Sri lestari P.S.D.S. : Penerapan Prosedur Dan Pengawasan Piutang Dalam Meningkatkan Efektivitas Dan Efesiensi Usaha Pada PT Perusahaan Perdagangan Indonesia Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
tertagih akan langsung dihapuskan jika benar-benar tidak terbayar, maka ayat jurnalnya sebagai berikut:
Penyisihan piutang tak tertagih xxx -
Piutang usaha -
xxx
C. Penyajian Piutang Pada Neraca
Hasil akhir dari proses akuntansi keuangan adalah penyajian laporan keuangan yangg terdiri dari perhitungan laba-rugi, neraca dan laporan arus kas.
Laporan keuangan yang disajikan harus menggambarkan secara wajar posisis keuangan dan hasil usaha perusahaan karena laporan ini dimaksudkan untuk
menyediakan informasi keuangan yang akan dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Piutang biasanya dilaporkan dalam neraca pada klasifikasi aktiva lancar.
Dalam hal bahwa piutang lazimnya dilaporkan sebesar nilai kas yang dapat direalisasikan, maka piutang dapat disajikan dan diungkapkan dalam neraca baik
jumlah bruto tagihan maupun taksiran atau estimasi jumlah yang tidak dapat ditagih. Jumlah taksiran ini dicantumkan sebagai perkiraan lawan dari perkiraan
piutang. Sehingga jumlah bersih piutang menggambarkan nilai yang wajar. Ikatan Akuntan Indonesia 2004: 1.42 menyatakan sebagai berikut:
Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut: a. diperkirakan akan direalisasi atai dimiliki untuk dijual atau
digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan, atau
Sri lestari P.S.D.S. : Penerapan Prosedur Dan Pengawasan Piutang Dalam Meningkatkan Efektivitas Dan Efesiensi Usaha Pada PT Perusahaan Perdagangan Indonesia Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
b. dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari
tanggal neraca, atau
c. berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Contoh penyajian piutang pada neraca ditunjukkan pada gambar 2.2 sebagai berikut:
Crabtree Co. Neraca
31 Desember 2006
Aktiva Lancar Kas
119.500,00 Wesel tagih
250.000,00 Piutang usaha
445.000,00 Penyisihan piutang tak tertagih
D. Pengawasan Intern Piutang
15.000,00 430.000,00
Piutang bunga 14.500,00
Sumber: Warren, Reeve, Fess, 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi Duapuluh Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, hal:418
Pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen yang khusus berupaya agar rencana yang sudah ditetapkan dapat tercapai sebagaimana
mestinya.
Sri lestari P.S.D.S. : Penerapan Prosedur Dan Pengawasan Piutang Dalam Meningkatkan Efektivitas Dan Efesiensi Usaha Pada PT Perusahaan Perdagangan Indonesia Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Sofyan Safri 2001:3 “ Fungsi pengawasan merupakan tugas manajemen yang bertujuan untuk menjamin agar setiap yang direncanakan, yang
diinginkan dapat tercapai dengan mulus tanpa melalui penyelewengan yang akan menjauhkan diri dari proses pencapaian tujuan yang ingin dicapai.”
Pengawasan dapat dilakukan sebelum atau sesudah suatu kegiatan yang dilaksanakan, atau sedang dilaksanakan. Pengawasan mengisyaratkan umpan
maju feed forward yaitu bahwa tujuan, rencana, kebijakan dan standar yang telah ditetapkan dan dikomunikasikan kepada para manajer yang bertanggung
jawab terhadap pencapaian tujuan. Menurut George 2003:249 “ Pengawasan dicapai melalui aktivitas
yang terus berjalan, evaluasi terpisah, atau suatu kombinasi dari keduanya. Aktivitas yang terus berjalan akan meliputi aktivitas penyeliaan manajemen dan
tindakan lain yan bisa diambil karyawan untuk menjalankan proses kontrol internal efektif yang terus berjalan.”
Pengawasan intern merupakan salah satu fungsi dari manajemen perusahaan, dimana menurut Mulyadi 2001:163 pengawasan intern adalah “
struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntansi,
mendorong efesiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.” Sedangkan menurut Messier, Glover dan Prawitt 2006:250 pengertian
dari pengawasan intern adalah sebagai berikut:
Pengawasan Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel entitas lainnya yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: 1 keandalan pelaporan keuangan, 2 efektivitas dan
Sri lestari P.S.D.S. : Penerapan Prosedur Dan Pengawasan Piutang Dalam Meningkatkan Efektivitas Dan Efesiensi Usaha Pada PT Perusahaan Perdagangan Indonesia Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
efesiensi operasi, dan 3 kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengawasan intern terhadap piutang yang dilakukan oleh pihak manajemen adalah bertujuan untuk melihat seberapa efisien perusahaan
menggunakan aktiva operasinya khususnya unsur-unsur modal kerja yang sangat signifikan seperti piutang. Dalam melakukan pengawasan intern terhadap piutang
diperlukan untuk mengetahui komponen-komponen pengawasan intern itu sendiri. Komponen-komponen pengawasan intern menurut Boynton 2002:239 ada lima
yaitu: lingkungan pengawasan, penilaian resiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengawasan dan pemantauan.”
Kelima komponen pengawasan intern ini akan diaplikasikan dalam melakukan pengawasan intern terhadap piutang.
1. Lingkungan Pengawasan Piutang
Pentingnya pengawasan terhadap piutang dicerminkan dalam keseluruhan sikap, kesadaran, dan tindakan dewan komisaris, manajemen, dan pemilik
terhadap lingkungan pengawasan piutang. Menurut Messier, Glover dan Prawitt 2006:260 ada beberapa faktor yang
membentuk lingkungan pengawasan, yaitu : a. Integritas dan nilai etika.
b. Komitmen terhadap kompetensi. c. Dewan direksi atau komite audit
d. Filosofi dan gaya operasi manajemen. e. Struktur organisasi.
f. Penetapan wewenang dan tanggung jawab. g. Kebijakan dan praktek sumber daya manusia.
Sri lestari P.S.D.S. : Penerapan Prosedur Dan Pengawasan Piutang Dalam Meningkatkan Efektivitas Dan Efesiensi Usaha Pada PT Perusahaan Perdagangan Indonesia Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Ad. A. Integritas dan nilai etika
Efektivitas pengawasan intern piutang dipengaruhi oleh integritas dan nilai etika dari nilai individu yang menciptakan, mengelola, dan mengawasi
penanganan piutang. Pihak manajemen perlu untuk menetapkan standart etika dan tingkah laku yang dikomunikasikan kepada karyawan dalam menangani piutang.
Manajemen harus dapat mengkomunikasikan integritas dan tingkah laku etis di dalam perusahaan dalam menangani piutang melalui teladan, melalui penggunaan
pernyataan kebijakan dan kode perilaku, dan melakukan kerjasama yang baik dari setiap unit kerja yang terkait dengan terjadinya transaksi piutang sehingga resiko
yang mungkin terjadi atas piutang dapat diminimalisir.
Ad.B. Komitmen terhadap kompetensi
Manajemen harus dapat mengspesifikasikan tingkat kompetensi untuk karyawan yang ditugaskan menangani piutang dan menerjemahkannya ke dalam
tingkat pengetahuan dan keahlian yang diperlukan bagi karyawan tersebut. Manajemen harus mempekerjakan karyawan yang memiliki kompetensi yang
tepat untuk menangani piutang.
Ad..C. Dewan direksi atau komite audit
Dewan direksi harus mengemban tanggung jawab secara serius dan secara aktif mengawasi kebijakan dan prosedur akuntansi dan pelaporan piutang.
Keseriusan dewan direksi atau komite audit dalam mengawasi hal tersebut dapat memperketat pengawasan terhadap piutang yang dapat mengurangi tingkat
kecurangan yang mungkin terjadi atas piutang.
Sri lestari P.S.D.S. : Penerapan Prosedur Dan Pengawasan Piutang Dalam Meningkatkan Efektivitas Dan Efesiensi Usaha Pada PT Perusahaan Perdagangan Indonesia Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Ad..D. Filosofi dan operasi manajemen
Menetapkan, mempertahankan, dan mengawasi pengawasan intern terhadap piutang adalah tanggung jawab manajemen. Filosofi dan gaya operasi
manajemen dapat mempengaruhi kualitas pengawasan intern piutang secara signifikan.
Ad.. E. Struktur organisasi
Struktur organisasi menentukan bagaimana wewenang dan tanggung jawab didelegasikan dan diawasi. Struktur organisasi menyediakan kerangka kerja
dimana aktivitas perusahaan direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan direview untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Pembagian tugas
yang memadai atas penanganan piutang merupakan hal utama dalam perancangan struktur organisasi perusahaan.
Ad.. F. Penetapan wewenang dan tanggung jawab
Faktor lingkungan pengawasan piutang juga termasuk bagaimana wewenang dan tanggung jawab untuk menangani piutang itu ditetapkan dan
bagaimana hubangan pelaporannya serta hierarki wewenangnya. Dalam penetapan wewenang dan tanggung jawab kepada karyawan, perusahaan haruslah seimbang
dimana wewenang dan tanggung jawab diberikan kepada karyawan yang mempunyai kemampuan yang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang
akan diembannya.
Ad.. G, Kebijakan dan praktek sumber daya manusia
Piutang merupakan aktiva yang sangat signifikan sehingga harus dapat diawasi dengan sebaik mungkin dan ditangani oleh karyawan yang tepat. Oleh
Sri lestari P.S.D.S. : Penerapan Prosedur Dan Pengawasan Piutang Dalam Meningkatkan Efektivitas Dan Efesiensi Usaha Pada PT Perusahaan Perdagangan Indonesia Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
karena itu, manajemen harus memiliki kebijakan personal yang jelas mengenai pengangkatan pegawai, pemberian orientasi, pelatihan, bimbingan, dan tindakan
perbaikan terhadap karyawan yang akan dipekerjakan. Dalam memepekerjakan karyawan dalam menangani masalah piutang harus ada standart yang
menitikberatkan pada orang yang kualifikasi.
2. Penilaian Resiko atas Piutang
Penilaian resiko atas piutang yang paling utama adalah penentuan piutang yang tak tertagih yang besarnya ditentukan berdasarkan kebijakan perusahaan,
yaitu berdasarkan persentase dari jumlah piutang akhir periode berjalan, berdasarkan dari jumlah penjualan selama periode berjalan, ataupun ditentukan
dengan membuat suatu daftar analisa umur piutang. Perusahaan juga harus menilai resiko dari karyawan. Banyak cara yang
dapat dilakukan karyawan untuk melakukan penyelewengan terhadap piutang. Salah satunya yang sering terjadi adalah melakukan penggelapan terhadap tagihan
piutang konsumen. Penyelewengan lainnya yang juga sangat berbahaya dan dapat merugikan
perusahaan adalah dimana karyawan tetap mencatat penerimaan kas dari tagihan piutang, namun karyawan tersebut tidak menyetorkannya ke bank. Untuk
menutupinya karyawan tersebut melakukan manipulasi terhadap laporan rekonsiliasi bank.
Oleh karena itu, perusahaan harus benar-benar membuat suatu kebijakan yang baik mengenai pembagian tugas yang memadai atas penagihan piutang,
Sri lestari P.S.D.S. : Penerapan Prosedur Dan Pengawasan Piutang Dalam Meningkatkan Efektivitas Dan Efesiensi Usaha Pada PT Perusahaan Perdagangan Indonesia Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
pemberian wewenang dan tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuan karyawan. Disisi lain, perusahaan juga harus mampu menganalisa konsumen yang
potensial dalam membayar hutangnya. Ini semua ditujukan untuk memperkecil penyelewengan-penyelewengan yang mungkin akan terjadi.
3. Informasi dan Komunikasi atas Piutang
Sistem informasi dan komunikasi atas piutang merupakan sistem akuntansi yang dimulai dengan mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi piutang
yang terjadi, dan memelihara aktualbilitasnya. Menurut Mulyadi 2001:257 informasi mengenai piutang yang dilaporkan
kepada manajemen adalah “a saldo piutang pada saat tertentu kepada debitur, b riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur, dan c umur
piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu.” Transaksi piutang dicatat mulai dari jurnal umum, kemudian di posting ke
buku besar pembantu dan selanjutnya dicatat dalam buku besar piutang. Setiap pelanggan mempunyai data buku besar piutang yang berbeda satu sama lain, yang
berisi informasi tentang nama pelanggan, alamat pelanggan, data kredit, tanggal transaksi, nomor tagihan, pembayaran kredit dan saldo piutang. Setiap salinan
buku besar piutang akan diarsipkan, dan kemudian secara berkala departemen piutang akan meringkas saldo setiap rekening piutang dan mengirimkannya ke
buku besar umum. Selanjutnya, departemen buku besar umum akan melakukan penutupan
periode pemrosesan dengan menerima dokumen jurnal dari departemen penagihan
Sri lestari P.S.D.S. : Penerapan Prosedur Dan Pengawasan Piutang Dalam Meningkatkan Efektivitas Dan Efesiensi Usaha Pada PT Perusahaan Perdagangan Indonesia Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
dan pengawasan persediaan, dan ringkasan rekening dari departemen piutang yang akan memberikan informasi mengenai kebenaran dari seluruh proses.
Hasil pemrosesan dari departemen piutang dengan departemen buku besar umum adalah pernyataan piutang yang tepat jumlahnya. Dimana pernyataan
piutang ini secara periodik akan di kirimkan kepada konsumen untuk menguji ketelitian dari jumlah piutang tersebut dengan cara melihat respon yang akan
diberikan olah konsumen tersebut. Hal ini merupakan suatu wujud cara pengawasan intern yang baik terhadap piutang, yang juga akan memberikan
kepercayaan yang lebih kepada konsumen atas kinerja perusahaan. Agar informasi mengenai piutang dapat digunakan dengan sebaik
mungkin, maka harus adanya sistem komunikasi yang baik. Komunikasi ini meliputi luasnya pemahaman karyawan tentang bagaimana aktivitas mereka
dalam sistem informasi pelaporan piutang yang berkaitan dengan pekerjaan orang lain.
4. Aktivitas Pengawasan
Aktivitas pengawasan adalah kebijakan dan prosedur yang memantau memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Kebijakan dan prosedur ini
memberikan keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk mengurangi resiko dalam pencapaian tujuan entitas, sehingga tujuan perusahaan
akan dapat tercapai dengan baik. Menurut Messier, Glover dan Prawitt 2006:267 “ aktivitas pengawasan
yang relevan dengan audit atas laporan keuangan bila memiliki komponen berikut
Sri lestari P.S.D.S. : Penerapan Prosedur Dan Pengawasan Piutang Dalam Meningkatkan Efektivitas Dan Efesiensi Usaha Pada PT Perusahaan Perdagangan Indonesia Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
ini: 1 review terhadap kinerja, 2 pengawasan pengolahan informasi, 3 pengawasann fisik, dan 4 pemisahan tugas.
5. Pemantauan Pengawasan Piutang
Pemantauan pengawasan piutang dilakukan untuk melihat apakah pengawasan intern terhadap piutang sudah dilakukan sesuai dengan prosedur
yang sudah ditetapkan. Pemantauan dapat dilakukan oleh pihak manajemen dengan menggunakan auditor internal atau personel yang serupa. Pemantauan
pengawasan piutang dilakukan dengan menggunakan data informasi piutang yang dihasilkan dan akan memberikan informasi mengenai kinerja dari pengawasan
intern piutang sepanjang periode tertentu. Pemantauan akan dilakukan secara terus menerus untuk dapat mengevaluasi lebih dalam mengenai jalannya pengawasan
intern piutang. Pemantauan pengawasan piutang ini sangat diperlukan perusahaan, hal ini
untuk terus melihat kinerja pengawasan intern terhadap piutang agar apa yang
menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.
E. Hubungan Prosedur dan Pengawasan Piutang Dalam Meningkatkan
Efektivitas dan Efesiensi Usaha.
Pengertian efektivitas dan efesiensi menurut Hans Kartikahardi, yang disadur oleh Agoes 2004:182 adalah sebagai berikut:
a. Efektivitas dimaksudkan bahwa produk akhir suatu kegiatan operasi telah mencapai tujuannya baik ditinjau dari sesi kualitas hasil kerja,
kuantitas hasil kerja maupun batas yang ditargetkan.
Sri lestari P.S.D.S. : Penerapan Prosedur Dan Pengawasan Piutang Dalam Meningkatkan Efektivitas Dan Efesiensi Usaha Pada PT Perusahaan Perdagangan Indonesia Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
b. Efesiensi berarti tindakan dengan cara yang dapat meminimalisir kerugian atau pemborosan sumber daya dalam melaksanakan atau
menghasilkan sesuatu.
Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk memperoleh laba yang jumlanya maksimal, dan terjadinya piutang tak tertagih dapat menghambat hal
tersebut terwujud. Untuk dapat meminimalkan terjadinya piutang tak tertagih, manajemen perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang dapat mengakibatkan
hal tersebut terjadi agar dapat diambil tindakan yang tepat untuk menanggulangi hal tersebut. Jika piutang tak tertagih perusahaan cukup besar maka hal ini akan
mengurangi jumlah piutang terealisasi sehingga investasi perusahaan akan berkurang dan hal ini tentu merugikan bagi perusahaan, otomatis efektifitas dan
efesiensi perusahaan tidak berjalan dengan semestinya. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan tindakan kebijakan
manajemen dalam mengelola data-data tentang pelanggan, saldo piutang, prosedur piutang baik dalam pencatatan piutang maupun penilaian piutang, serta
pengawasan intern terhadap piutang. Hal tersebut dilakukan untuk menekan terjadinya jumlah piutang tak tertagih, agar jumlah tagihan yang tidak dapat
diterima perusahaan dari pelanggan sesuai jumlah piutang semestinya. Fungsi prosedur dalam piutang bertujuan untuk mentukan suatu urutan
terjadinya transaksi yang melibatkan beberapa orang dalam satu atau lebih departemen untuk menjamin penanganan secara seragam, transaksi perusahaan
yang terjadi berulang-ulang. Fungsi pengawasan dalam piutang pada dasarnya dimaksudkan agar keputusan yang telah dibuat manajer benar-benar dijalankan
sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditentukan.
Sri lestari P.S.D.S. : Penerapan Prosedur Dan Pengawasan Piutang Dalam Meningkatkan Efektivitas Dan Efesiensi Usaha Pada PT Perusahaan Perdagangan Indonesia Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Prosedur dan pengawasan piutang merupakan hal yang dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi usaha. Hal itu dapat
diwujudkan, apabila terjadinya piutang tak tertagih dalam perusahaan dapat diminimalkan sekecil mungkin sehingga aktifitas dalam perusahaan dapat tetap
berjalan dengan baik dan lancar.
Sri lestari P.S.D.S. : Penerapan Prosedur Dan Pengawasan Piutang Dalam Meningkatkan Efektivitas Dan Efesiensi Usaha Pada PT Perusahaan Perdagangan Indonesia Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian