14
Sedangkan data sekunder dicari dari dinasinstansi yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan masalah distribusi pendapatan
masyarakat serta dari hasil-hasil penelitian sebelumnya.
4.4. Analisis Data
Dalam penelitian ini data kuantitatif akan dianalisis secara tabulasi tanpa memakai uji statistik, sedangkan data kualitatif akan dianalisis secara diskriptif
kualitatif yaitu dengan mendiskripsikan kemudian memberikan penafsiran- penafsiran dengan interprestasi rasional yang memadai terhadap fakta-fakta yang
diperoleh dilapangan. Secara rinci analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui karakteristik penduduk dan besamya pendapatan penduduk
dilakukan analisis data secara diskriptif dan tabulasi 2.
Untuk mengetahui distribusi pendapatan dipakai suatu indikator yang disebut Gini Ratio Sajogyo,1992 dengan formula:
GR=
1 1
000 .
10 1
i i
i t
i i
Y Y
F F
k
Keterangan: • GR = Gini Ratio yang mempunyai nilai antara 0 dan 1
• F
i
= persentase kumulatif jumlah keluarga kelas ke-i • F
i-1
= persentase kumulatif jumlah keluarga sebelum kelas ke-i • Y
i
= persentase kumulatif jumlah pendapatan kelas ke-i • Y
i-1
= persentase kumulatif jumlah pendapatan sebelum kelas ke-i
15
• k = jumlah kelas.
Gini Ratio merupakan bilangan yang besarnya berkisar antara 0 dan I 0GR1. Dalam menentukan tingkat ketimpangan distribusi pendapatan
masyarakat dipakai kriteria yang di kemukakan oleh Tjiptoherijanto 1992, di mana
distribusi pendapatan
dikatagorikankedalam ketimpangan
berat, ketimpangan sedang, dan ketimpangan ringan.
16
V.HASIL DAN PEMBAIIASAN
5.1. Kondisi Fisik
Kabupaten Badung yang menjadi lokasi dalam penelitian ini secara geografis
terletakantara08 °14’20
5
- 08°50’48’
;
LS dan 115°05’00”- 115°26’16”BT dengan luas wilayah 418,52 Km
2
. Secara administratif Kabupaten Badung terbagi atas enam kecamatan yaitu Kecamatan Kuta Selatan, Kuta, Kuta
Utara, Mengwi, Abiansemal, dan Petang. Penelitian ini dilakukan di wilayah Badung Selatan Kecamatan Kuta, Kuta Utara, dan Kuta Selatan dan Badung
Utara Kecamatan Abiansemal dan Petang. Adapun luas wilayah dan tataguna tanah di Kabupaten Badung disajikan pada Tabel 2.
17
Tabel 2. Luas wilayah dan tata guna tanah Kabupaten Badung Penggunaan lahan
Luas Km” Sawah
104,13 Pekarangan rumah
90,76 Tegalkebun
86,20 Tambak
0,01 Kolamempang
0,26 Tanah sementara tidak diusahakan
1,64 Hutan rakyat
12,52 Hutan negara
14,90 Tanah perkebunan
66,22 Lainnya
41,88 Jumlah
418,52
Sumber: Badung dalam angka 2002
Dari tabel di atas terlihat bahwa wilayah Kabupaten Badung hanya 24,88 merupakan sawah sedang 75,12 lainnya bukan sawah pekarangan, tegal, hutan,
dan sebagainya. Badung Selatan dengan luas wilayah 152,51Km
2
terletak antara 08 °38’44,2” -
08°46’58,7” LS dan 115°09’42,3” - 115°10’41,3”BT dengan batas-batas wilayah sebagai berikut; di sebelah Utara Kecamatan Mengwi, di sebelah Timur
Kecamatan Denpasar Barat dan Denpasar Selatan, di sebelah Selatan dan di
18
sebelah Barat adalah Samudra Indonesia. Secara administratif Badung Selatan terbagi atas 17 DesaKelurahan, sedang Badung Utara terdiri atas 24 Desa
Kelurahan. Badung Selatan Kuta secara keseluruhan adalah daerah obyek wisata manca negara di Bali Hingga kini berkembang sangat pesat terutama dalam
bidang pariwisata dengan segala pendukungnya. Kecamatan Abiansemal dengan luas wilayah 69,01 Km
2
terletak diantara 08
°26’59” - 08°36’10
;
’ LS dan 115°11’38” - 115°14’57”BT dengan batas wilayah sebagai berikut: di sebelah Utara Kecamatan Petang, di sebelah Timur
KabupatemGianyar, di sebelah Selatan Kodya Denpasar, dan di sebelah Barat Kecamatan Mengwi. Secara administratif Kecamatan Abiansemal terbagi atas 17
desa. Hampir sebagian besar wilayah Abiansemal adalah sawah 44,59 sedang 54,41 lainnya untuk tegalan, pekarangan, perkebunan, kolam, dan sebagainya.
Sementara Kecamatan Petang dengan luas wilayah 115,00 Km
2
terletak antara 08
°14’17” - 08°28’25” LS dan 115°ir01” - 115°15’09”BT. Secara administratif Kecamatan Petang terdiri atas 7 desa. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan
Petang sebagai berikut: di sebelah Utara Kabupaten Buleleng, di sebelah Timur Kabupaten Bangli dan Gianyar, di sebelah Selatan Kecamatan Abiansemal, dan di
Kabupaten Tabanan. Hampir sebagian besar wilayah Kecamatan Petang adalah tegalan 42,43 sedang 57,57 sisanya untuk sawah, hutan, dan sebagainya.
Sama halnya dengan pulau Bali yang beriklim tropis, Kabupaten Badung mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan
biasanya terjadi antara Bulan Oktober sampai Bulan April, sedangkan musim
19
kemarau biasanya terjadi antara Bulan April sampai Oktober. Perbedaan curah hujan dart bulan ke bulan cukup tinggi dibandingkan dengan keadaan normal.
Realisasi curah hujan di Kabupaten Badung tahun 2002 disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Realisasi dan keadaan normal curah hujan di Kabupaten Badung
No Bulan
Curah hujan mm Realisasi
Normal 1
Januari 326
392 2
Pebruari 406
315 3
Maret 73
203 4
April 36
112 5
Mei 10
79 6
Juni 0,2
67 7
Juli 5,6
57 8
Agustus 0,8
31 9
September 2,1
43 10
Oktober 98
11 November
95 177
12 Desember
210 280
Sumber: Badung dalam angka 2002
20
5.2. Penduduk dan MataPencaharian