27
E. Alat dan Bahan
Adapun instrumen penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah : 1.
Penetuan lokasi sampling dan pengambilan data di lapangan GPS Android Altimeter offline, kantong plastik ukuran 7 kg, sekop
kecil, kertas label, penggaris, thermometer dan soil tester, 2.
Ekstraksi dan isolasi nematoda a.
Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu set penyaring
dengan ukuran 35 dan 25 µm, gelas beaker, screen nillon¸ nampan penyangga, nampan plastik, waskom, pipet, tissue, gunting tanaman,
timbangan saku digital CHQ PS 200 A, alat pengkabutan akar, mikroskop binokular, optilab, sadgewick rafter cell 1 ml, lampu spritus,
gelas preparat dan cover glass. b.
Bahan Bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu 100 cc sampel tanah yang
diambil pada tiap-tiap rizosfer gulma siam Chromolaena odorata di berbagai bentuk lahan. Akar gulma siam Chromolaena odorata
sebanyak masing-masing 3 gram, air dan FAA. 3.
Identifikasi Mikroskop binokular nikon YS 100, optilab advance, penggaris
mikro ukuran 1 DIV = 0,1 mm dan petunjuk identifikasi nematoda tanah Interactive Diagnostic Key to Plant Parasitic, Freeliving and Predaceous
28
Nematodes By UNL Nematology Lab http:nematode.unl.edu
keynemakey.htm An Illustrated Key to Nematodes Found in Fresh Water.
F. Tahapan Penelitian
Pada penelitian ini, pengambilan data terbagi atas beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Penetuan lokasi
Pemilihan dan penentuan lokasi penelitian menggunakan teknik purposive sampling pada lokasi dengan bentuk lahan karst, vulkanik, dan
pantai berpasir. Aspek yang dipertimbangkan yaitu lokasi pengambilan sampel ditemukan banyak gulma siam.
2. Pemilihan tanaman
Gulma siam yang dipilih adalah gulma siam yang pada bagian pangkal sudah berkayu dan tanaman sudah berbunga.
3. Pengukuran parameter edafik tanah
Pengukuran sampel edafik tanah meliputi pH, kelembaban, dan suhu tanah. Pengukuran pH dan kelembaban tanah dilakukan dengan
menggunakan soil tester, sedangkan untuk parameter suhu dengan menggunakan thermometer. Pengukuran parameter edfik dilakukan
sebelum melakukan pengambilan sampel tanah. 4.
Pengambilan sampel tanah Pengambilan sampel tanah dilakukan pada lima titik di lokasi
pengambilan sampel. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan
29
mengambil cuplikan tanah utuh berbentuk persegi pada area sekitar perakaran guma siam. Panjang sisi cuplikan tanah adalah 15 cm dengan
kedalaman pengambilan cuplikan 15 cm. Sampel tanah kemudian dimasukkan ke dalam plastik yang sudah diberi label. Untuk keperluan
analisis kimia tanah, sampel tanah diambil dari masing-masing sampel lima sampel sebanyak ±100 cc kemudian dikompositkan untuk selanjutnya siap
dipreparasi untuk analisis kimia sampel tanah di BPTP Maguwoharjo. 5.
Pengambilan Sampel Akar Pengambilan sampel akar dilakukan dengan mencabut akar gulma
siam, pencabutan dilakukan secara perlahan supaya akar tidak terpotong. Selanjutnya akar disimpan didalam plastik yang sudah diberi label bersama-
sama dengan sampel tanah. 6.
Ekstraksi Nematoda a.
Sampel akar Ekstraksi nematoda dari sampel akar dilakukan dengan metode
pengkabutan funnel spray. Sampel akar yang sudah dicuci, ditiriskan, dan dikeringanginkan. Sampel akar yang sudah dicuci selanjutnya
dipotong-potong 0,5 cm sedangkan akar dengan diameter besar dibelah. Setelah pemotongan akar selesai, sampel akar diambil lalu
ditimbang masing-masing 3 gram. Kemudian sampel akar dimasukkan dan diatur merata di atas kertas saring di dalam saringan. Kemudian
mangkok metode pengkabutan beserta contoh jaringan akar diletakkan ke dalam rak pengkabutan, kemudian rak pengkabutan ditutup.
30
Selanjutnya kran air pada rak pengkabutan dibuka selama 48 jam. Setelah 48 jam suspensi nematoda dalam corong gelas atau mangkok
plastik dipanen. Suspensi nematoda hasil panen tersebut kemudian dipindahkan ke dalam gelas beker untuk selanjutnya dituangkan ke
dalam botol penyimpanan utuk selanjutnya disimpan di dalam kulkas untuk diamati dihari selanjutnya.
b. Dari sampel tanah
Ekstraksi nematoda dari sampel tanah dilakukan dengan metode Whitehead Tray. Metode ini dilakukan dengan memasang screen nilon
di atas nampan penyangga dasar nampan berlubang dan di atasnya diletakkan kertas saring tissue tanpa parfum hingga permukaan
nampan penyangga tertutup. Kemudian sampel tanah dimasukkan ke dalam waskom untuk kemudian diaduk sampai merata. Sampel tanah
yang sudah diaduk merata lalu diambil 100 ml dengan menggunakan cup 100 ml dan diratakan pada permukaan kertas saring. Sampel tanah
yang sudah diratakan tadi kemudian diletakkan dalam nampan plastik. Selanjutnya nampan plastik diisi air sampai menyentuh permukaan
sampel tanah, lalu didiamkan dalam waktu 24 jam pada suhu kamar. Setelah 24 jam nampan penyangga dan kelengkapannya serta contoh
tanah diangkat dan disingkirkan. Nampan plastik yang berisi air dan nematoda suspensi nematoda dituang ke dalam gelas beaker. Air yang
sudah tercampur dengan suspensi nematoda kemudian disaring dengan saringan 35 dan 25 µm untuk mengurangi volumenya. Hasil saringan
31
lalu dituang ke dalam gelas beaker untuk kemudian dipindah ke dalam botol penyimpanan. Botol penyimpanan kemudian disimpan di dalam
kulkas untuk diamati dihari selanjutnya.
7. Pengamatan dan perhitungan nematoda
Perhitungan nematoda dilakukan secara langsung direct counting. Suspensi nematoda diambil dan dituangkan ke dalam counting dish
Sedgewick rafter cell volume 1 ml. Lalu dihitung jumlah masing-masing jenis nematoda yang terlihat dan kemudaian dikembalikan suspensi
nematoda tersebut ke dalam tempat suspensi nematoda yang tadi diambil. Langkah tersebut diulangi sebanyak tiga kali sebagai ulangan pengamatan.
Setalah selesai pengulangan, rata-rata populasi masing-masing jenis nematoda pada semua metode ekstraksi nematoda yang telah dipakai
meliputi ekstraksi tanah dan akar.
8. Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan mengambil sampel nematoda dengan menggunakan pipet untuk dipindahkan ke gelas preparat. Setelah itu
difiksasi dengan FAA sebelum diamati. Nematoda yang selesai difiksasi, kemudian ditutup dengan cover glass kemudian diamati di bawah
mikroskop. Nematoda yang ditemukan kemudian difoto menggunakan optilab dengan perbesaran mulai perbesaran 40x sampai 400x. Hasil foto
optilab kemudian dijadikan acuan untuk identifikasi nematoda dengan
32
berdasarkan pada karakteristik morfologi menggunakan petunjuk identifikasi
nematoda tanah
dari website
http:nematode.unl.edunemaID.htm
G. Teknik Pengumpulan Data