46
gigi pada frekuensi makan makanan kariogenik
≥
3X sehari 1,9 lebih rendah daripada proporsi sampel yang berstatus tidak karies gigi pada frekuensi makan
makanan kariogenik 3X sehari 35,7. Berdasarkan hasil analisis menggunakan chi-square diperoleh nilai
ρ = 0,000 α 0,05 sehingga Ha yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
frekuensi makan makanan kariogenik dengan kejadian penyakit karies gigi pada anak pra sekolah di TK ABA 52 Semarang, diterima.
Berdasarkan koefisien kontingensi dapat dilihat bahwa antara frekuensi makan makanan kariogenik dengan kejadian penyakit karies gigi
mempunyai hubungan yang sedang 0,435.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Tingkat konsumsi Karbohidrat
Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara yang dilakukan terhadap responden melalui recall makanan dan minuman selama 2x24 jam.
Berdasarkan penilaian tersebut didapatkan tingkat konsumsi karbohidrat pada sampel cenderung melebihi tingkat konsumsi karbohidrat yang dianjurkan, yaitu
sebesar 60 dari kebutuhan energi yang diperlukan Sunita Almatsier, 2001 : 285.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sampel yang mempunyai tingkat konsumsi karbohidrat tinggi sebanyak 50 anak 73,53, sedangkan
sampel yang mempunyai tingkat konsumsi karbohidrat rendah sebanyak 18 anak 26,47.
47
Dari data tersebut menunjukkan bahwa pada umumnya ibu memberikan makanan yang cukup untuk anaknya. Mereka mendapat asupan karbohidrat dari
makanan pokok, makanan antara atau makanan kecil snack. Hal ini sesuai dengan pendapat Kartasaproetra dan Marsetyo 2003 : 45 yang menyatakan
bahwa bahan makanan sumber karbohidrat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan pokok, makanan antara atau makanan kecil snack.
Memakan berbagai bahan makanan yang mengandung karbohidrat hendaknya mencukupi kebutuhan sehari-hari, sebab:
1 Karbohidrat yang mencukupi kebutuhan tubuh akan menjamin terlaksananya
berbagai kegiatan sehari-hari dengan baik. 2
Bila karbohidrat melebihi kebutuhan tubuh untuk berbagai kagiatan sehari- hari, kelebihannya akan disimpan sebagai cadangan energi dalam hati dan
dalam otot dalam bentuk glikogen glikogen hati dan glikogen otot yang sewaktu-waktu diperlukan karena adanya kegiatan-kegiatan yang lebih berat
dapat segera digunakan. 3
Bila karbohidrat, kelebihannya itu meningkat terus sehari-hari maka akan terjadi pembentukan lemak sebagai akibat penyimpanan pada jaringan adipose
di bawah kulit Kartasaproetra dan Marsetyo, 2003 : 48.
4.3.2 Frekuensi Makan Makanan Kariogenik
Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara yang dilakukan kepada responden melalui kuesioner yang telah disiapkan. Berdasarkan penilaian
tersebut didapatkan frekuensi makan makanan kariogenik pada sampel, sampel
48
cenderung mengkonsumsi makanan kariogenik lebih atau sama dengan tiga kali sehari.
Dari hasil wawancara dengan responden diketahui bahwa sampel suka sering mengkonsumsi makanan kariogenik seperti: permen, coklat, roti, biskuit,
jajanan basah lapis, dodol, wajik, wafer. Dan biasanya sampel mengkonsumsi makanan kariogenik diluar jam makan utama waktu senggang. Anak lebih
banyak serta lebih sering makan makanan kariogenik bila dibanding orang dewasa Ismu Suwelo, 1992 : 2.
4.3.3 Kejadian Penyakit Karies Gigi