2.2 Motivasi kerja
2.2.1 Pengertian motivasi kerja Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang artinya dorongan
atau penggerak
16
. Menurut Hasibuan 2003:95 , motivasi berasal dari kata dasar motif, yang mempunyai arti suatu perangsang, keinginan dan daya penggerak
kemauan bekerja seseorang
17
. Sedangkan menurut Uno motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuataan yang terdapat dalam individu
18
. Jadi motivasi adalah suatu penggerak yang terdapat dalam individu yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu agar tercapai tujuan yang diharapkan. Sedangkan menurut Robbins:
“ Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh
kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual
”
19
. Kebutuhan terjadi apabila tidak ada keseimbangan antara apa yang
dimiliki dan apa yang diharapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan dan pencapaian tujuan. Dan tujuan adalah
sasaran atau hal yang ingin dicapai oleh seseorang individu. Jadi motivasi adalah suatu daya penggerak untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk
memenuhi kebutuhan individualnya.
16
David Aleixo G. 2011. Hubungan Kesejahteraan dan Motivasi kerja dengan kinerja mengajar guru SMA di Sub Distrik DOM Aleixo Distrik dili di timor leste. Salatiga : UKSW. hal.
12.
17
Malayu Hasibuan Sp. Loc.cit, hal. 95.
18
Hamzah B Uno. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara. hal. 3.
19
Stephen Robbins P. 2001. Perilaku Organisasi Jilid 1. Jogjakarta : Aditya Media. hal. 166.
Kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan suatu pekerjaan
20
. Menurut Hezberg kerja adalah suatu dorongan untuk menetukan perilaku seseorang dalam melakukan pekerjaannya
21
. Jadi kerja adalah suatu dorongan untuk melakukan aktivitas fisik dan mental dalam melakukan
pekerjaannya. Menurut Amirullah motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang
berhubungan dengan lingkungan
22
. Sedangkan menurut Uno motivasi kerja adalah dorongan dari dalam diri dan luar diri seseorang, untuk melakukan
sesuatu yang terlihat dari dimensi internal dan dimensi eksternal
23
. “ Motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada
dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar
imbalan moneter, dan imbalan non moneter yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara
negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang
dihadapi orang yang bersangkutan”.
24
Jadi motivasi kerja adalah suatu aktivitas yang mendorong seseorang meningkatkan upaya yang tinggi yang terlihat dari dimensi internal dan eksternal
untuk melakukan kegiatan fisik dan mental agar tercapai tujuan yang diharapkan secara postif dan secara negatif.
2.2.2 Teori motivasi kerja Tingkah laku manusia timbul karena adanya dorongan dari dalam dirinya.
Ketika ingin melakukan sesuatu dan mendapatan sesuatu maka seseorang akan
20
Malayu Hasibuan Sp. Op.cit, hal. 94.
21
David Aleixo G. Op.cit, hal. 14.
22
Hanafi Rindyah dan Amirullah. 2002. Pengantar Manajemen. Jogjakarta : Graha Ilmu. hal. 146.
23
Hamzah B Uno. Op.cit, hal. 71.
24
Winardi. 2002. Motivasi dan Permotivasian dalam Manajemen. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. hal. 6.
termotivasi untuk melakukannya. Ada beberapa teori yang mempengaruhi motivasi seseorang.
2.2.2.1 Teori dua faktor atau teori iklim sehat oleh Herzberg.
Herzberg berpendapat bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi seseorang dalam bekerja yaitu faktor ekstrinsik dan faktor instrinsik. Faktor
ekstrinsik hygienes adalah hubungan interpersonal antara atasan dengan bawahan, teknik supervisi, kebijakan administratif, kondisi kerja dan kehidupan
pribadi. Sedangkan faktor instrinsik motivator adalah faktor yang kehadirannya dapat menimbulkan kepuasaan kerja dan meningkatkan prestasi atau hasil kerja
individu. Dalam teori motivasi Herzberg, faktor-faktor motivasi meliputi: prestasi,
pengakuan, tanggungjawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri dan kemungkinan berkembang.
1. Prestasi achievment adalah kebutuhan untuk memperoleh prestasi di
bidang pekerjaan yang ditangani. Seseorang yang memiliki keinginan berprestasi sebagai kebutuhan
“need” dapat mendorongnya mencapai sasaran.
2. Pengakuan recoqnition adalah kebutuhan untuk memperoleh pengakuan
dari pimpinan atas hasil karyahasil kerja yang telah dicapai. 3.
Tanggung jawab responbility adalah kebutuhan untuk memperoleh tanggungjawab dibidang pekerjaan yang ditangani.
4. Kemajuan advencement adalah kebutuhan untuk memperoleh
peningkatan karier jabatan.
5. Pekerjaan itu sendiri the work it self adalah kebutuhan untuk dapat
menangani pekerjaan secara aktif sesuai minat dan bakat. 6.
Kemungkinan berkembang the possibility of growth adalah kebutuhan untuk memperoleh peningkatan karier.
Frederick Herzberg memilah herarki kebutuhan maslow menjadi kebutuhan tingkat rendah fisiologis, rasa aman, dan sosial dan kebutuhan tingkat
tinggi penghargaan dan aktualisasi diri. Herzberg mengemukakan bahwa “cara
terbaik untuk memotivasi seseorang adalah dengan memenuhi kebutuhan tingkat tingginya
25
”, hal ini dikarenakan tidak hanya kebutuhan kebutuhan fisiologis, rasa aman, dan sosial yang dapat memenuhi kebutuhan seorang karyawan, tetapi
dengan memenuhi kebutuhan tingkat tingginya seperti penghargaan yang layak atas kinerja yang dilakukan, maka akan selalu memotivasi karyawan untuk terus
mengembangkan apa yang dimilikinya. Karyawan akan selalu merasa termotivasi jika apa yang menjadi kebutuhan yang diharapkan tercapai.
2.2.2 Teori motivasi oleh David Mc. Clellaand Teori ini menyatakan bahwa karyawan mempunyai cadangan energi
potensial. Bagaimana energi dilepaskan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang. Berdasarkan teori ini, ada tiga hal yang memotivasi seseorang
yaitu kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan afiliasi, kebutuhan akan kekuasaan.
1. Kebutuhan akan prestasi, karyawan akan berusaha untuk bekerja sebaik
mungkin dan mengembangkan kreatifitas yang dimikilinya, asal diberi
25
Malayu Hasibuan Sp. Op.cit, hal. 115-116.
kesempatan. Dengan melakukan prestasi kerja yang tinggi,maka karyawan akan menyadari bahwa akan memperoleh pendapatan yang besar. Dengan
memperoleh pendapatan yang besar maka dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ada beberapa ciri kebutuhan akan prestasi: -
Kreatif, berusaha melakukan sesuatu dengan cara yang baru. Melakukan pekerjaan dengan cara kreatif dan inovatif.
- Mereka ingin mengalami keberhasilan dan perlu menerima umpan
balik dari orang lain. -
Memutuskan untuk mengambil resiko yang sedang sehingga masih ada peluang untuk berprestasi lebih baik.
- Mencapai tujuan atau tugas memberikan kepuasan pribadi yang lebih
besar daripada menerima pujian atau pengakuan. -
Bertanggung jawab yaitu berani mempertanggung jawabkan tentang apa yang telah dikerjakannya dan apabila dia gagal maka ia tidak akan
menyalahkan orang lain. 2.
Kabutuhan akan afiliasi, kebutuhan ini merupakan daya penggerak yang akan memotivasi semangat kerja seseorang. Kebutuhan akan perasaan diterima
olah orang lain dilingkungan ia tinggal dan bekerja, kebutuhan akan rasa dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya penting. Kebutuhan afiliasi
akan membuat sesorang untuk selalu mengembangkan dirinya serta memanfaatkan semua energi yang dimilikinya agar tercapainya kebutuhannya.
Ciri-ciri kebutuhan akan afiliasi :
- Lebih efektif bila melakukan pekerjaannya bersama orang lain.
- Mencari persetujuan atau kesepakatan dari orang lain
- Lebih suka bekerja bersama orang lain.
3. Kebutuhan akan kekuasaan, kebutuhan ini merupakan daya penggerak yang
memotivasi semangat kerja karyawan serta mengarahkan semua potensi yang dimiliki untuk mencapai kekuasaan atau kedudukan yang tinggi. Sifat ego
manusia dalam hal ini akan menimbulkan persaingan. Persaingan ini apabila ditumbuhkan secara sehat oleh pimpinan, maka semua karyawan akan
termotivasi untuk bekerja dengan giat. Ciri-ciri dari kebutuhan untuk kekuasaan:
- Berusaha menolong orang lain meski tidak diminta
- Sangat aktif dalam menentukan arah kegiatan
26
Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk mencapai kinerja diperlukan adanya motivasi kerja guru. Motivasi kerja yang dimaksud
adalah dorongan kebutuhan seperti yang diungkapkan Mc. Clelland. Ketiga kebutuhan ini paling relevan dalam pencapaian kinerja guru.
2.3 Kompetensi pedagogik