48
cenderung mengkonsumsi makanan kariogenik lebih atau sama dengan tiga kali sehari.
Dari hasil wawancara dengan responden diketahui bahwa sampel suka sering mengkonsumsi makanan kariogenik seperti: permen, coklat, roti, biskuit,
jajanan basah lapis, dodol, wajik, wafer. Dan biasanya sampel mengkonsumsi makanan kariogenik diluar jam makan utama waktu senggang. Anak lebih
banyak serta lebih sering makan makanan kariogenik bila dibanding orang dewasa Ismu Suwelo, 1992 : 2.
4.3.3 Kejadian Penyakit Karies Gigi
Karies gigi adalah suatu penyakit jaringan keras gigi yang bersifat kronik progresif dan disebabkan oleh aktifitas jasad renik dalam karbohidrat yang
dapat diragikan, ditandai dengan demineralisasi jaringan keras dan diikuti kerusakan zat organiknya Arief Masjoer, 2000 : 151.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel yang menderita penyakit karies gigi sebanyak 62 anak 91,18, sedangkan sampel yang tidak menderita
penyakit karies gigi sebanyak 6 anak 8,82. Hasil penelitian ini tidak jauh beda dengan penelitian widya pada anak
pra sekolah di Taman Kanak-kanak di Kecamatan Tembalang Kota Semarang didapatkan prevalensi karies gigi sebesar 86,7. Penelitian Supartinah 1978 di
Yogyakarta yang dikutip oleh Ismu Suwelo, dari tujuh lokasi penelitian didapatkan angka frekuensi karies gigi sulung anak usia 3-5 tahun sebesar 75.
49
4.3.4 Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Karbohidrat Dengan Kejadian Penyakit Karies Gigi
Berdasarkan perhitungan chi-square didapatkan bahwa ρ = 0,019 ρ
0,05 atau ada hubungan antara tingkat konsumsi karbohidrat dengan kejadian penyakit karies gigi dengan keeratan hubungan sebesar 0,273 yang artinya ada
hubungan yang rendah antara tingkat konsumsi karbohidrat dengan kejadian penyakit karies gigi.
Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang sebelumnya Kiki korleani, 2004 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat konsumsi
karbohidrat dengan kejadian penyakit karies gigi, meskipun tingkat keeratan hubungan yang diperoleh berbeda. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kiki
korleani keeratan hubungan antara tingkat konsumsi karbohidrat dengan kejadian penyakit karies gigi yaitu mempunyai hubungan yang cukup kuat 0,53.
Menurut pedoman umum gizi seimbang PUGS menganjurkan, standart konsumsi karbohidrat adalah setengah atau 50-60 dari kebutuhan energi
dan konsumsi gula sebiknya dibatasi sampai 5 dari jumlah keutuhan energi Sunita Almatsier, 2001 : 136.
Adanya hubungan antara tingkat konsumsi karbohidrat dengan kejadian penyakit karies gigi sesuai dengan pernyataan bahwa konsumsi
karbohidrat yang berlebihan akan menyebabkan produksi asam oleh bakteri menjadi lebih sering lagi, sehingga keasaman rongga mulut menjadi lebih
permanen dan semakin banyak email yang terlarut, ini menyebabkan gigi akan mudah sekali terkena karies Nursanyoto, 1992 : 26.
50
4.3.5 Hubungan Antara Frekuensi Makan Makanan Kariogenik Dengan Kejadian Penyakit Karies Gigi