Penduduk dan MataPencaharian TINJAUAN PUSTAKA

20

5.2. Penduduk dan MataPencaharian

Besar kecilnya pertumbuhan penduduk di suatu daerah dipengaruhi oleh besarnya angka kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Jumlah penduduk Kabupaten Badung pada tahun 2002 sebanyak 342.013 orang yang terdiri atas 171.166 orang laki-laki dan 170.847 orang perempuan dengan seks ratio 100,19 serta kepadatan penduduk 817 jiwa per kilometer persegi. Jumlah penduduk Kabupaten Badung yang dirinci per kecamatan disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah penduduk Kabupaten Badung dirinci per kecamatan Kecamatan Luas wilayah Km 2 Jumlah penduduk orang Jumlah KK Kepadatan per Km 2 Laki-laki Perempuan Kuta Selatan 101,13 29.188 28.658 12.491 572 Kuta 17,52 16.712 16.025 6.858 1.869 Kuta Utara 33,86 26.204 25.891 10.893 1.539 Mengwi 82,00 48.901 49.696 22.739 1.202 Abiansemal 69,01 36.745 37.228 18.543 1.072 Petang 115,00 13.416 13.349 6.656 233 Kab. Badung 418,52 171.166 170.847 78.180 817 Sumber: Badung dalam angka 2002. 21 Perkembangan penduduk Kabupaten Badung disajikan pada Tabel 5. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa penduduk Kabupaten Badung semakin bertambah dalam delapan tahun terakhir. Hal ini disebabkan karena fertilitas masyarakatmeningkat, mortalitas turun karena sarana dan prasarana kesehatan sudah semakin canggih, kesadaran masyarakat akan sanitasi meningkat, dan sebagainya. Tabel 5. Perkembangan penduduk di Kabupaten Badung selama delapan tahun terakhir Tahun Jumlah penduduk orang Laki-laki Perempuan Jumlah 1995 141.490 141.058 282.548 1996 143.667 143.256 286.923 1997 145.644 145.233 290.877 1998 147.292 146.672 293.964 1999 152.613 151.223 303.836 2000 158.401 159.663 345.863 2001 163.669 163,537 327.206 2002 171.166 170.847 342.013 Sumber: Badung dalam angka 2002. Komposisi penduduk di Kabupaten Badung yang dirinci menurut kelompok umur tertentu yaitu kelompok umur yang masih produktif 15-64 tahun dan kelompok umur tidak produktif di bawah 14 tahun dan di atas 64 tahun disajikan pada Tabel 6. Dalam Tabel 6 tersebut dapat dilihat bahwa distribusi penduduk di Kabupaten Badung mayoritas berada dalam kelompok umur 22 produktif yaitu kelompok umur 15 s.d 64 tahun. Hal mi terkait dengan mudah tidaknya masyarakat menerima inovasi baru, tingkat mobilitas, motivasi kerja, produktivitas, dan sebagainya. Tabel 6. Komposisi penduduk di Kabupaten Badung data sensus tahun 2000 Klp. Umur Thn Jumlah Penduduk orang .14 15-64 64 80.036 248.298 17.529 Jumlah 345.863 Sumber: Badung dalam angka 2002. Bali sebagai daerah tujuan wisata dunia terutama Kabupaten Badung merupakan tempat yang potensial untuk dituju oleh migran dari Iuar daerah. Sektor pariwisatajasa di kawasan ini mempunyai daya tarik yang cukup tinggi, untuk menarik para migran yang ingin mengadu nasibnya. Di Kabupaten Badung tersedia berbagai ragam lapangan pekerjaan dari tingkat yang terendah tidak memerlukan keterampilan khusus sampai yang profesional. Hal ini memperkuat pendapat berbagai kalangan yang menyebutkan pulau Bali sebagai gadis cantik yang memikat yang dirindukan banyak orang namun si gadis tidak hanya dilirik tetapi menjadi rebutan dengan berbagai macam kepentingan. Distribusi penduduk 23 di Kabupaten Badung menurut lapangan pekerjaan tahun 2001, dan 2002 disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Distribusi penduduk Kabupaten Badung berdasarkan lapangan pekerjaan hasil Susenas tahun 2001 dan 2002 Jenis pekerjaan Persentase tenaga kerja Tahun 2001 Tahun 2002 Pertanian 14,71 17,58 Pertambangan dan penggalian 0,37 0,07 Industri 34,17 11,27 Listrik, gas, dan air 0,06 0,23 Bangunan 14,55 12,52 Dagang, hotel, dan restoran 29,93 35,52 Pengangkutan dan komunikasi 6,73 6,21 Keuangan dan asuransi 3,36 2,76 Jasa kemasyarakatan 16,22 13,61 Lainnya 0,00 0,24 Sumber: Badung dalam angka 2002. Dalam label 7 di alas dapat dilihat bahwa sektor pertanian menyerap tenaga kerja yang paling besar dibanding dengan sektor-sektor lainnya. Hal ini bisa diterima karena negara kita adalah negara agraris dan tenaga kerja yang 24 bekerja di sektor pertanian tidak memerlukan keterampilan khusus; ditambah lagi dengan adanya krisis moneter yang dimulai tahun 1997 menyebabkan tenaga kerja yang kena PHK terpaksa mau tidak mau mereka kebanyakan sebagai petani. Kalau dilihat dari kontribusi berbagai sektor terhadap PDRB ternyata kontribusi dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran memberi andil yang paling tinggi yaitu 48,08 kemudian sektor angkutan dan komunikasi 22,30 sedangkan kontribusi dan sektor pertanian hanya 6,89. Kontribusi dari berbagai sektor lapangan pekerjaan di Kabupaten Badung terhadap PDRB disajikan dalam Tabel 8. Tabel 8. Kontribusi berbagai lapangan usaha terhadap PDRB Kabupaten Badung tahun 2001 Lapangan usaha Atas dasar harga berlaku Atas dasar harga konstanthn 1993 Pertanian 8,29 6,89 Pertambangan dan penggalian 0,23 0,23 Industri pengolahan 2,92 3.28 Listrik, gas, dan air 1,43 1,48 Bangunan 4,50 5,06 Dagang, hotel, dan restoran 42,22 48,08 Pengangkutan dan komunikasi 29,60 22,30 Keuangan dan asuransi 2,78 2.94 Jasa lainnya 8,03 9.74 Sumber: Badung dalam angka 2002 25 5.3.Potensi Pertanian Usahatani di Kabupaten Badung sebagian besar masih bersifat tradisional, di mana tanah masih merupakan modal utama dalam proses produksi pertanian. Di Kabupaten Badung ditanam berbagai jenis tanaman pangan, tanaman perkebunan, serta terdapat berbagai jenis peternakan. Produksi dan produktivitas tanaman pangan dan tanaman perkebunan di Kabupaten Badung disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9. Luas areal. produksi dan produktivitas tanaman pangan dan tanaman perkebunan di Kabupaten Badung Komoditi Luas Ha Produksi Ton Produktivitas KwHa Padi 21.293 121.712 57,16 Jagung 61 177 29,02 Ubi kayu 342 6.849 200,26 Ubi j alar 191 3.746 196,13 Kacang tanah 739 938 12,69 Kedelai 1.791 2.172 12,13 Kelapa 2.554,64 2.414,040 9,45 Kopi robustan 537,24 277,890 5,17 Kopi arabika 887,38 266,520 3,00 Cengkeh 402,21 11,770 0,29 Panili 71,25 1,600 0,22 Jambu mete 101,79 4,340 0,43 Kapuk 424,99 1 8,000 0,42 Coklat 406,50 116,310 2,86 Sumber: Badung Dalam Angka 2002. 26 Dalam Tabel 9 dapat dilihat bahwa produktivitas tanaman perkebunan masih rendah, karena masyarakat lebih cendrung mengusahakan tanaman pangan. Di Kabupaten Badung disamping dihasilkan tanaman pangan dan perkebunan, masyarakat juga mempunyai penghasilan tambahan dari ternak. Ternak yang paling diminati oleh masyarakat setempat adalah babi, ayam buras, dan ayam pedaging. Populasi ternak di Kabupaten Badung disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Populasi ternak di Kabupaten Badung tahun 2000, 2001, 2002 Jenis ternak Populasi ekor 1998 1999 2000 2001 2002 Sapi potong 46.960 45.114 44.403 39.262 40.302 Kambing 2.181 1.505 1.655 918 421 Babi 187.460 175.998 167.614 149.893 90.986 A. buras 986.597 993.957 912.915 826.710 422.345 A.pedaging 233.877 243.030 232.512 234.805 211.832 A.petelur 30.847 30.447 29.569 23.071 44.911 Itik 92.678 89.569 85.105 87.134 77.555 Sumber: Badung Dalam Angka 2002, DalamTabel 10 dapat dilihat bahwa dalam lima tahun terakhir perkembangan ternak secara keseluruhan cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh karena adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan serta adanya kecendrungan masyarakat untuk mengurangi mengkonsumsi daging baik karena 27 alasan spiritual maupun alasan kesehatan. Ternak sapi, babi, ayam buras, kambing dan itik sangat akrab dipelihara oleh masyarakat karena sangat mudah diuangkan dan juga dibutuhkan oleh masyarakat untuk kepentingan upacara. Disamping peternakan, perikanan juga merupakan mata pencaharian beberapa penduduk di Kabupaten Badung. Produksi perikanan ini diharapkan mampu untukmeningkatkan status gizimasyarakat.Produksiperikanan diKabupaten Badung disajikan padaTabel 11 Tabel 11. Luas pemeliharaan, produksi, dan nilai perikanandi Kabupaten Badung tahun 1998 s.d 2002 Luas, produksi, dan nilai perikanan Tahun 1998 1999 2000 2001 2002 Luas perikanan Ha: -Tambak 3,00 3,00 3.00 - - -Kolam 23,68 22,65 24,65 24,65 24,65 -Sawah 128,65 175,03 181,55 171,80 171,78 Produksi ton: -Tambak 24,10 13,50 12,40 - - -Kolam 28,78 18,91 27,56 31,60 45,57 -Sawah 19,63 20,79 31,33 35,53 20,87 Nilai jutaan rupiah -Tambak 482,00 1.080,00 1.116,00 - - -Kolam 143,90 180,10 275,60 252,00 683,55 -Sawah 98,15 207,90 313,30 253,44 313,05 Sumber: Badung Dalam Angka 2002. 28 Dari Tabel 11dapat dilihat bahwa pada nilai perikanan cendrung meningkat dari tahun ketahun.Hal ini karena masyarakat cendrung untuk mengkonsumsi ikan sebagai sumber protein hewani.

5.4. Sosial Ekonomi