39
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka hipotesis penelitian ini adalah:
H1 : Terdapat praktik manajemen laba yang dilakukan perusahaan pengakuisisi dengan cara menaikkan nilai akrual income increasing accrual sebelum akuisisi.
H2 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan yang diukur dengan return on equity, net
profit margin, debt to equity ratio, debt ratio, total Asset Turn Over, fixed Asset
turn over, dan current ratio sebelum dan sesudah akuisisi.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Universitas Sumatera Utara
40
Penelitian ini merupakan jenis penelitian komperatif yaitu penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaam dan perbedaan
dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Pada penelitian ini variabelnya masih mandiritetapi untuk sampel yang lebih dari
satu atau dalam waktu yang berbeda. Jadi, penelitian komparatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua kelompak atau lebih dari suatu variabel tertent
Sugiyono: 2012
3.2. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan
mengakses situs www.idx.co.id. 2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan selesai.
3.3. Batasan Operasional
Pembatasan penelitian perlu dilakukan dengan tujuan agar pokok penelitian yang diteliti tidak terlalu melebar dari yang sudah ditentukan. Peneliti dalam hal ini membatasi penelitian
sebagai berikut:
1. Periode penelitian adalah periode tahun 2009-2010 2. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah discreationary accruals, NPM,
ROE, DER, DR, TATO, FATO, CR. 3. Laporan keuangan yang digunakan dari perusahaan yang melakukan akuisisi yang
terdaftar di BEI.
3.4. Definisi Operasional
Universitas Sumatera Utara
41
Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur, sehingga peneliti dapat mengetahui baik atau buruk pengukuran tersebut. Adapun definisi
operasional ini kemudian diuraikan menjadi indikator empiris dalam penelitian. Manajemen laba dalam penelitian ini diukur dengan proksi discretionary accruals yang
menggunakan model Healy yang dikembangkan oleh Dechow 1995. Model ini dapat mendeteksi manajemen laba lebih baik dibandingkan dengan model-model lainnya
Sulistyanto, 2008:223. Adapun langkah-langkah untuk menghitung manajemen laba adalah sebagai berikut:
1. Menghitung nilai total akrual TAC yang merupakan selisih dari pendapatan bersih net Income dengan arus kas operasi untuk setiap perusahaan dan setiap tauhun
pengamatan.
Total akrual untuk periode t dinyatakan dalam persamaan: ���� = ���� − ���
Keterangan: TA
it
= Total Accruals perusahaan i pada tahun t NI
it
= Laba bersih Net Income perusahaan i pada t CF
it
= Arus kas Operating Cash Flow perusahaan t pada tahun t
2. Langkah kedua menghitung nilai nondiscreationary accrual yang merupakan rata-rata toatal akrual TAC dibagi dengan Total aktiva periode sebelumnya.
� �
��
=
∑��
��
�
Universitas Sumatera Utara
42
3. Langkah ketiga menghitung nilai discreationary accrual DCA yaitu selisih antara total akrual dengan nondiscreationary accruals. Discreationary accruals merupakan proksi
manajemen laba.
DA
i,t
= TA
it
– NDA
it
Keterangan: TA
it
= Total Akrual perusahaan i pada tahun t NDA
it
= Non Discreationaru Accruals perusahaan i pada tahun t DA
it
= Discreationary Accruals i pada tahun t
CurAcc
it
= Current Accruals Secara empiris, nilai discreationary accruals dapat bernilai nol, positif, atau negatif.
Nilai nol menunjukkan manajemen laba dilakukan dengan pola perataan laba income smoothing.
Sedangkan nilai positif menunjukkan adanya manajemen laba dengan pola peningkatan laba income increasing dan nilai negatif menunjukkan manajemen laba dengan
pola penurunan laba income decreasing Sulistyanto 2008. Kinerja keuangan didefinisakan sebagai prestasi manajemen keuangan untuk
mencapai tujuan perusahan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Kinerja keuangan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio
profitabilitas, solvabilitas, aktivitas, dan likuiditas. 1. Rasio profitabilitas, dapat mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh
laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, aset maupun laba bagi modal sendiri. Rasio profitabilitas yang digunakan adalah:
a. net Profit Margin Perhitungan rasio ini berdasarkan pemikiran bahwa pemakaian laba bersih sebelum pajak.
Universitas Sumatera Utara
43
NPM =
T
x
b. Return On Equity Rasio ini snagat berguna untuk melihat secara fokus besarnya laba bersih yang dapat
dihasilkan dari jumlah modal yang ditanam oleh para pemegang saham. ROE =
x
2. Rasio solvabilitas, menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio solvabilitas yang digunakan adalah:
a. Debt to Equity Ratio Rasio ini bertujuan untuk melihat berapa besarnya hutang lancar dan hutang jangka
panjang operasi dibandingkan dengan modal perusahaan. DER =
+ w
x
b. Debt Ratio DR merupakan perbandingan total hutang dengan total asset yang bertujuan untuk
mengukur seberapa besar seluruh hutang dijamin oleh aset perusahaan. DR =
y
x
3. Rasio aktivitas, menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan harta untuk mengelola aktiva. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. total assets turnover
Rasio ini mengukur perputaran semua aktiva perusahaan, dan dihitung dengan membagi penjualan dengan total aktiva. Dengan rasio ini, perusahaan dapat
mengestimasi besarnya total harta atas dasar ramalan penjualan. TATO =
P T
H
x
b. fixed assets turnover
Universitas Sumatera Utara
44
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengelola harta tetap, apakah perusahaan sudah cukup optimal dalam menghasilkan pendapatan.
FATO =
P B
H T
x
4. Rasio likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya. Rasio likuiditas yang dipakai dalam
penelitian ini adalah current ratio. CR =
H w
P
x
3.5. Populasi dan Sampel