajaran yang ada. Siswa diharapkan tidak hanya melakukan interaksi dengan guru sebagai satu-satuya sumber belajar, namun
juga dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, pembelajaran diupayakan untuk
memusatkan perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa” dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa” Uno, 2011:84.
Pembelajaran merupakan fenomena yang kompleks. Setiap perbuatan belajar mengandung beberapa unsur yang sifatnya dinamis karena dapat menjadi lebih kuat
atau lebih lemah. Unsur-unsur dinamis dalam proses belajar terdiri dari 1 motivasi yaitu dorongan untuk belajar, 2 bahan belajar yaitu materi yang akan dipelajari, 3 alat bantu
belajar, 4 suasana belajar yaitu lingkungan fisik dan psikologis yang menunjang belajar, dan 5 kondisi subjek belajar, yaitu keadaan jasmani dan mental untuk melakukan
kegiatan belajar Hamalik, 2008:50. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat
memperoleh informasi secara cepat dan mudah dari berbagai sumber. Selama pembelajaran, siswa dibekali dengan berbagai sumber dan pengalaman belajar untuk
memperoleh, memilih, dan mengelola informasi. Untuk memperoleh pengetahuan itu, siswa harus memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif, dan
kemampuan bekerjasama yang efektif yang dikembangkan melalui pembelajaran biologi. Proses pembelajaran siswa dapat menjadi bermakna jika memberikaan kepuasan
dan kesenangan kepada siswa sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan belajarnya. Siswa dikondisikan untuk menyadari betapa pentingnya melakukan kegiatan belajar
untuk kepuasan dan kebutuhan dirinya untuk memperoleh ilmu pengetahuan sebagai modal hidupnya kelak. Guru sebagai agen pembelajaran dapat menggunakan motivasi
intrinsik dan ekstrinsik. Kedua jenis motivasi tersebut sangat terkait dengan kelancaran proses pembelajaran.
Pelatihan Kompetensi Guru IPA: Pembuatan Bahan Ajar dan LKS
3
Dalam konsep pembelajaran, motivasi berarti upaya untuk mendorong, mengerakkan, dan mengarahkan peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar
sebagai usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pemberian motivasi secara tepat memungkinkan terjadinya perkembangan bakat yang dimiliki siswa. Jika seseorang
mendapatkan motivasi yang tepat, maka dapat dilepaskan tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil yang semula tidak terduga Sagala, 2009:104.
Keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh perancangan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang berfungsi untuk memandu jalannya proses
pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang digunakan perlu disusun berdasarkan Standar Proses. Perangkat pembelajaran terdiri atas Silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP, Bahan Ajar, dan Lembar Penilaian. Ketersediaan perangkat pembelajaran yang memadai, akan membantu guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran sehingga mencapai tujuan dan sasaran belajar yang diharapkan. Silabus merupakan pedoman dalam perencanaan pengembangan pembelajaran
yang memberikan proyeksi tentang kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah penyajian silabus secara lengkap dan sistematis dikemas dalam bentuk RPP. Kegiatan pembelajaran
dalam RPP disusun dengan mengutamakan proses pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat minat peserta didik Kemendiknas, 2010. Pengembangan RPP dengan
menggunakan strategi yang tepat akan mampu mengakomodir suasana pembelajaran yang diharapkan. Komponen rencana pembelajaran yang memegang peranan penting
dari keseluruhan isi kurikulum adalah materi ajar. Guru harus mampu memilih materi ajar dari berbagai sumber belajar untuk mencapai Standar Kompetensi SK dan Kompetensi
Dasar KD yang dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran sesuai dengan prinsip pengembangannya. Untuk memudahkan guru dalam menyajikan
materi ajar dalam proses pembelajaran dan memudahkan peserta didik untuk mempelajarinya, guru perlu mengorganisasikan materi ajar yang telah dikembangkan ke
dalam bahan ajar. Bahan ajar perlu dikembangkan karena dalam Standar Isi hanya memuat materi pokok yang membutuhkan penjabaran menjadi bahan ajar lengkap. Pola
penyajian bahan ajar disesuaikan dengan model pembelajaran yang telah dipilih dalam RPP.
Namun yang sangat disayangkan kecenderungan pembelajaran biologi pada masa sekarang, peserta didik hanya mempelajari produk, menghafal konsep, teori dan hukum.
Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran yang berorientasi pada tes atau ujian, akibatnya ilmu biologi sebagai konten atau produk, proses atau metode, sikap dan
teknologi sangat jarang diaplikasikan dalam pembelajaran. Pengalaman belajar yang
Pelatihan Kompetensi Guru IPA: Pembuatan Bahan Ajar dan LKS
4
diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pembelajaran lebih bersifat teacher centered, guru hanya
menyampaikan materi sebagai produk dan peserta didik menghafal informasi faktual. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak peserta didik yang cenderung
menjadi malas berpikir secara mandiri. Cara berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum menyentuh domain afektif dan psikomotor. Alasan yang sering
dikemukakan oleh para guru adalah padatnya materi, keterbatasan waktu, sarana, lingkungan belajar dan jumlah peserta didik per kelas yang terlalu banyak. Beberapa
guru khususnya bidang studi IPA biologi masih ada yang belum mampu membuat bahan pembelajaran sendiri yang berorientasi pada kompetensi peserta didik.
Belajar merupakan komponen yang
paling vital
dalam setiap
usaha penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, sehingga tanpa proses belajar
sesungguhnya pendidikan tidak pernah ada. Hal yang sama diungkapkan Gagne dalam Sagala, 2010: 1984 belajar adalah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari
pengalaman, artinya belajar dialami oleh siswa sendiri. Senada dengan hal diatas, Hamalik 2008:36 menyatakan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman. Belajar menitikberatkan pada proses kegiatan yang didorong oleh kebutuhan yang ingin dicapai dan bukan suatu tujuan.
Pembelajaran tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga pada pada proses. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru dituntut untuk memiliki kemampuan
untuk menguasai dan memahami materi pelajaran yang diajarkannya. Guru diharapkan dapat memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran
yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa untuk belajar dengan perencanaan pembelajaran yang matang.
Pembelajaran dalam konteks KTSP dimaknai sebagai proses pengaturan lingkungan untuk menciptakan suasana belajar bagi siswa. Hal ini mengisyaratkan
bahwa dalam proses belajar mengajar siswa harus dijadikan sebagai pusat kegiatan. Pembelajaran dapat dicirikan sebagai a proses berpikir untuk menemukan
pengetahuan melalui interaksi individu dengan lingkungan; b memanfaatkan potensi otak. Otak manusia terdiri atas dua belahan yaitu otak kiri dan otak kanan yang memiliki
spesialisasi dalam kemampuan tertentu. Pendapat lain tentang otak menurut Meier, 2002; otak manusia terdiri atas 3 bagian, yaitu otak reptil, sistem limbik, dan neokorteks.
Proses pendidikan diharapkan dapat mengembangkan setiap bagian otak; dan c berlangsung sepanjang hayat Sanjaya, 2010:215-222.
Tujuan belajar adalah untuk membentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pengorganisasian lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi seseorang
memerlukan proses pembelajaran. Menurut Corey, pembelajaran adalah suatu proses
Pelatihan Kompetensi Guru IPA: Pembuatan Bahan Ajar dan LKS
5
dimana lingkungan seseorang sengaja dikelola untuk memungkinkan peserta didik turut serta dalam kondisi-kondisi tertentu yang menghasilkan respon terhadap perilaku
tertentu. Pembelajaran mempunyai dua karakteristik a melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mencatat, mendengar, namun
menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir, b membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa yang dapat
membantu untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri Sagala, 2010:61
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 1 ayat 20, menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Menurut Sisdiknas 2003, terdapat lima jenis interaksi yang dapat berlangsung dalam proses belajar dan pembelajaran yaitu:
a. interaksi antara pendidik dan peserta didik, b. interaksi dengan sesama peserta didik,
c. interaksi antara peserta didik dengan nara sumber, d. interaksi peserta didik dengan sumber belajar yang sengaja dikembangkan, dan
e. interaksi peserta didik dengan pendidik dengan lingkungan sosial dan alam.
Proses belajar mengajar memuat gagasan pokok pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan, serta gagasan paedagogis dan andragogis agar
pembelajaran tidak bersifat mekanistik. Dalam pelaksanaannya guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritasnya dalam membangun gagasan.
Guru bertanggung jawab menciptakan situasi yang menyenangkan untuk mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar.
Pembelajaran memiliki sepuluh prinsip pembelajaran, antara lain sebagai berikut Muslich, 2009:25-27:
a. berpusat pada siswa, b. belajar dengan melakukan,
c. mengembangkan kemampuan sosial, d. mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah ber-Tuhan,
e. mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, f. mengembangkan kreatifitas siswa,
g. mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi, h. menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik,
i. belajar sepanjang hayat, dan j. perpaduan kompetensi, kerja sama, dan solidaritas
Belajar merupakan suatu proses yang terprogram melalui latihan untuk memperoleh pengetahuan, kecakapan, tingkah laku dan keterampilan. Apabila suatu informasi telah
dikaitkan dengan suatu sistem pembelajaran, maka harus ditetapkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran membutuhkan proses pembelajaran, yaitu proses
komunikasi informasi yang timbul dari interaksi guru yang mengajar dan isi bahan pengajaran dengan siswa yang belajar. Dalam hal ini, peranan guru adalah menyajikan
Pelatihan Kompetensi Guru IPA: Pembuatan Bahan Ajar dan LKS
6
informasi bahan pelajaran, mengarahkan dan menuntun kegiatan belajar-mengajar siswa. Dengan demikian, peran siswa adalah sebagai penerima informasi yang
dipelajarinya sesuai dengan arahan dan tuntunan guru.
B. PEMBUATAN BAHAN AJAR DAN LKS