yang terdiri dari plasma yang bercampur dengan sel-sel mati Dewi, dkk., 2013.
Fase selanjutnya adalah fase pematangan atau fase diferensiasi atau fase remodeling yang dapat berlangsung di atas 21 hari sampai lebih dari 2 bulan
bahkan beberapa tahun setelah luka. Pada fase ini terjadi ikatan kolagen yang mengawetkan jaringan bekas luka dan proses epitelisasi yang melapisi kulit
Dewi, dkk., 2013.
2.10 Pengaruh Senyawa Kimia Tumbuhan Terhadap Penyembuhan
Luka
2.10.1 Flavonoid
Flavonoid dapat menghambat pendarahan pada luka di kulit Robinson, 1995. Flavonoid juga dikenal untuk mempercepat proses penyembuhan luka
terutama karena memiliki aktivitas antimikroba dan astringen, yang memiliki peran dalam penyusutan luka dan peningkatan laju epitelisasi Barku, et al.,
2013.
2.10.2 Tanin
Tanin merupakan komponen yang banyak terdapat dalam ekstrak tanaman, bersifat antioksidan. Antioksidan berperan dalam perbaikan jaringan
karena secara signifikan mencegah kerusakan jaringan yang merangsang proses penyembuhan luka Barku, et al., 2013. Tanin juga berkhasiat sebagai
astringen yang mampu menciutkan luka, menghentikan pendarahan dan mengurangi peradangan Mun’im, dkk., 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.10.3 Saponin
Saponin yang terdapat dalam tumbuhan dapat memacu pembentukan kolagen yang berperan dalam proses penyembuhan luka Mappa, dkk., 2013.
Sedangkan menurut Yenti, dkk., 2011, saponin juga memiliki kemampuan sebagai pembersih dan antiseptik yang berfungsi membunuh atau mencegah
pertumbuhan mikroorganisme yang biasa timbul pada luka sehingga luka tidak mengalami infeksi yang berat.
2.10.4 Triterpenoid
Triterpenoid dikenal untuk mempercepat proses penyembuhan luka terutama karena memiliki aktivitas antimikroba dan astringen, yang memiliki
peran dalam penyusutan luka dan peningkatan laju epitelisasi Barku, et al., 2013.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan tahapan penelitian yaitu pengumpulan dan pengolahan sampel, identifikasi tumbuhan,
pemeriksaan makroskopik, pembuatan simplisia, pembuatan ekstrak, pembuatan sediaan gel, evaluasi sediaan gel, pengujiaan sediaan gel terhadap
penyembuhan luka, perhitungan diameter rata-rata luka dan analisa statistik.
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat gelas laboratorium, alat freeze dryer, alat viskometer Brookfield, aluminium foil,
blender Philip, cawan porselen berdasar rata, gunting, kaca objek, kaca penutup, kertas perkamen, lemari pengering, mortir dan stamfer, neraca analitis
Boeco, pH meter HANNA instrument, pinset, pisau cukur, pot plastik, rotary evaporator, spatula, sudip.
3.1.2 Bahan-bahan
Daun kembang bulan, etanol 96 didestilasi kembali, etanol 80, air suling, Bioplacenton
®
, gliserin, karbopol, kloroform, metil paraben, propilenglikol, trietanolamin.
3.2 Hewan Percobaan
Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit jantan, bobot 25-35 g dengan usia sekitar 2-3 bulan. Mencit ini sebelumnya telah diaklimasi
Universitas Sumatera Utara