Pengertian Kurs Tesis Lengkap Early Ridho Kismawadi 211042364

permintaan terhadap dolar amerika dipengaruhi oleh banyaknya permintaan barang dan jasa buatan amerika serikat, semakin banyak permintaan barang dan jasa buatan amarika serikat maka semakin besar pula permintaan dolar amerika. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi nilai tukar suatu negara dengan negara lain adalah tingkat inflasi, inflasi menggambarkan harga barang yang ada disuatu negara, besarnya inflasi berpengaruh terhadap harga barang disebabkan karena biaya modal yang digunakan untuk memproduksi semakin besar hal ini disebabkan jika inflasi naik maka untuk mengimbanginya maka bank sentral akan manaikkan suku bunga, dengan naikknya suku bunga maka modal yang diperoleh dari pinjaman dari bank akan berakibat naiknya pula bunga yang harus dibayarkan, selain itu inflasi yang relatif tinggi di suatu negara akan mengakibatkan import barang dari negara dengan inflasinya relatif lebih rendah dikarenakan harga yang relatif lebih murah dibandingkan harga barang di suatu negara dengan inflasi yang relatif lebih tinggi, permintaan import ini menyebabkan kebutuhan terhadap mata uang negara pengekspor naik. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi nilai tukar adalah tingkat bunga, tingkat bunga deposit secara teoritis mencerminkan tingkat keuntungan riil ditambah dengan tingkat keuntungan premi resiko, yang dimaksud dengan premi resiko adalah tingkat keuntungan untuk menutupi resiko inflasi, rasio likuiditas, dan resiko-resiko lainnya. 66 Dengan demikian besar bunga deposit harus lebih tinggi dari besarnya inflasi. Sebagai contoh jika inflasi di indonesia sebesar 7 maka tingkat bunga 66 R Agus Sartono, Manajeman Keuangan Internasional, h. 20 secara teoritis harus diatas 7 . sementara itu apabila tingkat inflasi di amerika sebesar 5 maka tingkat bunga deposito harus diatas 5, namun jika pada kenyataanya tingkat bunga di indonesia hanya 7 maka keuntungan rill penabung di indonesia mengalami penurunan, jika ini terjadi maka pemilik modal tentunya akan lebih memilih untuk menanamkan modalnya dalam bentuk dolar amerika, akibat permintaan dolar amerika yang meningkat, karena para pemilik modal menukarkan uangnya kedalam bentuk dolar maka rupiah akan terdepresiasi terhadap dolar amerika serikat, hal sebaliknya jika keuntungan deposito amerika lebih rendah dari indonesia makan rupiah akan terapresiasi terhadap dolar amerika serikat. Faktor keempat adalah pengharapan pasar atau market expectation atas kondisi dimasa datang. Pengharapan yang diaksud adalah inflasi, jika pasar berpengharapan inflasi tingginaik maka pemilik modal akan membelanjakanditukarkan dalam bentuk mata uang yang relatif lebih stabil, pemilihan mata uang tertentu yang dianggap lebih stabil itu akan meningkatkan permintaan terhadap mata uang tersebut. Selain itu reputasi bank sentral juga dipandang sebagai faktor penting yang berpengaruh terhadap stabilitas nilai tukar, independensi atau kebebasan dari campur tangan pemerintah mencerminkan kredibilitas suatu bank sentral. Hal ini menentukan apakah suatu bank sentral akan mengendalikan inflasi atau sebaliknya justru melonggarkan, hal ini berimplikasi jika ekonomi dilonggarkan maka tingkat bunga akan turun dengan harapan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan pengangguran, namun jika terlalau expansif, maka ancaman inflasi akan datang dan berarti akan terjadi penurunan nilai tukar terhadap mata uang lain. Faktor terakhir yang mempengaruhi nilai tukar adalah intervensi bank sentral di pasar valuta asing. Bank sentral sebgai pengendali sistem pembayaran mempunyai suatu mekanisme pengendalian, bank sentral dapat melakukan intervensi dengan mekanisme suku bunga maupun opersi pasar. Apabila bank sentral beranggapan depresiasi rupiah terlalu dalam makan bank sentral dapat melakukan intervensi dengan menjual mata uang yang membuat rupiah terdepresiasi, atau menaikkan tingkat bunga, sebaliknya jika bank sentral ber anggapan rupiah mengalami apresiasi terlalu tinggi maka bank sentral akan membeli mata uang yang menyebabkan apresiasi rupiah tersebut atau menurunkan tingkat bunga dalam rangka menstabilkan nilai tukar. Peningkatan produktifitas antarnegara juga akan menyebabkan harga-harga lebih rendah, akibatnya permintaan import terhadap produk atau jasa akan naik dan pada akhirnya menyebabkan nilai tukar mata uang cendrung terapresiasi.

H. Kinerja Saham

Secara umum pergerakan harga saham berbanding lurus dengan kinerja perusahaan. Jika kinerja perusahaan bagus laba tinggi biasa harga sahamnya naik. Dan sebaliknya, jika kinerja memburuk laba rendah atau bahkan rugi biasanya harga saham turun. Namun demikian dalam prakteknya bisa berbeda salah satu penyebabnya adalah spekulasi. Secara umum harga saham biasa bergerak akibat adanya demand dan supply. Jika permintaan tinggi pembeli lebih banyak dari