Siswa SMK sebagai Remaja
38
Sedangkan, menurut Papalia et al., 1998:30 adolescence merupakan suatu perubahan transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang melibatkan
perubahan fisik, kognitif dan psikososial. Secara psikologis,pada masa remaja mulai terjadi pencarian jati diri yang dapat dilihat dari bentuk keinginan untuk
dihargai, mencari tokoh-tokoh ideal sebagai model atau figure, dan pola pikir dalam mengambil sebuah keputusan hidupnya. Adolescents is a stage of
dilemma. At this stage, to select a prticular career is a difficult process. Career decision making is a process in which an individual takes decision about the
career.dalam Shaarma,Vandana.2014:703. Ini dapat diartikan bahwa pada masa remaja ini, individu berada pada fase dilema,pada fase ini, umumnya
remaja merasa kesulitan dalam proses memutuskan karirnya. Pada umumnya remaja dengan usia 15-18 tahun sudah dapat
mempertimbangkan nilai-nilai yang mereka miliki dalam menentukan karir, juga dikatakan bahwa terjadinya perubahan koginitf yang terjadi pada masa
remaja yakni individu sudah mulai berpikir mengenai masa depannya, ia sudah mulai berpikir sebuah karir atau pekerjaan yang nantinya akan
dijalaninya. Sama halnya dengan siswa SMK yang mulai berpikir mengenai masa depannya dengan memilih jalan karirnya dengan cara memilih jurusan
sesuai dengan kesenangan, minat, bakat dan kemampuan yang dimiliki, meski dalam kenyataannya ada beberapa remaja yang memasuki Sekolah Menengah
Kerjuruan karena adanya tuntuan ekonomi, dan adanya keinginan segera memasuki dunia kerja. Didalam dunia pendidikan peran orang tua sangat
dibutuhkan dalam menunjang akademik anak disekolah, termasuk membantu
39
individu dalam mengambil sebuah keputusan seperti keluarga memberikan pandangannya mengenai pekerjaan, agar individu dapat memperluas
wawasannya mengenai dunia kerja dan dapat menyadarkan akan faktor- faktor yang terlibat dalam pengambilan keputusan karir mereka. Pendapat
didukung pula oleh penelitian Schiefelbaum dan Simmons dalam Zuyun Nela, 2015: 3 yang menyebutkan faktor keluargalah yang sangat penting dan
paling berat dalam menentukan keinginan yang dicapai oleh siswa. Maka dari peran serta keluarga dalam membantu idividu dalam menentukan pilihan
sangatlah penting terutama dalam pengambilan keputusan karirnya. Pada siswa SMK mereka bertanggung jawab atas keputusan karirnya
dengan memutuskan jurusan apa yang mereka kehendaki yang nantinya akan membawa mereka pada tujuan karir mereka. Siswa SMK sudah memilih
karirnya lebih awal yang jauh berbeda dengan siswa SMA yang baru akan memutuskan pilihan karirnya setelah melanjutkan keperguruan tinggi. Inilah
perbedaan antara siswa SMK dengan siswa SMA, siswa SMK harus mampu berorientasi ke depan, melihat kesempatan kerja, dan harus mempersiapkan diri
untuk memasuki dunia kerja baik dari segi mental maupun dari segi material. Maka dari itu, pengambilan keputusan karir pada siswa SMK ini jauh lebih
kompleks, karena mereka harus mengambil keputusan dengan minimnya wawasan yang berhubungan dengan jurusan tersebut.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah menegah kejuruan merupakan jenjang pendidikan dimana individu mendapatkan mata
pelajaran program keahlian yang akan mengajarkan individu mengenai
40
keterampilan yang akan mendukung mereka memasuki dunia kerja. Selain itu, adanya kekhususan yang membedakan SMK dengan SMA ini membuat
seorang remaja membutuhkan dukungan yang lebih terutama dari keluarga. Dapat disimpulkan bahwa dukungan yang diberikan keluarga dapat membantu
individu dalam memperluas wawasannya mengenai dunia kerja dan membantu individu dalam menentukan keinginan yang dicapai terutma dalam hal
pemilihan karir karena adanya adanya tujuan SMK yang menyiapkan siswanya untuk memiliki keterampilan ke dunia kerja.