Analisis Pelaksanaan Sistem Waralaba Bakmi Tebet Secara Umum.

BAB IV ANALISIS

A. Analisis Pelaksanaan Sistem Waralaba Bakmi Tebet Secara Umum.

1 Analisis dari Bentuk Kerjasama. Bentuk kerjasama waralaba bakmi Tebet ini termasuk Musyarakah Al Abdan dan musyarakah Al Inan. Bentuk kerjasama waralaba Bakmi Tebet termasuk syirkah Abdan. Adapun pengertian syirkah abdan itu sendiri adalah perjanjian kerjasama antara dua pihak atau lebih yang memiliki keahlian atau profesi yang sama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dimana keuntungan dibagi bersama. Misalnya, kerjasama dua orang arsitek untuk menggarap proyek atau kerjasama dua orang penjahit untuk menerima order seragam kantor. Kesimpulannya adalah waralaba trmasuk syirkah abdan karena baik franchisor dan franchisee keduanya bekerjasama dalam menjual produk yang sama, yakni Bakmi. Kerjasama tersebut dalam bentuk franchisor memperbolehkan franchisee menjual bakmi dengan menggunakan merek Bakmi Tebet yang merupakan usaha milik franchisor dengan kompensasi berupa royalty fee . Waralaba Bakmi Tebet termasuk juga syirkah Al Inan. Dalam syirkah inan modal yang digabungkan oleh masing-masing pihak tidak harus sama jumlahnya, demikian juga halnya dalam soal tanggung jawab, kerja, keuntungan serta kerugian yang terjadi jumlahnya tidak harus sama dan dilakukan berdasarkan kontrak atau perjanjian. Jika dilihat dari pengertian tersebut dapat di simpulkan bahwa waralaba termasuk syirkah 60 Inan dengan persamaan antara lain modal yang dikeluarkan franchisor dengan franchisee dalam waralaba tidak sama besarnya. Selain itu, yang membuat waralaba termasuk syirkah inan adalah adanya perbedaan tanggung jawab kerja antara franchisor dengan franchisee dimana franchisor bertanggungjawab untuk membimbing franchisee dalam usahanya sedangkan franchisee bertanggung jawab untuk menjaga nama baik usaha dengan merek Bakmi Tebet yang digunakannya. Selain itu waralaba termasuk syirkah Inan dikarenakan adalah keuntungan tidak harus sama, dalam hal ini franchisor Bakmi Tebet hanya memperoleh royalty fee 3,5 dari usaha Bakmi Tebet yang dijalankan franchisee, sedangkan sisanya merupakan keuntungan franchisee. Pada waralaba Bakmi Tebet agar terjadi persamaan rasa bakmi dan kualitas makanan yang diperdagangkan, ada beberapa barang yang wajib diambil dari pusat, yaitu: bakmi, kulit pangsit, bihun, kwetiauw, bakso ikan, bakso sapi, daging sapi, otak-otak, baso tahu, nasi tim, pempek, tekwan, cendol, sambal meja hijau sambal cabe merah, saos tomat meja, saos pangsit, saos mentega, saus tiram, kecap ikan, kecap asin, bumbu goring halus, bumbu mie aduk, bumbu kuah halus, box bermerk besar, box bermerk kecil, kantung plastik bermerk. Dari hal diatas diatas dapat kita analisis bahwa manajemen Bakmi Tebet sangat menjaga kualitas dan mutu produk yang di jual sehingga untuk bahan baku utama wajib dibeli dari Bakmi Tebet Pusat dengan margin yang diambil oleh franchisor diketahui franchisee sebagai bentuk adanya transparansi dalam waralaba Bakmi Tebet ini. 2 Analisis dari pembayaran franchise fee Pada waralaba Bakmi Tebet, franchise fee yang sudah dibayarkan dikelola oleh Manajemen Bakmi Tebet untuk membuka satu outlet baru dimana outlet tersebut berdiri dilahan yang sudah disediakan oleh pihak terwaralaba. Franchise fee tersebut digunakan untuk membantu mengiklankan outlet Bakmi Tebet yang dikelola terwaralaba agar lebih dikenal masyarakat. Selain itu Franchise fee tersebut digunakan untuk modal terwaralaba dalam membeli peralatan- peralatan yang dibutuhkan dalam bisnis makanan ini. Syarat-syarat yang harus dipenuhi calon terwaralaba untuk pembukaan cabang Bakmi Tebet adalah sebagai berikut: 1. Calon terwaralaba harus memiliki lokasi yang strategis dan mudah dijangkau. Strategis dalam artian lokasi usaha dekat dengan sentra bisnis atau pusat aktivitas khalayak. 2. Ruang minimum 100 m2. Sebagai restaurant yang terkonsep untuk keluarga, manajemen menetapkan ruang minimum 100 m2 dengan pertimbangan agar pelanggan merasa nyaman dengan restaurant yang cukup luas. 3. Calon terwaralaba diharuskan membayar uang muka tanda jadi sebesar 50 dari total franchise fee yang ditetapkan Bakmi Tebet Dengan pembayaran uang muka tanda jadi ini, calon terwaralaba berhak mendapatkan hal-hal sebagai berikut: a. Merek dagang Bakmi Tebet b. Format pola usaha Bakmi Tebet c. Program Pelatihan khusus berupa pelatihan usaha yang diberikan oleh manajemen. Penetapan Franchise fee Pada Waralaba Bakmi Tebet dari Tahun ke Tahun TAHUN PENETAPAN FRANCHISE FEE 2003-2007 Rp 90.000.000 2007- sekarang 2010 Minimal Rp 25.000.000 3 Analisis dari Pembagian Royalty fee Mekanisme bagi hasil antara franchisor dengan franchisee dapat dilihat dari pembagian Royalty fee pada waralaba Bakmi Tebet. Bagi hasil ini diambil dari omset penjualan selama sebulan. Pembayaran Royalty Fee pada waralaba Bakmi Tebet dilakukan Tanggal 10 setiap bulannya., dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika omset dibawah 30 juta rupiah, maka terwaralaba tidak usah membayar royalty fee sebesar 3,5. walaupun omset penjualan dibawah Rp 30 juta franchisee masih tetap mendapatkan untung,namun tidak terlalu besar, sehingga manajemen memberikan kelonggaran dengan penentuan batasan royalty fee tersebut yang didasari oleh asumsi perhitungan yang sudah dilakukan manajemen Bakmi Tebet. 2. Jika omset diatas 30 juta rupiah, maka terwaralaba harus membayar royalty fee sebesar3,5 dari omset penjualan. Penetapan Royalty fee dari Tahun ke Tahun TAHUN PENETAPAN ROYALTY FEE 2003-2009 3,5 dari omset penjualan sebesar Rp 15 juta 2010 3,5 dari omset penjualan sebesar Rp 30 juta Skema Pembayaran Royalty fee pada Bakmi Tebet Dibawah Rp 30 juta Diatas Rp 30 juta Penangguhan pembayaran bahan baku Pindah Lokasi Pembenahan Manajemen Franchisee rugi Bayar Royalty fee 3,5 Tidak bayar Royalty Fee Omset penjualan Dari skema diatas dapat kita lihat bahwa royalty fee pada bakmi Tebet bersifat fleksibel dari tahun ke tahun. hal ini dilakukan dengan perhitungan matang agar tidak merugikan franchisee. Jika ternyata dalam perjalananya franchisee menderita kerugian dalam operasionalnya, menurut Manajer Operasional Bakmi Tebet Pusat, Bapak Abdul Hafiz, ada langkah-langkah yang yang akan dilakukan manajemen pusat kepada franchisee yakni: 1. Manajemen pusat akan melakukan pembenahan manajemen franchisee, dengan melakukan pemeriksaan laporan keuangan secara menyeluruh. 2. Jika dalam keadaan normal pembayaran bahan baku dilakukan cash saat barang diterima, maka dalam keadaan franchisee tidak memilki modal lagi untuk membeli bahan baku, manajemen Bakmi Tebet pusat memberikan keringanan berupa pembayaran cicilan bahan baku utama yang harus dibeli di pusat. 3. Jika langkah-langkah diatas tetap tidak bisa merubah kerugian franchisee maka langkah terakhir adalah pindah lokasi usaha, dimana franchisor tidak dikenakan biaya franchise fee seperti pada awal perjanjian waralaba. 4. Sesuai dengan perjanjian yang dilakukan antara pihak franchisor dan franchisee sebelum melakukan usaha, bahwa jika terjadi kerugian pada salah satu pihak dikarenakan bukan kesalahan dari pihak satu franchisor maka kerugian ditanggung sendiri pihak kedua franchisee sebagai bagian dari resiko usaha. 1 Dari hal diatas penulis berkesimpulan bahwa manajemen Bakmi Tebet pusat sudah berusaha sebaik mungkin untuk membantu franchisee untuk keluar dari lingkaran kerugian, namun jika ternyata hal tersebut tidak berhasil maka kerugian ditanggung pihak franchise sebagai bagian dari resiko usaha. 1 Wawancara pribadi penulis dengan bapak Abdul Hafizh selaku Manajer Operasional Bakmi Tebet pada tanggal 25 september 2010.

B. Analisis Pelaksanaan Waralaba terkait dengan Prinsip keadilan Kerjasama