Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru SMK Negeri se-Kota Salatiga T1 162009041 BAB IV

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Deskripsi subyek penelitian

Subyek penelitian yang dilakukan di lakukan di tiga SMK Negeri 1 Salatiga, SMK Negeri 2 Salatiga, dan SMK Negeri 3 Salatiga yang berjumlah tujuh puluh lima orang, baik guru PNS dan GTT. Ditinjau dari jenis kelamin, jumlah responden laki-laki mempunyai prosentase sebesar 50,67% ( 37 guru ), sedangkan perempuan 49,33 ( 38 guru ). Ditinjau dari jenis kelamin dapat disimpulkan bahwa baik SMK Negeri 1 Salatiga, SMK Negeri 2 salatiga, SMK Negeri 3 salatiga mempunyai guru yang hampir sama antara laki-laki dan perempuan.

Deskripsi guru berdasarkan umur dilihat pada tebel 4.1 ( lampiran 3 ), berdasarkan pada Tabel 4.1 diketahui bahwa prosentase tertinggi berada pada kelompok umur 40-47 tahun yaitu sebesar 32%. Kelompok umur 24-31 tahun berada pada prosentase 25,33% dengan frekuensi sebanyak 19 guru, kelompok umur 32-39 tahun berada pada prosentase 29,33% dengan frekuensi sebanyak 22 guru. Kelompok umur 48-55 tahun berada pada prosentase 8% dengan frekuensi guru sebanyak 6 guru dan kelompok umur 56-59 tahun berada pada prosentase 5,33% dengan frekuensi guru sebanyak 4 guru.

Berdasarkan Tabel 4.2 ( Lampiran 3 ) terlihat bahwa sebagian besar responden memiliki masa kerja 8-15 tahun yaitu sebesar 41,33% dengan frekuensi guru sebanyak 31 guru, kelompok masa kerja 1-7 tahun dengan


(2)

prosentase 28% dengan frekuensi guru sebanyak 24 guru. Kelompok masa kerja 16-23 tahun dengan prosentase 20% dengan frekuensi guru sebanyak 15 orang. Kelompok masa kerja 24-31 dengan prosentase sebesar 8% dengan frekuensi sebanyak 6 guru. Kelompok masa kerja 32-35 dengan prosentase 2,67% dengan frekuensi guru sebanyak 2 guru.

Berdasarkan Tabel 4.3 ( Lampiran 3 ) terlihat bahwa sebagian besar responden adalah PNS yaitu sebesar 84% dengan frekuensi sebanyak 53 guru, sedangkan GTT sebesar 16% dengan frekuensi sebanyak 12 guru.

1.2 Pengujian validitas dan reliabilitas

1.2.1 Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sejauh mana ketepatan alat pengukur dapat mengungkap konsep gejala atau kejadian yang diukur. Untuk menentukan uji validitas digunakan acuan Sugiono, dinyatakan bahwa suatu item dikatakan valid jika koefisien korelasi item totalnya lebih dari atau sama dengan 0,30. Jadi jika korelasi tersebut kurang dari 0,30 maka instrumen dinyatakan tidak valid.

Tabel 4.1

Rekapitulasi 30 Item Uji Validitas Kinerja Guru dari 75 Guru SMK Negeri se-Kota Salatiga Tahun 2013

Variabel Corrected Item-Total Correlation

Keputusan

Variabel 1 Variabel 2 Variabel 3 Variabel 4

0.265 0.526 0.416 0.314

Tidak Valid Valid Valid Valid


(3)

Variabel 5 Variabel 6 Variabel 7 Variabel 8 Variabel 9 Variabel 10 Variabel 11 Variabel 12 Variabel 13 Variabel 14 Variabel 15 Variabel 16 Variabel 17 Variabel 18 Variabel 19 Variabel 20 Variabel 21 Variabel 22 Variabel 23 Variabel 24 Variabel 25 Variabel 26 Variabel 27 Variabel 28 Variabel 29 Variabel 30 0.479 0.440 0.431 0.397 0.423 0.375 -0.172 0.592 0.499 0.426 0.448 0.108 0.485 0.469 0.522 0.284 0.559 0.599 0.466 0.476 0.348 0.595 0.617 0.443 0.543 0.404 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Tabel 4.1 dapat dilihat dari 30 item intrumen variabel kinerja guru, 26 item instrumen variabel kinerja guru dinyatakan valid dan 4 item dinyatakan tidak


(4)

valid. Sesuai ketentuan uji validitas diatas, dijelaskan bahwa instrumen dapat dinyatakan valid jika instrumen memiliki koefisien korelasi diatas 0,30, sedangkan item instrumen yang memliki koefisien korelasi dibawah 0,30, maka item dinyatakan tidak valid.

Tabel 4.2

Rekapitulasi 30 Item Uji Validitas Kompetensi Pedagogik Guru dari 75 Guru SMK Negeri se-Kota Salatiga Tahun 2013

Variabel Corrected Item-Total

Correlation Keputusan Variabel 1 Variabel 2 Variabel 3 Variabel 4 Variabel 5 Variabel 6 Variabel 7 Variabel 8 Variabel 9 Variabel 10 Variabel 11 Variabel 12 Variabel 13 Variabel 14 Variabel 15 Variabel 16 Variabel 17 Variabel 18 Variabel 19 0.572 0.404 0.590 0.527 0.493 0.603 0.434 0.321 0.556 0.425 0.508 0.339 0.239 0.508 0.589 0.450 0.524 0.555 0.345 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid


(5)

Variabel 20 Variabel 21 Variabel 22 Variabel 23 Variabel 24 Variabel 25 Variabel 26 Variabel 27 Variabel 28 Variabel 29 Variabel 30 0.566 0.273 0.512 0.447 0.310 0.465 0.461 0.496 0.437 0.483 0.426 Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 30 item instrumen variabel kompetensi pedagogik, 28 item instrumen variabel kompetensi pedagogik dinyatakan valid dan 2 item dinyatakan tidak valid. Sesuai ketentuan uji validitas diatas, dijelaskan bahwa instrumen dapat dinyatakan valid jika memiliki koefisien korelasi diatas 0,30, sedangkan item instrumen yang memliki koefisien korelasi dibawah 0,30, maka item dinyatakan tidak valid.

Tabel 4.3

Rekapitulasi 30 Item Uji Validitas Motivasi Kerja Guru dari 75 Guru SMK Negeri se-Kota Salatiga Tahun 2013

Variabel Corrected Item-Total Correlation Keputusan Variabel 1 Variabel 2 Variabel 3 Variabel 4 Variabel 5 0.566 0.535 0.362 0.537 0.290 Valid Valid Valid Valid Valid


(6)

Variabel 6 Variabel 7 Variabel 8 Variabel 9 Variabel 10 Variabel 11 Variabel 12 Variabel 13 Variabel 14 Variabel 15

0.556 0.548 0.492 0.634 0.504 0.617 0.188 0.472 0.379 0.429

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid

Valid Valid

Tabel 4.3 dapat dilihat dari 15 item intrumen motivasi kerja guru, 13 item instrumen variabel motivasi kerja gurudinyatakan valid dan 2 item dinyatakan tidak valid. Sesuai ketentuan uji validitas diatas, dijelaskan bahwa instrumen dapat dinyatakan valid jika instrumen memiliki koefisien korelasi diatas 0,30, sedangkan item instrumen yang memliki koefisien korelasi dibawah 0,30, maka item dinyatakan tidak valid

1.2.2 Uji reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana keandalan suatu alat dapat digunakan lagi dalam penelitian yang sama. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat dalam tabel berikut ini:


(7)

Tabel 4.4

Hasil Perhitungan 30 Item Uji Reliabilitas Kinerja Guru dari 75 Guru SMK Negeri se-Kota Salatiga Tahun 2013

Cronbach’s Alpha Cronbach Alpha Based on Standardized Items

n of Item

0.884 0.885 30

Sumber: Hasil olah data berdasarkan angket, 2013

Berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas pada Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa koefisien korelasi dari 26 instrumen variabel kinerja guru (Y) sebesar 0,884. Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas, dapat dinyatakan bahwa intrumen variabel kinerja guru adalah reliabel. Berdasarkan interpretasi yang ditentukan pada tabel 3.12 dapat diukur tingkat reliabilitasnya bahwa hasil uji variabel kinerja guru ( Y ) berada pada kategori sangat kuat.. Hal ini telihat dari koefisien korelasi sebesar 0,884 berada pada interval koefisien antara 0,8000-1,000 artinya sangat kuat dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian.

Tabel 4.5

Hasil Perhitungan 30 Item Uji Reliabilitas Kompetensi Pedagogik Guru SMK Negeri se-Kota Salatiga Tahun 2013

Cronbach’s Alpha

Cronbach Alpha Based on Standardized Items

n of Item

0.900 0.904 30

Sumber: Hasil olah data berdasarkan angket, 2013

Berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas pada Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa koefisien korelasi dari 28 instrumen kompetensi pedagogik guru ( X1 ) sebesar 0,900. Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas, dapat dinyatakan bahwa intrumen variabel kompetensi pedagogik guru adalah reliabel. Berdasarkan interpretasi yang ditentukan pada tabel 3.12 dapat diukur tingkat


(8)

reliabilitasnya bahwa hasil uji variabel kompetensi pedagogik guru ( X1 ) berada pada kategori sangat kuat. Hal ini telihat dari koefisien korelasi sebesar 0,900 berada pada interval koefisien antara 0,8000-1,000 artinya sangat kuat dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian.

Tabel 4.6

Hasil Perhitungan 15 Item Uji Reliabilitas Motivasi Kerja Guru dari 75 Guru SMK Negeri se-Kota Salatiga Tahun 2013

Cronbach’s Alpha

Cronbach Alpha Based on Standardized Items

n of Item

0.841 0.846 15

Sumber: Hasil olah data berdasarkan angket, 2013

Berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas pada Tabel 3.1.1 diatas menunjukkan bahwa koefisien korelasi dari 13 instrumen variabel motivasi kerja guru ( X2 ) sebesar 0,841. Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas, dapat dinyatakan bahwa intrumen variabel motivasi kerja guru adalah reliabel. Berdasarkan interpretasi yang ditentukan pada tabel 3.12 dapat diukur tingkat reliabilitasnya bahwa hasil uji variabel motivasi kerja guru ( X2 ) berada pada kategori sangat kuat.. Hal ini telihat dari koefisien korelasi sebesar 0,846 berada pada interval koefisien antara 0,8000-1,000 artinya sangat kuat dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian.

1.3 Analisis pendahuluan

Analisis pendahuluan berupa analisis deskriftif yang merupakan cara menganalisa data dengan mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau


(9)

generalisasi, dengan menggunakan statistik deskriptif. Alat analisis yang dipakai pada penelitian ini adalah mean, median, standar deviasi, varians dan estimasi. 1.3.1 Kinerja guru ( Y )

Kinerja guru adalah suatu hasil kerja yang yang memiliki kuantitas dan kualitas dengan beban mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik dalam kurun waktu tertentu agar tercipta pembentukan manusia yang potensial. Dalam menentukan kinerja guru digunakan lima indikator untuk mengetahui bagaimana kinerja guru SMK Negeri se-Kota Salatiga. Penentuan indikator kinerja guru yaitu kualitas kerja guru, kecepatan kerja, inisiatif, kemampuan guru, dan komunikasi. Jumlah variabel kinerja guru yang valid sebanyak 26 item dengan 30 alternatif jawaban.

Dalam penelitian ini yang didasarkan pada distribusi kinerja guru SMK Negeri se-Kota Salatiga, memusat pada kelas interval ke-5 dan ke 6 dengan frekuensi masing – masing 19 guru, diikuti kelas interval ke-7 dengan frekuensi 14 guru, kelas interval ke-4 dengan frekuensi 9 guru, kelas interval ke-2 dengan frekuensi 8 guru, kelas interval ke-1 dengan frekuensi 4 guru.

Perhitungan tendensi pusat menunjukkan skor rat-rata 106,15. Perhitungan dispersi dalam hal ini standar deviasi sebesar 11,8. Nilai tertinggi sebesar 126 dan terendah 76. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tingkat keragaman skor kinerja guru berada dalam kategori tinggi.

Pendugaan variabel kinerja guru dengan estimasi interval pada tingkat keyakinan 95%. Ini berarti pada umumnya nilai rata-rata kinerja pada 299 guru


(10)

SMK Negeri se-Kota Salatiga bergerak dari 101,4878 ke 110,8122 dengan tingkat kesalahan 5% ( Lampiran 5 ).

1.3.2 Kompetensi pedagogik ( X1)

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran mulai dari merencanakan program belajar mengajar sampai dengan menilai hasil pembelajaran. Dalam menentukan kompetensi pedagogik guru digunakan sepeuluh indikator untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru SMK Negeri se-Kota Salatiga Jumlah kompetensi pedagogik yang valid sebanyak 28 item dengan 30 alternatif jawaban.

Dalam penelitian ini yang didasarkan pada distribusi kompetensi pedagogik guru SMK Negeri se-Kota Salatiga, memusat pada kelas interval ke-5 dengan frekuensi 21 guru, diikuti kelas interval ke-4 dengan frekuensi 16 guru, kelas interval ke-3 dengan frekuensi 14 guru, kelas interval ke-6 dengan frekuensi 11 guru, kelas iterval 2 dengan frekuensi 5 guru dan kelas interval 1 dan ke-7 dengan frekuensi masing-masing 4 guru.

Perhitungan tendensi pusat menunjukkan skor rat-rata 104,79. Perhitungan dispersi dalam hal ini standar deviasi sebesar 13,687. Nilai tertinggi sebesar 133 dan terendah 70. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tingkat keragaman skor kompetensi pedagogik guru berada dalam kategori tinggi.

Pendugaan variabel kompetensi pedagogik guru dengan estimasi interval pada tingkat keyakinan 95%. Ini berarti pada umumnya nilai rata-rata kompetensi pedagogik guru pada 299 guru SMK Negeri se-Kota Salatiga bergerak dari 99,3993 ke 110,8122 dengan tingkat kesalahan 5% ( Lampiran 5 ).


(11)

1.3.3 Motivasi kerja ( X2 )

Motivasi kerja guru adalah suatu aktifitas yang mendorong seseorang untuk meningkatkan upaya yang tinggi yang terlihat dari dimensi internal dan eksternal untuk melakukan kegiatan fisik dan mental agar tercapai tujaun yang diharapkan secara positif dan secara negatif. Dalam menentukan motivasi kerja guru digunakan tiga indikator untuk mengetahui motivasi kerja guru SMK Negeri se-Kota Salatiga. Ketiga indikator menggunakan acuan dari David Mc. Clelland yaitu kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan afiliasi dan kebutuhan akan kekuasaan. Jumlah motivasi kerja guru yang valid sebanyak 13 item dengan 15 alternatif jawaban.

Dalam Dalam penelitian ini yang didasarkan pada distribusi motivasi kerja guru SMK Negeri se-Kota Salatiga, memusat pada kelas interval ke-5 dengan frekuensi 24 guru, diikuti kelas interval ke-4 dengan frekuensi 23 guru, kelas interval ke-6 dengan frekuensi 11 guru, kelas interval ke-3 dengan frekuensi 8 guru, kelas interval ke-7 dengan frekuensi 7 guru dan kelas interval ke-1 dan ke-2 dengan frekuensi masing-masing 1 guru.

Perhitungan tendensi pusat menunjukkan skor rat-rata 55,47. Perhitungan dispersi dalam hal ini standar deviasi sebesar 6,935. Nilai tertinggi sebesar 69 dan terendah 30. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tingkat keragaman skor motivasi kerja guru berada dalam kategori tinggi.

Pendugaan variabel motivasi kerja guru dengan estimasi interval pada tingkat keyakinan 95%. Ini berarti pada umumnya nilai rata-rata kompetensi


(12)

pedagogik guru pada 299 guru SMK Negeri se-Kota Salatiga bergerak dari 52,7373 ke 58,2027 dengan tingkat kesalahan 5% ( Lampiran 5 ).

1.4 Analisis lanjut

Pada bagian ini akan disajikan hasil analisis korelasi sederhana dan korelasi berganda antara variabel kompetensi pedagogik dengan kinerja guru ( X1-Y), variabel motivasi kerja dengan kinerja guru ( X2-Y), dan variabel kompetensi pedagodik dan motivasi kerja guru dengan kinerja guru ( Y-X1,X2) yang disajikan pada Tabel berikut:

Tabel 4.7

Hasil Analisis Korelasi antara Kompetensi P

e

dagogik dan Motivasi Kerja Guru

dengan Kinerja Guru SMK Negeri se-Kota Salatiga Tahun 2013

No. Variabel N Koefisien

Korelasi

Signifikansi 1.

2. 3.

Kompetensi pedagogik

dengan kinerja guru.

Motivasi kerja guru dengan kinerja guru.

Kompetensi pedagogik guru dan motivasi kerja secara

bersama-sama dengan

kinerja guru.

75

75

75

0,691

0,768

0,699

0,000

0,000

0,000 Sumber : Hasil Olah Data Berdasarkan Angket, 2013

1.4.1 Hasil uji korelasi antara kompetensi pedagogik dengan kinerja guru

Berdasarkan hasil uji korelasi pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara kompetensi pedagogik dan kinerja mengajar guru sebesar 0,691 dengan signifikan 0,000. Berpedoman pada taraf signifikansi 5% maka diperoleh signifikansi sebesar 0,000 kurang dari 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dengan kinerja guru, semakin tinggi tingkat penguasaan


(13)

tingkat kompetensi pedagogik guru, maka akan semakin tinggi pula kinerja guru, sebaliknya semakin semakin rendah tingkat penguasaan kompetensi pedagogik guru, maka akan semakin rendah kinerja guru. Besarnya nilai koefiien korelasi sebesar 0,722 menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tergolong kuat. 1.4.2 Hasil uji korelasi antara motivasi kerja dengan kinerja guru

Berdasarkan hasil uji korelasi pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara motivasi dan kinerja mengajar guru sebesar 0,768 dengan signifikan 0,000. Berpedoman pada taraf signifikansi 5% maka diperoleh

signifikansi sebesar 0,000 kurang dari 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal

ini menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru, semakin tinggi tingkat penguasaan tingkat motivasi kerja guru, maka akan semakin tinggi pula kinerja guru, sebaliknya semakin semakin rendah tingkat motivasi kerja guru, maka akan semakin rendah kinerja guru. Besarnya nilai koefiien korelasi sebesar 0,757 menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tergolong kuat.

1.4.3 Hasil uji korelasi berganda antara kompetensi pedagogik guru dan motivasi kerja guru dengan kinerja mengajar guru

Hasil uji korelasi berganda pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara kompetensi pedagogik dan motivasi kerja dengan kinerja mengajar guru diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,699 dengan signifikansi 0,000. Berpedoman pada taraf signifkansi 5% maka diperoleh signifikansi 0,000 kurang

dari 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan secara

bersama-sama kedua variabel bebas yang digunakan memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kinerja guru. Nilai koefisien korelasi tersebut berada pada


(14)

kategori kuat. Hasil ini menunjukkan bahwa bahwa jika penguasaan kompetensi pedagogik dan motivasi kerja ada secara bersama-sama berdampak baik kepada kinerja mengajar guru.

Nilai ρ menunjukkan koefisien korelasi, yaitu kemampuan variabel bebas

menjelaskan perubahan variabel terikat. Hasil uji tabel diatas menunjukkan besarnya nilai ρ sebesar 0,699, hal ini berarti 69,9% perubahan kinerja guru ditentukan oleh perubahan komptensi pedagogik dan motivasi kerja. Selebihnya 30,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

1.5 Uji hipotesis

Analisis uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui seberapa jauah hipotesis penelitian yang telah disusun semula dapat diterima berdasarkan data yang telah dikumpulkan untuk maksud itu.

1.5.1 Uji Hipotesis Kinerja Guru

Hipotesis Statistik H0 : µ = 3

H1 : µ < 3

Setelah dilakukan perhitungan uji hipotesis dengan tekhnik satu mean, diperoleh nilai Z sebesar 0,72 sedang Z0,05 : 1,96. Berdasarkan hasil tersebut, maka diputuskan H0 ditolak dan H1 diterima. Perhitungan ini mempunyai arti bahwa hipotesis yang menyatakan kinerja guru SMK Negeri se-Kota Salatiga rendah ditolak pada tingkat signifikansi 0,05.

1.5.2 Uji hipotesis kompetensi pedagogik dengan kinerja guru


(15)

H0 : ρ = 0 H1 : ρ > 0

Setelah dilakukan uji hipotesis, didapat korelasi sebesar = 0,691. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel kompetensi pedagogik dengan kinerja guru dengan tingkat hubungan tinggi karena angka korelasinya berkisar antara ( 0,600-0,699 ). Berdasarkan hasil tersebut maka diputuskan untuk menolak H0 dan menerima H1. Perhitungan ini bermakna bahwa ada hubungan positif signifikan antara kompetensi pedagogik

dengan kinerja guru dapat diterima pada tingkat signifikan ρ = 0,05.

1.5.3 Uji hipotesis motivasi kerja guru dengan kinerja guru

Hipotesis statistik H0 : ρ = 0

H1 : ρ > 0

Setelah dilakukan uji hipotesis, didapat korelasi sebesar = 0,768. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel motivasi kerja guru dengan kinerja guru dengan tingkat hubungan tinggi karena angka korelasinya berkisar antara ( 0,600-0,699 ). Berdasarkan hasil tersebut

maka diputuskan untuk menolak H0 dan menerima H1. Perhitungan ini bermakna

bahwa ada hubungan positif signifikan antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru dapat diterima pada tingkat signifikan ρ = 0,05.

1.5.4 Uji hipotesis kompetensi pedagogik dan motivasi kerja dengan kinerja

guru


(16)

H0 : ρ = 0 H1 : ρ > 0

Setelah dilakukan uji hipotesis, didapat korelasi sebesar = 0,699. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel kompetensi pedagogik dan motivasi kerja guru secara bersama-sama dengan kinerja guru dengan tingkat hubungan tinggi karena angka korelasinya berkisar antara ( 0,600-0,699 ). Berdasarkan hasil tersebut maka diputuskan untuk menolak

H0 dan menerima H1. Perhitungan ini bermakna bahwa ada hubungan positif

signifikan antara kompetensi pedagogik dan motivasi kerja guru secara

bersama-sama dengan kinerja guru dapat diterima pada tingkat signifikan ρ = 0,05.

1.6 Pembahasan

1.6.1 Kinerja guru SMK Negeri se-Kota Salatiga

Berdasarkan hasil analisis pendahuluan terhadap 90 sampel guru SMK Negeri se-Kota Salatiga, ternyata didapatkan hasil analisa bahwa kinerja guru tinggi. Hasil analisis pendahuluan juga diperkuat dengan uji hipotesis yang menyatakan bahwa kinerja guru rendah ditolak dengan tingkat signifikansi 0,05.

Tingginya kinerja guru tersebut berkaitan dengan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar guru mampu menguasai materi dan mampu menggunakan metode pembelajaran yang membuat siswa mampu menerima materi yang disampaikan oleh guru. Tingginya kinerja guru juga dipengaruhi karena guru mempunya inisiatif, guru selalu berfikir positif dalam melakukan kegiatannya agar hasil kerja yang didapat lebih baik. Guru


(17)

selalu berusaha untuk membuat kreatifitas dalam kegiatan belajar mengajar, dan berusaha mencapai target yang diberikan oleh kepala sekolah.

Kinerja guru juga sangat dipengaruhi oleh guru dalam mengelola waktu. Guru selalu berusaha untuk datang awal, dan berusaha untuk tidak telat ketika akan memulai kegiatan belajar mengajar. Guru juga memanfaatkan waktu luang sebaik mungkin untuk mengevaluasi kegiatan belajar mengajar. Tingginya kinerja guru juga dipengaruhi oleh kualitas hasil kerja yang diperoleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini dibuktikan dengan pemahaman siswa dalam menerima materi yang diberikan oleh guru, dan pencapaian prestasi yang diharapkan oleh guru. Komunikasi juga merupakan hal yang menentukan kinerja guru. Dengan baiknya komunikasi yang dimiliki oleh guru, maka mutu penyampaian matei yang diberikan dapat sampai kepada siswa, dan dengan komunikasi yang baik maka guru dapat menguasai keadaan kelas.

Selain hal tersebut diatas, tingginya kinerja guru juga dapat dipengaruhi oleh adanaya motivasi yang tinggi dari guru. Menurut Herzberg cara terbaik untuk memotivasi seseorang adalah dengan cara memenuhi kebutuhan tingkat tinnginya1. Guru di SMK Negeri merasa termotivasi ssehingga hasil kerja yang didapat juga tinggi. Selain motivasi kerja guru mempengaruhi tingginya kinerja guru, penguasaan kompetensi pedagogik guru jugan mempengaruhi kinerja guru. Karena dengan mampu menguasai kompetensi pedagogik mulai dari merencanakan pembelajaran sampai mengevaluasi pembelajaran maka guru dalam


(18)

melakukakn kegiatan belajar mengajar akan baik. Semakin baik penguasaan kompetensi pedagogik guru maka akan semakin tinggi pula kinerja guru.

1.6.2 Hubungan kompetensi pedagogik dengan kinerja guru SMK Negeri se-Kota Salatiga

Dari hasil uji statistik yang ditunjukkan pada Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa koefisien korelasi antara kompetensi pedagogik dan kinerja guru sebesar 0.6912 pada signifikan 0,000. Hal ini mengandung arti bahwa ada hubungan positif signifikan antara kompetensi pedagogik dengan kinerja guru. Hasil uji juga menunjukkan bahwa ada hubungan yang tinggi antara kompetensi pedagogik guru dengan kinerja mengajar guru. Tingginya kompetensi pedagogik guru ditentukan oleh guru mampu mengelola pembelajaran mulai dari merencakanan program belajar mengajar sampai dengan menilai hasil pembelajaran dengan baik. Kompetensi pedagogik memiliki hubungan yang tinggi terhadap kinerja guru di SMK Negeri 1 Salatiga, SMK Negeri 2 Salatiga, SMK Negeri 3 Salatiga. Hasil analisa ini sama dengan di lapangan bahwa guru telah melaksanakan kompetensi pedagogik dengan baik, mulai dari merancang dan merencanakan program pembelajaran, mengembangkan program pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran. Guru selalu melakukan persiapan sebelum melakukan kegiatan belajar sehingga guru mampu menguasai materi dan mampu menyampaikan materi secara baik. Dari hasil pengamatan di lapangan pula untuk mengembangkan kompetensi pedagogik guru, sebagian guru melakukan penelitian dan mengikuti seminar-seminar pendidikan untuk mengembangkan kompetensi pedagogiknya.


(19)

Berdasarkan deskripsi data, rata-rata guru memiliki skor kompetensi pedagogik pada kategori sedang. Hal ini berarti sebagian guru telah mampu menguasai kompetensi pedagogik guru, sehingga sebagian guru harus mampu untuk mengembangkan kompetensi pedagogik yang dimilikinya. Jika kompetensi pedagogik guru tinggi maka sejalan dengan Undang Undang No. 14 Tahun 2005 bahwa guru harus mampu menguasai empat kompetensi pedagogik guru salah satunya kompetensi pedagogik agar dapat dikatakan sebagai guru profesioanal. 1.6.3 Hubungan motivasi kerja guru dengan kinerja guru SMK Negeri

se-Kota Salatiga

Dari hasil uji statistik sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.7 diketahui koefisien korelasi antara motivasi kerja dan kinerja guru sebesar 0.768 pada signifikan 0,000.. Hal ini mengandung arti bahwa ada hubungan positif signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru. Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi motivasi kerja, maka meningkat pula kinerja guru. Meningkatnya motivasi guru diakibatkan terpenuhinya kebutuhan guru akan kebutuhan prestasi, hal ini dikarenakan adanya pengakuan dari kepala sekolah dan sesama guru akan prestasi yang dimiliki guru, sehingga guru memiliki motivasi yang tinggi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, motivasi yang tinggi juga dikarenakan adanya kemajuan untuk meningkatkan karir dan tanggung jawab guru untuk melaksanakan bidang yang ditangani.

Berdasarkan deskripsi data, rata-rata motivasi kerja guru berada pada kategori tinggi. Tingginya motivasi guru dikarenakan guru merasa terpenuhi dengan apa yang dibutuhkan. Guru yang memiliki motivasi tinggi akan memiliki


(20)

keyakinan yang kuat bahwa guru mampu melaksanakan tugasnya sebagai pengajar. Guru mempunyai perasaan mampu untuk menyelesaikan tugas-tugas dan berusaha mengatasi hambatan-hambatan tanpa harus menunggu perintah dari atasan.

Sejalan dengan pendapat winardi bahwa motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan imbalan non moneter yang berpengaruh pada kinerjanya secara positif atau negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang

dihadapi orang yang bersangkutan.2 Guru yang melakukan pekerjaan dengan

memiliki motivasi yang tinggi maka guru akan memberikan kinerja yang tinggi pula. Guru akan termotivasi jika guru diberi kesempatan untuk selalu mengembangkan prestasi yang di milikinya. Guru juga akan memiliki motivasi yang tinggi apabila di dalam lingkungan kerja di akui oleh sesama rekannya. Hal ini terjadi karena guru merasa diakui oleh guru lain dan selain itu guru merasa pekerjaannya dihargai oleh orang lain.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh puspitasari terhadap guru di SMK 1 Magelang, yang menyatakan adanya hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru dengan koefisien korelasi sebesar rxy= 0, 721 pada taraf signifikansi 1%.


(21)

1.6.4 Hubungan antara kompetensi pedagogik dan motivasi kerja dengan kinerja guru SMK Negeri se-Kota Salatiga

Dari hasil uji statistik sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.7 diketahui koefisien korelasi antara kompetensi pedagogik dan motivasi kerja dengan kinerja guru sebesar 0.699 pada probabilitas 0,000. Hal ini mengandung arti bahwa ada hubungan positif signifikan antara kompetensi pedagogik dan motivasi secara bersama – sama dengan kinerja guru. Kompetensi pedagogik dan motivasi kerja dengan kinerja guru berada pada kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan bahwa guru mampu menguasai kompetensi pedagogik yang tinggi serta memiliki motivasi yang tinggi pula untuk meningkatkan kinerjanya.

Sejalan dengan pendapat Silberman bahwa kinerja guru dapat diukur dengan lima sub konsep yaitu tanggung jawab guru dalam mencapai tujuan bersama, percaya diri yang menyangkut tumbuh dan berkembangnya motivasi internal dalam melaksanakan pekerjaan, kompetensi dalam melaksanakan tugasnya, kondisi yang menyangkut situasi dan kondisi di sekolah yang memungkinkan guru dapat meningkatkan prestasi, dan komunikasi mengenai

adanya hubungan yang harmonis antara sesama warga di sekolah3. Pendapat lain

dikemukakan oleh Mitchell Terence bahwa kinerja guru mencakup lima aspek dominan yaitu kualitas kerja, kecepatan kerja, inisiatif, kemampuan, dam motivasi4.

Sesuai dengan pendapat diatas maka dapat dijelaskan banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Variabel kompetensi pedagogik dan motivasi kerja

3 Matheos Lalep. Loc.Cit, hal. 10. 4 Alpres Tjuana. Loc.Cit, hal. 33.


(22)

guru merupakan bagian dari faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Kedua veriabel tersebut dapat menjelaskan bahwa 69,9% perubahan kinerja guru, sedangkan hubungan lain masih dominan memmpengaruhi kinerja guru yaitu sebedar 30,1%.


(1)

selalu berusaha untuk membuat kreatifitas dalam kegiatan belajar mengajar, dan berusaha mencapai target yang diberikan oleh kepala sekolah.

Kinerja guru juga sangat dipengaruhi oleh guru dalam mengelola waktu. Guru selalu berusaha untuk datang awal, dan berusaha untuk tidak telat ketika akan memulai kegiatan belajar mengajar. Guru juga memanfaatkan waktu luang sebaik mungkin untuk mengevaluasi kegiatan belajar mengajar. Tingginya kinerja guru juga dipengaruhi oleh kualitas hasil kerja yang diperoleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini dibuktikan dengan pemahaman siswa dalam menerima materi yang diberikan oleh guru, dan pencapaian prestasi yang diharapkan oleh guru. Komunikasi juga merupakan hal yang menentukan kinerja guru. Dengan baiknya komunikasi yang dimiliki oleh guru, maka mutu penyampaian matei yang diberikan dapat sampai kepada siswa, dan dengan komunikasi yang baik maka guru dapat menguasai keadaan kelas.

Selain hal tersebut diatas, tingginya kinerja guru juga dapat dipengaruhi oleh adanaya motivasi yang tinggi dari guru. Menurut Herzberg cara terbaik untuk memotivasi seseorang adalah dengan cara memenuhi kebutuhan tingkat tinnginya1. Guru di SMK Negeri merasa termotivasi ssehingga hasil kerja yang didapat juga tinggi. Selain motivasi kerja guru mempengaruhi tingginya kinerja guru, penguasaan kompetensi pedagogik guru jugan mempengaruhi kinerja guru. Karena dengan mampu menguasai kompetensi pedagogik mulai dari merencanakan pembelajaran sampai mengevaluasi pembelajaran maka guru dalam


(2)

melakukakn kegiatan belajar mengajar akan baik. Semakin baik penguasaan kompetensi pedagogik guru maka akan semakin tinggi pula kinerja guru.

1.6.2 Hubungan kompetensi pedagogik dengan kinerja guru SMK Negeri se-Kota Salatiga

Dari hasil uji statistik yang ditunjukkan pada Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa koefisien korelasi antara kompetensi pedagogik dan kinerja guru sebesar 0.6912 pada signifikan 0,000. Hal ini mengandung arti bahwa ada hubungan positif signifikan antara kompetensi pedagogik dengan kinerja guru. Hasil uji juga menunjukkan bahwa ada hubungan yang tinggi antara kompetensi pedagogik guru dengan kinerja mengajar guru. Tingginya kompetensi pedagogik guru ditentukan oleh guru mampu mengelola pembelajaran mulai dari merencakanan program belajar mengajar sampai dengan menilai hasil pembelajaran dengan baik. Kompetensi pedagogik memiliki hubungan yang tinggi terhadap kinerja guru di SMK Negeri 1 Salatiga, SMK Negeri 2 Salatiga, SMK Negeri 3 Salatiga. Hasil analisa ini sama dengan di lapangan bahwa guru telah melaksanakan kompetensi pedagogik dengan baik, mulai dari merancang dan merencanakan program pembelajaran, mengembangkan program pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran. Guru selalu melakukan persiapan sebelum melakukan kegiatan belajar sehingga guru mampu menguasai materi dan mampu menyampaikan materi secara baik. Dari hasil pengamatan di lapangan pula untuk mengembangkan kompetensi pedagogik guru, sebagian guru melakukan penelitian dan mengikuti seminar-seminar pendidikan untuk mengembangkan kompetensi pedagogiknya.


(3)

Berdasarkan deskripsi data, rata-rata guru memiliki skor kompetensi pedagogik pada kategori sedang. Hal ini berarti sebagian guru telah mampu menguasai kompetensi pedagogik guru, sehingga sebagian guru harus mampu untuk mengembangkan kompetensi pedagogik yang dimilikinya. Jika kompetensi pedagogik guru tinggi maka sejalan dengan Undang Undang No. 14 Tahun 2005 bahwa guru harus mampu menguasai empat kompetensi pedagogik guru salah satunya kompetensi pedagogik agar dapat dikatakan sebagai guru profesioanal.

1.6.3 Hubungan motivasi kerja guru dengan kinerja guru SMK Negeri se-Kota Salatiga

Dari hasil uji statistik sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.7 diketahui koefisien korelasi antara motivasi kerja dan kinerja guru sebesar 0.768 pada signifikan 0,000.. Hal ini mengandung arti bahwa ada hubungan positif signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru. Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi motivasi kerja, maka meningkat pula kinerja guru. Meningkatnya motivasi guru diakibatkan terpenuhinya kebutuhan guru akan kebutuhan prestasi, hal ini dikarenakan adanya pengakuan dari kepala sekolah dan sesama guru akan prestasi yang dimiliki guru, sehingga guru memiliki motivasi yang tinggi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, motivasi yang tinggi juga dikarenakan adanya kemajuan untuk meningkatkan karir dan tanggung jawab guru untuk melaksanakan bidang yang ditangani.

Berdasarkan deskripsi data, rata-rata motivasi kerja guru berada pada kategori tinggi. Tingginya motivasi guru dikarenakan guru merasa terpenuhi dengan apa yang dibutuhkan. Guru yang memiliki motivasi tinggi akan memiliki


(4)

keyakinan yang kuat bahwa guru mampu melaksanakan tugasnya sebagai pengajar. Guru mempunyai perasaan mampu untuk menyelesaikan tugas-tugas dan berusaha mengatasi hambatan-hambatan tanpa harus menunggu perintah dari atasan.

Sejalan dengan pendapat winardi bahwa motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan imbalan non moneter yang berpengaruh pada kinerjanya secara positif atau negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan.2 Guru yang melakukan pekerjaan dengan memiliki motivasi yang tinggi maka guru akan memberikan kinerja yang tinggi pula. Guru akan termotivasi jika guru diberi kesempatan untuk selalu mengembangkan prestasi yang di milikinya. Guru juga akan memiliki motivasi yang tinggi apabila di dalam lingkungan kerja di akui oleh sesama rekannya. Hal ini terjadi karena guru merasa diakui oleh guru lain dan selain itu guru merasa pekerjaannya dihargai oleh orang lain.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh puspitasari terhadap guru di SMK 1 Magelang, yang menyatakan adanya hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru dengan koefisien korelasi sebesar rxy= 0, 721 pada taraf signifikansi 1%.


(5)

1.6.4 Hubungan antara kompetensi pedagogik dan motivasi kerja dengan kinerja guru SMK Negeri se-Kota Salatiga

Dari hasil uji statistik sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.7 diketahui koefisien korelasi antara kompetensi pedagogik dan motivasi kerja dengan kinerja guru sebesar 0.699 pada probabilitas 0,000. Hal ini mengandung arti bahwa ada hubungan positif signifikan antara kompetensi pedagogik dan motivasi secara bersama – sama dengan kinerja guru. Kompetensi pedagogik dan motivasi kerja dengan kinerja guru berada pada kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan bahwa guru mampu menguasai kompetensi pedagogik yang tinggi serta memiliki motivasi yang tinggi pula untuk meningkatkan kinerjanya.

Sejalan dengan pendapat Silberman bahwa kinerja guru dapat diukur dengan lima sub konsep yaitu tanggung jawab guru dalam mencapai tujuan bersama, percaya diri yang menyangkut tumbuh dan berkembangnya motivasi internal dalam melaksanakan pekerjaan, kompetensi dalam melaksanakan tugasnya, kondisi yang menyangkut situasi dan kondisi di sekolah yang memungkinkan guru dapat meningkatkan prestasi, dan komunikasi mengenai adanya hubungan yang harmonis antara sesama warga di sekolah3. Pendapat lain dikemukakan oleh Mitchell Terence bahwa kinerja guru mencakup lima aspek dominan yaitu kualitas kerja, kecepatan kerja, inisiatif, kemampuan, dam motivasi4.

Sesuai dengan pendapat diatas maka dapat dijelaskan banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Variabel kompetensi pedagogik dan motivasi kerja

3 Matheos Lalep. Loc.Cit, hal. 10. 4 Alpres Tjuana. Loc.Cit, hal. 33.


(6)

guru merupakan bagian dari faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Kedua veriabel tersebut dapat menjelaskan bahwa 69,9% perubahan kinerja guru, sedangkan hubungan lain masih dominan memmpengaruhi kinerja guru yaitu sebedar 30,1%.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru SMK Negeri se-Kota Salatiga T1 162009041 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru SMK Negeri se-Kota Salatiga T1 162009041 BAB II

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru SMK Negeri se-Kota Salatiga T1 162009041 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru SMK Negeri se-Kota Salatiga

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru SMK Negeri se-Kota Salatiga

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Teknologi Informasi terhadap Kinerja Kompetensi Pedagogik Guru SMK Saraswati Salatiga

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru BK SMA, SMK, MAN Se-Kota Salatiga T1 132010046 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru BK SMA, SMK, MAN Se-Kota Salatiga T1 132010046 BAB IV

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kesejahteraan Guru dengan Kinerja Guru BK di SMP Se-Kota Salatiga T1 132010121 BAB IV

0 0 8

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMA Negeri 3 Salatiga T1 BAB IV

0 0 10