Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM S1

FAKULTAS EKONOMI DEPARTEMEN AKUNTANSI

SKRIPSI

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA

EFEK INDONESIA OLEH :

NAMA : YESSIKA C SIHOMBING

NIM : 060503129

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2010


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi tingkat Program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang telah dinyatakan jelas dan apa adanya. Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, 2010

Yang Membuat Pernyataan

Yessika C Sihombing NIM : 060503129


(3)

Segala puji dan syukur kupanjatkan kepada-Mu Allah Yang Maha Kuasa karena atas segala berkat yang tiada terkira yang senantiasa Engkau berikan kepadaku dalam menyelesaikan skripsi ini. Kasih dan penyertaanMu sungguh luar biasa dalam setiap langkah hidupku. Biarlah setiap hari aku boleh bersyukur atas segala berkat yang Engkau berikan.

Adapun judul skripsi ini adalah Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia , yang ditujukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Dengan segenap cinta dan kasih sayang penulis persembahkan untuk Ayahanda dan Ibunda : J.Sihombing dan L.Hutauruk yang senantiasa melimpahkan cinta kasih dan kasih sayangnya serta selalu mendoakan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini yang disebabkan oleh keterbatasan dan kemampuan penulis dalam menyusun skripsi ini. Dengan adanya keterbatasan tersebut maka skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga, pikiran serta dukungannya baik secara moril dan materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tulus dan ikhlas kepada yang terhormat :


(4)

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syahelmi, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing, atas bimbingan dan arahan Bapak dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Dra. Salbiah, M.Si, Ak selaku Dosen Penguji I, dan Bapak Drs. Sucipto, M.M, Ak selaku dosen penguji II atas segala masukan dan saran yang telah diberikan.

Penulis berharap agar kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak yang membacanya.

Medan, 2010

Penulis,

Yessika C Sihombing NIM : 060503129


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalahNet Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning Per Share (EPS). Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap perubahan harga saham.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian berupa perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006-2008. Pemilihan sample dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 28 perusahaan sebagai sample. Data yang digunakan adalah data sekunder, dimana Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning Per Share (EPS) sebagai variabel independen dan harga saham sebagai variabel dependen. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dan dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Hal ini dapat dijelaskan dalam adjusted R² sebesar 81.2% dimana variabel perubahan harga saham dapat dijelaskan oleh variabel independen yang ada yaitu Net Profit Margin(NPM), Return On Equity(ROE), Debt Equity Ratio(DER), dan Earning Per Share(EPS). Sisanya sebesar 18.8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model penelitian ini. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Semoga penelitian ini dapat membantu para investor dalam menetapkan keputusan investasi terkhususnya pada perusahaan industri barang konsumsi.


(6)

ABSTRACT

This study analyzed the influence of financial performance to the changing of stock price of the consumer goods industry corporation listing on Indonesian Stock Exchange since 2006 up to 2008. variable that is utilized in research were Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), and Earning Per Share (EPS). This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the changing of stock price.

This research is classified as causal research and replication to former research, which population of this research are consumer goods industry corporation that listed in Indonesian Stock Exchange during 2006 to 2008. the sample selections using purposive sampling methods and resulting 28 corporation as a sample. Data of this research are secondary data which consists of Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), and Earning Per Share (EPS) as independence variable; and stock price as dependence variable. The statistic methods that s used is multiple regressions analysis and the model has been tested in classic assumption.

The result proof that Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), and Earning Per Share (EPS) have no influence significantly and simultaneously the stock price. Adjusted R² expressed 81.2% influence given by independent variable. The rest 18.8 % influence given by other variable are not mentioned in this research model. Partially Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), and Debt to Equity Ratio (DER) have no significant influence to the stock price while Earning Per Share (EPS) have significant influence to the stock price . This research hopefully can help investor on making investment decision especially on the consumer goods industry corporation.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN .. i

KATA PENGANTAR ii ABSTRAK . . iv

ABSTRACT... v

DAFTAR ISI . ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL .. ... x

DAFTAR LAMPIRAN .... .. . xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 6

C. Batasan Masalah... 6

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Manfaat Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Keuangan Perusahaan... 8

1. Pengertian... 8

2. Tujuan... 8

3. Ukuran Kinerja... 9

B. Analisis Rasio Keuangan... 10

1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan... 10

2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan... 12

C. Saham... 16

1. Pengertian Saham... 16


(8)

3. Keuntungan Dan Risiko Saham... 19

D. Harga Saham... 20

1. Pengertian Harga Saham... 20

2. Teori Harga Saham... 20

3. Pendekatan Penilaian Harga Saham... 21

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu... 22

F. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian... 24

1. Kerangka Konseptual... 24

2. Hipotesis Penelitian... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 27

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 27

C. Jenis dan Sumber Data... 30

D. Metode Pengumpulan Data... 30

E. Definisi Operasional Variabel... 31

F. Metode Analisis Data... 33

G.Jadwal Penelitian... 36

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian... 37

B. Statistik Deskriptif... 39

C. Pengujian Asumsi Klasik... 40

1. Uji Normalitas... 41

2. Uji Multikolinearitas... 45

3. Uji Heterikedastisitasl... 46

4. Uji Autokorelasi... 47


(9)

2. Analisis Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi... 52

3. Pengujian Hipotesis... 53

E. Analisis Hasil Penelitian... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 62

B. Keterbatasan Penelitian... 63

C. Saran... 64

DAFTAR PUSTAKA... 65


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 25

Gambar 4.1 Histogram... 44

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot... 44


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Paket Deregulasi Dalam Upaya Mendorong Kegiatan Di

Pasar Modal... 2

Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu... 23

Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan... 28

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian... 36

Tabel 4.1 Daftar Perusahaan Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia... 37

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif... 39

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas... 41

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pada Data Setelah Transformasi Logaritma Natural One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 43

Tabel 4.5 Tabel Uji Multikolineritas... 46

Tabel 4.6 Tabel Uji Autokorelasi... 48

Tabel 4.7 Analisi Hasil Regresi... 50

Tabel 4.8 Hasil Analisis Koefisien Korelasi & Koefisien Determinasi. 52 Tabel 4.9 Hasil Uji F... 54


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Lampiran i Data Variabel Penelitian Net Profit Margin...67

Lampiran ii Data Variabel Penelitian Return On Equity...68

Lampiran iii Data Variabel Penelitian Debt Equity Ratio ...69

Lampiran iv Data Variabel Penelitian Earning Per Share ...70

Lampiran v Data Variabel Penelitian Harga Saham...71

Lampiran vi Data Variabel Penelitian Perubahan Harga Saham...72

Lampiran vii Data Variabel Penelitian Sebelum Ditransformasi ...73

Lampiran viii Data Variabel Penelitian Sesudah Ditransformasi...76

Lampiran ix Statisrik Deskriptif...79

Lampiran x Hasil Uji Normalitas Sebelum Dan Setelah Transformasi...79

Lampiran xi Histogram dan Grafik Normal P-Plot ...80

Lampiran xii Hasil Uji Multikolinearitas...82

Lampiran xiii Hasil Uji Heteroskedastisitas ...82

Lampiran xiv Hasil Uji Autokorelasi ...83


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalahNet Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning Per Share (EPS). Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap perubahan harga saham.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian berupa perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006-2008. Pemilihan sample dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 28 perusahaan sebagai sample. Data yang digunakan adalah data sekunder, dimana Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning Per Share (EPS) sebagai variabel independen dan harga saham sebagai variabel dependen. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dan dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Hal ini dapat dijelaskan dalam adjusted R² sebesar 81.2% dimana variabel perubahan harga saham dapat dijelaskan oleh variabel independen yang ada yaitu Net Profit Margin(NPM), Return On Equity(ROE), Debt Equity Ratio(DER), dan Earning Per Share(EPS). Sisanya sebesar 18.8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model penelitian ini. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Semoga penelitian ini dapat membantu para investor dalam menetapkan keputusan investasi terkhususnya pada perusahaan industri barang konsumsi.


(14)

ABSTRACT

This study analyzed the influence of financial performance to the changing of stock price of the consumer goods industry corporation listing on Indonesian Stock Exchange since 2006 up to 2008. variable that is utilized in research were Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), and Earning Per Share (EPS). This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the changing of stock price.

This research is classified as causal research and replication to former research, which population of this research are consumer goods industry corporation that listed in Indonesian Stock Exchange during 2006 to 2008. the sample selections using purposive sampling methods and resulting 28 corporation as a sample. Data of this research are secondary data which consists of Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), and Earning Per Share (EPS) as independence variable; and stock price as dependence variable. The statistic methods that s used is multiple regressions analysis and the model has been tested in classic assumption.

The result proof that Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), and Earning Per Share (EPS) have no influence significantly and simultaneously the stock price. Adjusted R² expressed 81.2% influence given by independent variable. The rest 18.8 % influence given by other variable are not mentioned in this research model. Partially Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), and Debt to Equity Ratio (DER) have no significant influence to the stock price while Earning Per Share (EPS) have significant influence to the stock price . This research hopefully can help investor on making investment decision especially on the consumer goods industry corporation.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan merupakan kesatuan entitas antara pengelola perusahaan (manajemen) dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stockholders). Salah satu dari stockholders adalah pemegang saham. Para pemegang saham sebagai pihak yang menginvestasikan sumber daya tentunya ingin memperoleh nilai yang paling ekonomis atas investasinya.

Investasi merupakan penempatan sejumlah dana atau sumber daya lainnya pada saat ini dengan harapan dapat memperoleh keuntungan di masa mendatang. Investasi dapat berupa aset real (misalnya emas, tanah, dan aktiva tetap) maupun aset finansial (misalnnya saham, deposito, ataupun obligasi). Saat ini alternatif investasi yang paling populer adalah pasar modal.

Perkembangan investasi tidak terlepas dari perkembangan pasar modal di Indonesia, sejak berdiri pada tanggal 14 Desember 1912 oleh pemerintah Hindia Belanda hanya sebagai sarana untuk menghimpun dana bagi kepentingan sektor perkebunan. Namun, kebangkitan pasar modal mulai terasa saat pemerintah Indonesia mengeluarkan paket-paket deregulasi yang berkaitan dengan upaya mendorong kegiatan di pasar modal, diantaranya Paket Desember 1987, Paket Oktober 1988, dan juga Paket Desember 1988. Deregulasi yang penting dan berkaitan langsung dengan pasar modal adalah pengenaan pajak penghasilan atas bunga deposito dan tabungan berjangka lainnya sebesar 15 persen final, sehingga


(16)

keuntungan dari menabung tidak lagi memberikan keuntungan yang besar bagi pendapatan masyarakat. Hal inilah yang mendorong masyarakat pemodal untuk menginvestasikan dana mereka di pasar modal, khususnya investasi dalam bentuk saham yang harganya lebih terjangkau.

Tabel 1.1

Paket Deregulasi Dalam Upaya Mendorong Kegiatan Di Pasar Modal

N

Noo TTaahhuunn KKeetteerraannggaann HHaassiill 1 Desember

1987 Deregulasi pasar modal,Deregulasi di bidang pariwisata dan sektor hotel, Perubahan persyaratan ekspor kategori dari kuantitas produksi (dari 85% menjadi 65%)

Pengurangan peran pemerintah dalam stok sales dan investor asing dapat membeli saham. Untuk bidang pariwisata yang semula ada 33 jenis ijin, dengan kebijakan Desember itu, dipotong tinggal dua ijin. Untuk ekspor, pemerintah menghapus semua perijinan ekspor dan menggantinya dengan ijin usaha. 2 Oktober

1988

Lisensi pembukaan bank baru dan joint-venture asing; persyaratan cadangan yang menurun dari 15% menjadi 2%.

Berbagai macam bentuk dan nama bank baru bermunculan sebagai akibat kemudahan dalam pendirian suatu bank.

3 Desember 1989

Deregulasi industri asuransi Kesempatan pendirian perusahaan asuransi kerugian, asuransi jiwa, raesuransi, broker asuaransi, adjuster asuransi, dan aktuaria.

Sebagai efek yang terjadi di dalam pasar modal, harga saham selalu mengalami fluktuasi harga. Fluktuasi ini tergantung pada penawaran dan permintaan akan saham. Harga saham cenderung naik apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, dan apabila terjadi kelebihan penawaran, maka


(17)

komoditasnya sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik perubahan di dalam negeri maupun di luar negeri, perubahan di bidang politik, ekonomi, moneter, undang-undang atau peraturan pemerintah. Perubahan-perubahan ini dapat berdampak positif dan dapat pula berdampak negatif.

Menurut Anoraga, Pakarti (2006:54) pengertian saham dapat diartikan sebagai berikut :

Saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas dan memiliki manfaat diantaranya :

1. Dividend, bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.

2. Capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual dengan harga belinya.

3. Manfaat non-finansial yaitu timbulnya kebanggaan dan kepuasan memperoleh hak suara dalam menentukan jumlahnya perusahaan.

Selain keuntungan yang diperoleh investor, investor juga harus menghadapi beberapa resiko, diantaranya resiko pasar berupa penurunan harga saham (capital loss), resiko finansial dimana perusahaan emiten tidak dapat memenuhi kewajibannya (dividend) dan nilai likuidasi lebih rendah dibandingkan harga beli saham apabila perusahaan emiten dilikuidasi, dan resiko sistematis lainnya seperti tingkat bunga, inflasi, resesi ekonomi, dan lain-lain. Untuk menghindari resiko tersebut, maka sebelum melakukan pembelian saham para investor seharusnya memperhatikan dan menganalisis kinerja perusahaan, perkembangan industri dimana perusahaan emiten berada, kondisi mikro dan makro ekonomi.

Kondisi mikro dan makro ekonomi merupakan faktor yang tidak dapat didiversifikasi, maka dalam hal ini investor cenderung menggunakan analisis


(18)

fundamental untuk menilai kinerja perusahaan secara intern. Analisis fundamental ini menunjukkan adanya hubungan antara harga saham dengan kinerja perusahaan dan secara implisit harga saham juga mengarah pada peningkatan kesejahteraan pemegang saham. Analisis fundamental ini menitikberatkan pada rasio finansial.

Alat ukur utama untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan dalam kegiatan investasi yang umum digunakan oleh investor adalah rasio profitabilitas sesuai dengan penjelasan oleh Helfert (1999:86), Daya tarik utama bagi pemilik pemilik perusahaan pemegang saham terletak pada profitabilitas yang menunjukkan hasil pengelolaan manajemen perusahaan atas dana yang diinvestasikan . Investor akan cenderung memilih berinvestasi dalam perusahaan yang memiliki rasio profitabilitas dan rasio leverage yang berada di atas atau setara dengan rata-rata industri dan berakibat pada kenaikan harga saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan latar penelitian ini yang mendasar pada investasi dalam surat berharga, maka rasio profitabilitas yang dihitung sebagai variabel penelitian adalah rasio yang berkaitan dengan profitabilitas investasi yakni ROE, NPM, rasio leverage yakni DER serta rasio pasar yaitu EPS.

Selain itu, latar belakang pemilihan judul turut didasarkan pada hasil penelitian-penelitian terdahulu yang menunjukkan adanya inconsistency. Beberapa diantaranya adalah penelitian Satria (2003) menemukan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan penelitian Wati (2006) menemukan bahwa Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Selain itu, terdapat juga


(19)

bahwa Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan penelitian Ardiani (2007) menemukan bahwa Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dan penelitian yang mendukung juga dikemukakan oleh Wati (2006) menemukan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan penelitian Halim (2007) menemukan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Objek penelitian yang diamati adalah perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Perusahaan industri barang konsumsi adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan barang untuk dikonsumsi. Jenis-jenis perusahaan industri barang konsumsi adalah perusahaan makanan dan minuman, perusahaan rokok, perusahaan farmasi, perusahaan kosmetik dan barang keperluan rumah tangga, dan perusahaan peralatan rumah tangga

Berdasarkan jenis industri barang konsumsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa perusahaan industri barang konsumsi bergerak pada pelayanan publik yang menyangkut kepentingan banyak orang sehingga dapat dipastikan bahwa perusahaan industri barang konsumsi memiliki cakupan luas dan modal yang cukup besar sehingga untuk pemenuhan modal tersebut para investor memilih untuk menarik modal dari pasar melalui proses go public. Periode pengamatan dimulai dari tahun 2006 sampai tahun 2008 dengan tujuan untuk mengumpulkan data penelitian yang lebihup to datedengan kondisi perekonomian Indonesia.


(20)

Berdasarkan pertimbangan-perrtimbangan tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan judul Pengaruh kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia .

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah net profit margin berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham?

2. Apakah return on equity berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham?

3. Apakah debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham?

4. Apakah earning per share berpengaruh signifikan secara terhadap perubahan harga saham?

5. Apakahnet profit margin, return on equity, debt to equity ratio ,dan earning per share secara bersama berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham?

C. Batasan Masalah

Batasan-batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Objek penelitian ini adalah industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI

tahun 2006-2008 dan melaporkan laporan keuangan secara berturut-turut selama periode tersebut.


(21)

2. Periode penelitian yang diamati adalah tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. 3. Penelitian dilakukan hanya melihat faktornet profit margin, return on equity,

debt to equity ratio,danearning per share. D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji pengaruhnet profit marginterhadap perubahan harga saham. 2. Untuk menguji pengaruhreturn on equityterhadap perubahan harga saham. 3. Untuk menguji pengaruhdebt to equity ratioterhadap perubahan harga saham. 4. Untuk menguji pengaruhearning per shareterhadap perubahan harga saham. 5. Untuk menguji pengaruh net profitt margin, return on equity, debt to equity

ratio, dan earning per share secara bersama-sama terhadap perubahan harga saham.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan:

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan apabila peneliti dimintai pendapat mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan harga saham.

2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam memprediksi perubahan harga saham, sehingga investor dapat memperoleh keuntungan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan rasio keuangan.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kinerja Keuangan Perusahaan

1. Pengertian Kinerja

Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai performing measurement , yaitu kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Dengan demikian pengertian kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu (Hanafi,2003: 69).

Bagi investor, informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham. Atau dapat dikatakan bahwa harga saham merupakan fungsi dari nilai perusahaan.

2. Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan

Munawir (2002:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah :


(23)

a. Mengetahui tingkat likuiditas

Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih. b. Mengetahui tingkat solvabilitas

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabia perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangna jangja pendek maupun jangka panjang.

c. Mengetahui tingkat rentabilitas

Rentabilitas atau yang sering disebut dengan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. d. Mengetahui tingkat stabilitas

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja keuangan memberikan penilaian atas pengelolaan aset perusahaan oleh manajemen dan manajemen perusahaan dituntut untuk melakukan evaluasi dan tindakan perbaikan atas kinerja keuangan perusahaan yang tidak sehat.

3. Ukuran Kinerja

Ada tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara kuantitatif , yaitu:

a. Ukuran kriteria tunggal

Ukuran kriteria tunggal (single criteria) adalah ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manajer. Kelemahan apabila kriteria tunggal digunakan untuk mengukur kinerja yaitu orang akan cenderung


(24)

memusatkan usahanya pada kriteria pada usaha tersebut sehingga akibatnya kriteria lain diabaikan.

b. Ukuran kriteria beragam

Ukuran kriteria beragam (multiple criteria) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kriteria manajer. Tujuan penggunaan beragam ini adalah agar manajer yang diukur kinerjanya mengarahkan usahanya kepada berbagai kinerja.

c. Ukuran kriteria gabungan

Ukuran kriteria gabungan (composite criteria) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran, untuk memperhitungkan bobot masing-masing ukuran dan menghitung rata-ratanya sebagai ukuran yang menyeluruh kinerja manajer.

B. Analisis Rasio Keuangan

1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 36) Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio . Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio yang akan menjelaskan atau


(25)

menggambarkan kepada penganalisa baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan.

Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama pemakai laporan keuangan menurut Brigham dan Houston (2006:119) adalah sebagai berikut:

A. manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan kemudian meingkatkan operasi perusahaan.

B. analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya, dan

C. analis saham, yang tertarik pada efisiensi, resiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan

Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai alat analisis, yaitu :

 Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan

 Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit

 Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain

 Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi(z-score)

 Rasio menstandarisasi size perusahaan

 Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lainnya atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series


(26)

Menurut Syahyunan (2004 : 82-83) ada beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan :

 Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha

 Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.

 Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi

 Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil manipulasi.

2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Ada banyak rasio keuangan yang dibuat sesuai kebutuhan para analis yang biasa digunakan dalam melakukan analisis keuangan. Menurut Hanafi dan Halim (2003), rasio keuangan dibagi menjadi lima kelompok bagian, yaitu :

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menurut Horne dan Wachowicz (2005 : 206) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya . Karena likuiditas menyangkut tentang kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, maka pengujian likuiditas difokuskan pada hubungan antara aktiva lancar dan hutang lancar yang dimiliki perusahaan. Ada beberapa macam rasio likuiditas, antara lain: current ratio, acid test ratio, cash ratio,dannet working capital.


(27)

b. Rasio Leverage

Rasio leverage (rasio utang) menurut Horne dan Wachowicz (2005 : 209) adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang . Rasio leverage disebut juga rasio solvabilitas. Pihak yang paling berkepentingan terhadap rasio solvabilitas perusahaan adalah kreditur dan pemegang saham.

Semakin besar jumlah pendanaan yang berasal dari kreditur, semakin tinggi resiko perusahaan tidak dapat membayar seluruh kewajiban dan bunganya. Bagi pemegang saham, semakin tinggi rasio solvabilitas, semakin rendah tingkat pengembalian yang akan diterima pemegang saham karena perusahaan harus melakukan pembayaran bunga sebelum laba dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Ada beberapa macam rasio leverage, antara lain : debt ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity,dantime intersted earned.

c. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas (activity ratio) menurut Horne dan Wachowicz (2005 : 212) adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai aktivanya . Rasio-rasio ini dirancang untuk mengetahui apakah jumlah total dari tiap-tiap jenis aktiva seperti yang dilaporkan dalam neraca terlihat wajar, terlalu tinggi, atau terlalu rendah jika dibandingkan dengan tingkat penjualan saat ini dan proyeksinya. Ada beberapa macam rasio aktivitas, antara lain :total aset turnover, account receivable turnover, fixed asset turnover, inventory turnover, average collection period,danday s sales in inventory.


(28)

d. Rasio Profabilitas

Rasio profitabilitas menurut Horne dan Wachowicz (2005 : 222) adalah rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi . Setiap perusahaan menginginkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Apabila perusahaan berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak luar.

Rasio ini sangat penting untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba baik yang berasal dari kegiatan operasional maupun kegiatan non operasional. Ada beberapa macam rasio profabilitas, antara lain : gross profit margin, operating profit margin, net profit margin, return on assets, return on equity,danbasic earning power.

e. Rasio Pasar

Rasio pasar adalah rasio yang menunjukkan bagian dari laba perusahaan, dividen, dan modal yang dibagikan pada setiap saham (Fakhruddin dan Hadianto, 2001:59). Rasio ini menunjukkan informasi yang cenderung dilihat dari sudut pandang investor dan biasanya diungkapkan dalam basis per saham. Ada beberapa macam rasio pasar, antara lain : dividen yield, earning yield, dividen per share, earning per share, dividen payout ratio, price earning ratio, dan price to book value


(29)

Adapun rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas yaitu Net Profit Margin dan Return On Equity, rasio leverage yaituDebt to Equity Ratio, serta rasio pasar yaituEarning Per Share.

a. Net Profit Margin

Net Profit Margin mengukur prosentase laba yang diperoleh sesudah perusahaan membayar semua biaya-biaya yang terjadi, termasuk biaya bunga, pajak dan dividen saham preferen.

NPM= Net Income Operating Income b. Returrn On Equity

ROE (return on equity) merupakan rasio yang membandingkan laba bersih dengan total ekuitas. ROE digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini juga menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang dapat diperoleh oleh pemegang saham. Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham.

ROE = Earning after Tax Total Equity


(30)

c. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang membandingkan utang perusahaan dengan total ekuitas. DER merupakan financial leverage yang dipertimbangkan sebagai variabel keuangan karena secara teoritis menunjukkan resiko suatu perusahaan sehingga berdampak pada ketidakpastian harga saham. DER yang tinggi mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan karena tingkat utang yang semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar yang berarti mengurangi keuntungan. Sebaliknya, tingkat DER yang rendah menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena menyebabkan tingkat pengembalian yang semakin tinggi. Sehingga investor cenderung memilih saham dengan DER yang rendah

Debt to Equity Ratio = Total Debtuh

Total Equity d. Earning Per Share

Earning Per Share (EPS) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya. Dengan menggunakan rasio EPS, investor dapat mengetahui besarnya pertumbuhan earning yang telah dicapai perusahaan terhadap jumlah saham perusahaan. Semakin besar tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan per lembar saham maka perusahaan semakin baik kinerja perusahaannya.

EPS = Earning available for common stockholders Number of shares of commonstock outstanding


(31)

C. Saham

1. Pengertian Saham

Husnan (2002:303) menyebutkan bahwa sekuritas (saham) merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan, sehingga para pemegang saham berhak menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Para pemegang saham juga berhak memperoleh dividen yang dibagikan oleh perusahaan dan turut menanggung risiko sebesar saham yang dimiliki apabila perusahaan tersebut bangkrut.

Berdasarkan fungsinya, nilai suatu saham dapat dibagi atas tiga kelompok, antara lain :

1. Par value(Nilai nominal)

Par valueatau disebut juga stated value atau face valueatau menurut bahasa Indonesia disebut sebagai nilai nominal, yaituu nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi.

2. Base price(Nilai/ harga dasar)

Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham yang dipergunakan didalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar


(32)

suatu saham baru merupakan harga perdananya. Harga dasar ini dapat berubah sesuai aksi emiten yang dilakukan.

3. Market Price(nilai /harga pasar)

Harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Apabila pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham.

2. Jenis Saham

Dalam praktek menurut Darmadji dan Hendi (2001: 6) menyebutkan bahwa dikenal adanya beraneka ragam jenis saham, antara lain :

1. Cara peralihan hak

a. Saham atas unjuk (bearer stock).

Diatas sertifikat saham atas unjuk tidak dituliskan nama pemiliknya. Dengan pemilikan saham ini, seorang pemilik sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya mirip dengan uang.

b. Saham atas nama (registered stock).

Diatas sertifikat saham ini ditulis nama pemiliknya. Cara pemindahannya harus memenuhi prosedur tertentu yaitu dengan dokumen peralihan, kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham.

2. Hak tagihan (klaim)

a. Saham biasa (common stock).

Saham biasa selalu muncul dalam setiap struktur modal saham perseroan terbatas. Besar kecilnya deviden yang diterima tidak tetap,


(33)

b. Saham preferen(preferred stock).

Saham preferen merupakan gabungan pendanaan antara hutang dan saham biasa. Dalam praktek terdapat beraneka ragam jenis saham preferen diantaranya adalah:

1) Cumulative Preferred Stock.

Saham preferen jenis ini memberikan hak pada pemiliknya atas pembagian deviden yang sifatnya kumulatif dalam suatu persentase atau jumlah tertentu.

2) Non Cumulative Preferred Stock.

Pemegang saham jenis ini mendapat prioritas dalam pembagian deviden sampai pada suatu persentase atau jumlah tertentu, tapi tidak bersifat kumulatif. Dengan demikian apabila pada suatu tahun tertentu deviden yang dibayarkan lebih kecil dari yang ditentukan atau tidak dibayar sama sekali, maka hal ini tidak dapat diperhitungkan pada tahun berikutnya.

3) Participating Preferred Stock.

Pemilik saham jenis ini disamping memperoleh deviden tetap seperti yang telah ditentukan, juga memperoleh ekstra deviden apabila perusahaan dapat mencapai sasaran yang ditetapkan.

4) Convertible Preferred Stock(saham istimewa).

Pemegang saham istimewa mempunyai hak lebih tinggi dibanding pemegang saham lainnya. Hak lebih itu terutama dalam penunjukkan direksi perusahaan.

3. Berdasarkan kinerja saham a. Blue Chip Stock

Yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi sebagaileaderdi industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden.

b. Income Stock

Merupakan saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.


(34)

c. Growth Stock

Saham ini merupakan saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagaileaderdi industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

d. Speculative Stock

Adalah saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti.

e. Counter Cyclical Stock

Saham ini merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

3. Keuntungan dan Risiko Saham

Pada dasarnya ada 2 keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham, yaitu :

a. Dividend

Dividend yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai dan dividen saham.

b. Capital gain

Capital gainmerupakan selisih lebih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Umumnya permodal dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan


(35)

Beberapa risiko dihadapi pemodal dengan kepemilikan saham, antara lain : a. Tidak mendapat dividen

Perusahaan akan membagikan dividen jika operasi perusahaan mengalami keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan mengalami kerugian.

b. Capital loss

Dalam aktivitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian pemodal mengalamicapital loss.

c. Saham didelistdari bursa(Delisting)

Suatu saham perusahaan di delist dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan deviden secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan di bursa efek pada umumnya.

D. Harga Saham

1. Pengertian Harga Saham

Harga saham merupakan nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Harga dasar suatu saham merupakan harga perdananya. Perubahan harga saham dipengaruhi oleh kekuatan


(36)

permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar sekunder. Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan suatu saham, maka harganya akan semakin naik. Secara umum, semakin banyak kinerja suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba usahanya dan semakin banyak keuangan yang dapat dinikmati oleh pemegang saham juga semakin besar kemungkinan harga saham akan naik. Meskipun demikian, saham yang memiliki kinerja baik sekalipun harganya bisa saja turun karena keadaan pasar.

2. Teori Harga Saham

1. Valuation Model(model penilaian)

Model penilaian merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan atau yang diamati menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel-variabel ekonomi tersebut seperti laba perusahaan, dividen yang dibagikan, varibialitas laba dan sebagainya.

2. Strong Form Eficiency

Strong Form Eficiency menyatakan bahwa semua informasi yang tercermin dalam harga saham meliputi informasi yang sifatnya pribadi maupun yang dipublikasikan (Lubis,2006:123). Ada tiga jenis informasi yang dimaksud yaitu informasi yang bersifat fundamental, informasi yang bersifat teknis, dan informasi yang berhubungan dengan kondisi sosial, ekonomi, dan politik.


(37)

3. Pendekatan Penilaian Harga Saham

Untuk menentukan harga saham terdapat dua pendekatan, yaitu : a. Analisa Fundamental

Analisis fundamental merupakan salah satu cara yang lazim digunakan oleh para pemodal untuk menilai saham. Analisis fundamental memiliki asumsi dasar bahwa harga saham tidaklah diukur dari standar harga di pasar, melainkan diprediksikan terlebih dahulu dengan analisis perusahaan (Husnan, 2002 : 336).

Analisis fundamental menekankan bahwa faktor-faktor fundamental mempengaruhi harga saham karena menitikberatkan pada analisis rasio keuangan. Melalui analisis rasio keuangan dapat diperoleh informasi atau gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan dan hasil operasional yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut.

b. Analisis Teknikal

Analisis teknikal didahului dengan asumsi dasar bahwa harga saham terbentuk dari hasil spekulasi (Ghozali, 2005:94). Kegiatan spekulasi tersebut menitikberatkan pada tren yang dibentuk harga saham ada periode yang lalu dan tidak ada hubungannya dengan nilai intrinsik saham. Kenaikan dan penurunan harga saham pada periode sebelumnya digunakan untuk memprediksi harga saham pada periode berikutnya. Trend harga saham menjadi tolok ukur untuk memprediksi harga saham eriode berikutnya.


(38)

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu memberikan hasil yang tidak konsisten. Penelitian Satria (2003) menemukan bahwaReturn On Equity(ROE) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan penelitian Wati (2006) menemukan bahwa Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Selain itu, terdapat juga inkonsistensi hasil penelitian yang dilakukan oleh Satria (2003) menemukan bahwa Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan penelitian Ardiani (2007) menemukan bahwa Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dan penelitian yang mendukung juga dikemukakan oleh Wati (2006) menemukan bahwa Debt Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan penelitian Halim (2007) menemukan bahwa Debt Equity Ratio(DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

N

Naammaa JJuudduull VVaarriiaabbeell

P

Peenneelliittiiaann

H

HaassiillPPeenneelliittiiaann

Suchitra Wati (2006)

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Leverage terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEJ.

Return on Asset, return on equity, Debt Equity Ratio.

Secara simultan, rasio profitabilitas dan leverage mempengaruhi harga saham.

Secara parsial, hanya Return on Asset dan Debt Equity Ratio yang memiliki pengaruh positif terhadap harga saham.


(39)

Dipo Alam Satria (2003)

Pengaruh Rasio Keuangan

Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas,

Profitabilitas, dan pasar Terhadap Harga Saham Industri

Manufaktur Di BEJ

Current Ratio, Total Debt to Total Assetss, Total Asset Turnover, Inventory Turnover, Net Profit Margin, Return On Equity, Price Earning Ratio.

Secara simultan CR, DTA, TATO, ITO, NPM, ROE, dan PER berpengaruh terhadap harga saham. Secara parsial, hanya CR, NPM, dan ROE yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sedangkan DTA, TATO, ITO, dan PER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Anita Ardiani (2007)

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di BEJ

Capital Adequacy Ratio, Return On Risked Assets, Net Profit Margin, Return On Assets, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional,

Loan to

Deposits Ratio

Secara simultan CAR, RORA, NPM, ROA, BOPO, dan LDR secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, hanya CAR, RORA, dan LDR yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan NPM, ROA, dan BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Yuliana Halim (2007)

Pengaruh ROE, EPS, dan DER Terhadap Harga Saham

Perusahaan Industri

Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ

Return On Equity,

Earning Per Share,Debt Equity Ratio

Secara simultan, ROE, EPS, dan DER secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Secara parsial, hanya ROE dan EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.


(40)

F. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Para penganut analisis fundamental berasumsi bahwa apabila kondisi fundamental atau kinerja keuangan perusahaan semakin baik maka harga saham yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan (Husnan,2002:63). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio keuangan yang terdiri dari rasio net profit margin (NPM), return on equity (ROE), earning per share(EPS),dandebt to equity ratio (DER).Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham.

Return On Equity adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi ROE maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. NPM merupakan rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net incomedari kegiatan operasional pokok perusahaan itu sendiri. Semakin besar nilai NPM berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan yang berarti semakin besar tingkat kembalian keuntungan bersih, semakin besar tingkat kembalian keuangan (return) yang akan diikuti tingginya harga saham. Earning Per Share merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya. Semakin besar earning per share maka hal ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan dan demikian pula sebaliknya.

Rasio leverage adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya dengan modalnya sendiri. Investor akan cenderung


(41)

rasio leverage yang berada di atas atau setara dengan rata-rata industri dan berakibat pada kenaikan harga saham perusahaan tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut :

H1 H2 H3 H4 H5 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

H1:Net Profit Marginberpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

H2:Return on Equityberpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

H3:Debt to Equity Ratioberpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

H4:Earning Per Shareberpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

H5: Net profit margin, return on equity, debt to equity ratio, dan earning per sharebersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Net Profit Margin ( 1)

Harga Saham (Y) Debt to Equity Ratio ( 3)

Earning Per Share ( 4)


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan antara variabel bebas dan terikat dalam suatu penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam hal ini adalah penelitian asosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiono, 2004:11).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2004:56). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006-2008. Berdasarkan data yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2008, jumlah populasi dari penelitian ini adalah 40 perusahaan.

Sampel adalah sebagian dari unit populasi yang diperoleh melalui sampling tertentu (Rochaety et al, 2007:64). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik penentuan sampel secara purposive sampling. Menurut


(43)

dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu .

Beberapa kriteria sampel digunakan adalah sebagai berikut:

1. perusahaan-perusahaan industri barang konsumsi tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006, 2007, dan 2008.

2. perusahaan-perusahaan industri barang konsumsi tersebut tidak didelisting pada tahun 2006, 2007, dan 2008.

3. perusahaan-perusahaan industri barang konsumsi tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit pada tahun 2006, 2007, dan 2008. 4. perusahaan-perusahaan tersebut memiliki saham yang aktif diperdagangkan

selama periode 2006, 2007, dan 2008.

5. perusahaan-perusahaan industri barang konsumsi tersebut memiliki laba bersih selama periode 2006, 2007, dan 2008.

Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 28 perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dari 40 perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI. Perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria-kriteria tersebut dapat dilihat dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1

Daftar Sampel Perusahaan

No. Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3 4 5


(44)

-No. Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3 4 5

2. PT Aqua Golden Mississippi Tbk 1

3. PT BAT Indonesia Tbk - -

-4. PT Cahaya Kalbar Tbk 2

5. PT Bentoel International Investama Tbk 3

6. PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk 4

7. PT Davomas Abadi Tbk -

-8. PT Darya Varia Laboratoria Tbk 5

9. PT Delta Djakarta Tbk 6

10. PT Fast Food Indonesia Tbk 7

11. PT Gudang Garam Tbk 8

12. PT HM Sampoerna Tbk 9

13. PT Indofarma Tbk 10

14. PT Indofood Sukses Makmur Tbk 11

15. PT Kalbe Farma Tbk 12

16. PT Kedaung Indah Can Tbk - -

-17. PT Kedawung Setia Industrial Tbk 13

18. PT Kimia Farma Tbk 14

19. PT Langgeng Makmur Plastic-I Tbk 15

20. PT Mandom Indonesia Tbk 16

21. PT Mayora Indah Tbk 17

22. PT Merck Tbk 18

23. PT Multi Bintang Indonesia Tbk 19


(45)

No. Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3 4 5

25. PT Pioneerindo Gourmet InternationalTbk -

-26. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk - -

-27. PT Pyridam Farma Tbk 21

28. PT Sara Lee Body Care Indonesia Tbk -

-29. PT Schering Plough Indonesia Tbk - -

-30. PT Sekar Bumi Tbk - -

-31. PT Sekar Laut Tbk -

-32. PT Siantar Top Tbk 22

33. PT Sierad Produce Tbk 23

34. PT SMART Corporation Tbk 24

35. PT Suba Indah Tbk -

-36. PT Tempo Scan Pacific Tbk 25

37. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk -

-38. PT Tunas Baru Lampung Tbk 26

39. PT Unilever Indonesia Tbk 27

40. PT Ultra Jaya Milk Tbk 28

Sumber: Data diolah penulis, 2010

C. Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan sumber datanya, data yang digunakan adalah data sekunder dimana sumber data tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Menurut Umar (2003 : 60), Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dan


(46)

sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain. Data sekunder untuk penelitian ini diperoleh dariIndonesian Capital Market Directory (ICMD) 2008 dan situs resmi Bursa Efek Indonesia, yaitu www.bei.co.id berupa laporan keuangan sampel perusahaan yang dipublikasikan serta harga saham perusahaan tersebut dan dari www.finance.yahoo.com berupa harga saham yang masih aktif diperdagangkan dari sampel perusahaan tersebut.

Data yang diperoleh adalah kombinasi antara data time series dan data cross sectionyang bersifat kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik atau angka. Penelitian ini diambil dari 28 perusahaan industri barang konsumsi (section) selama periode 3 tahun (series) yaitu tahun 2006 sampai dengan tahun 2008.

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua teknik. Pertama, Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran dengan komputer yaitu teknik pengumpulan data-data atas kejadian historis yang tertulis dalam dokumen atau berupa arsip data dengan format elektronik. Data yang dikumpul adalah data yang berkenaan dengan objek yang diteliti yang diperoleh dari Indonesian Stock Exchange (IDX). Kedua, dengan melakukan penelitian kepustakaan dengan cara pengkajian dan pendalaman literatur-literatur, seperti buku, jurnal dan laporan penelitian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti guna memperoleh dasar teoritis dan acuan untuk mengolah data yang diperoleh dari penelusuran internet.


(47)

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).

1. Variabel independen (bebas)

Variabel independen menurut Erlina dan Mulyani (2007:34) adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif dan negatif bagi variabel dependen lainnya . Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiriNet Profit Margin, Return On Equity, Debt Equity Ratio , danEarning Per Share.

a. Net Profit Margin(NPM)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkannet incomedari kegiatan operasi pokoknya.

NPM= Net Income Operating Income b. Return On Asset(ROE)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan, sehingga sering disebut rentabilitas modal sendiri.

ROE= Earning After Tax Total Equity


(48)

c. Debt to Equity Ratio(DER)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang membandingkan utang perusahaan dengan total ekuitas.

DER = Total Debt Total Equity d. Earning Per Share(EPS)

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar tiap lembar saham dapat menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya.

EPS = Earning available for common stockholders Number of shares of commonstock outstanding 2. Variabel dependen (terikat)

Variabel dependen menurut Sugiyono (2004:3) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas . Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan harga saham dari setiap perusahaan yang terpilih menjadi sampel. Perubahan harga saham merupakan perubahan harga pasar suatu saham dari waktu ke waktu. Dalam penelitian ini perubahan harga saham dilihat dari tahun pengamatan terhadap periode sebelumnya. Harga saham yang dipakai dalam penelitian ini adalah harga saham penutup (closing price) per 31 Desember. Perubahan harga saham dapat dirumuskan sebagai berikut :


(49)

Harga Saham = t Pt-1

Keterangan: HS : Perubahan harga saham waktu t

Pt : Harga penutupan saham pada waktu t Pt-1 : Harga penutupan saham pada waktu t-1

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan bantuansoftware SPSS16.0. Sebelum dianalisis, peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.

1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2005) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.


(50)

b. Uji Multi Kolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi antar variabel independen. Menurut Umar (2003:132) multikolinearitas adalah ada tidaknya korelasi yang sempurna atau korelasi yang tidak sempurna tetapi relatif tinggi pada variabel-variabel bebasnya . Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF antar variabel independen. Jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinearitas di antara variabel independen.

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2005:11) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu. Jika membentuk pola tertentu maka telah terjadi gejala heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Gozali, 2005:95). Metode regresi yang baik apabila tidak terdapat autokorelasi.


(51)

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Model regresi untuk menguji hipotesis tersebut dinyatakan dalam bentuk fungsi perubahan harga saham.

Y = 0+ 1X1+ 2X2+ 3X3+ 4X4+ e

Y = perubahan harga saham

0 = konstanta

X1 = Net Profit Margin X2 = Return On Equity

X3 = Earning Per Share X4 = Debt to Equity Ratio

1, 2, 3, 4 = koefisien regresi

e = variabel pengganggu

Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda karena ada dua atau lebih variaabel independennya. Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen.


(52)

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F. Menurut Ghozali (2005 : 84) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat . Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan ketentuan:

jika Fhitung< Ftabelpada 0.05, maka H1ditolak dan jika Fhitung> Ftabelpada 0.05, maka H1diterima. b. Uji signifikansi parsial

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t. Menurut Ghozali (2005 : 84) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen . Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ketentuan:

jika thitung< ttabelpada 0.05, maka H1ditolak jika thitung> ttabelpada 0.05, maka H1diterima.


(53)

G. Jadwal Penelitian

Adapun jadwal penelitian dapat dilihat dalam tabel 3.2 Tabel 3.2

Jadwal Penelitian

Sumber: Data diolah penulis, 2010

T

Taahhaappaann

P

Peenneelliittiiaann

F

Feebbrruuaarrii

2

2001100

M

Maarreett 2

2001100

A

Apprriill 2

2001100

M

Meeii 2

2001100

J

Juunnii 2

2001100

Pencarian Data Awal Pengajuan Proposal Penyetujuan Proposal Bimbingan Proposal Seminar Proposal Pengumpulan dan Pengolahan Data Bimbingan Skripsi Penyelesaian Skripsi


(54)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh yang terjadi dalam penelitian ini, maka diperlukan data dari perusahaan-perusahaan yang diteliti agar dapat diketahui bagaimana pengaruh yang terjadi antara net profit margin, return on equity, debt equity ratio,danearning per shareterhadap perubahan harga saham.

Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI selama tahun 2006-2008. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah berjumlah 28 perusahaan, di mana perusahaan tersebut telah memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan demikian jumlah sampel secara keseluruhan yang diteliti adalah sebanyak 84 perusahaan untuk 3 tahun dari tahun 2006-2008.

Berikut ini daftar tabel nama perusahaan industri barang konsumen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan:

Tabel 4.1

Daftar Perusahaan Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia

NO NAMA PERUSAHAAN Emitte Tanggal Tanggal

n Berdiri Listing

1. PT Aqua Golden Missisipi, Tbk AQUA 23 Februari 1973 1 Maret1990 2. PT Bentoel International

Investama, Tbk RMBA 19 Januari 1979 5 Maret 1990 3. PT Bristol Myers Squibb


(55)

4. PT Cahaya Kalbar,Tbk CEKA 3 Februari 1968 9 Juli 1996 5. PT Darya Varia Laboratoria,Tbk DVLA 5 Februari 1976 11 November1994 6. PT Delta Djakarta,Tbk DLTA 15 Juni 1970 30 Januari 1989 7. PT Fast Food Indonesia Tbk FAST 19 Juni 1978 11 Mei 1993 8. PT Gudang Garam,Tbk GGRM 30 Juni 1979 27 Agustus 1990 9. PT HM Sampoerna,Tbk HMSP 19 Oktober 1963 15 Agustus 1990 10. PT Indofarma,Tbk INAF 2 Januari 1996 17 April 2001 11. PT Indofood Sukses Makmur,Tbk INDF 14 Agustus 1990 14 Juli 1994 12. PT Kalbe Farma,Tbk KLBF 10 September

1966 30 Juli 1991 13. PT Kedawung Setia Industrial,

Tbk KDSI 9 Januari 1973 29 Juli 1996

14. PT Kimia Farma,Tbk KAEF 16 Agustus 1971 4 Juli 2001 15. PT Langgeng Makmur Plastik-I,

Tbk LMPI 30 November1972 17 Oktober 1994

16. PT Mandom Indonesia,Tbk TCID 5 November 1969 30 September 1993 17. PT Mayora Indah,Tbk MYOR 17 Februari 1977 4 Juli 1990 18. PT Merck,Tbk MERK 14 Oktober 1970 23 Juli 1981 19. PT Multi Bintang Indonesia,Tbk MLBI 3 Juni 1929 15 Desember

1981 20. PT Mustika Ratu,Tbk MRAT 14 Maret 1978 27 Juli 1955 21. PT Pyridam Farma,Tbk PYFA 27 November

1976 16 Oktober 2001 22. PT Siantar Top,Tbk STTP 12 Mei 1987 16 Desember

1996 23. PT Sierad Produce, Tbk SIPD 6 September 1985 27 Desember

1996 24. PT SMART Corporation, Tbk SMAR 18 Juni 1962 20 November


(56)

1992 25. PT Tempo Scan Pasific,Tbk TSPC 20 Mei 1970 17 Juni 1994 26. PT Tunas Baru Lampung, Tbk TBLA 22 Desember

1973 14 Febuari 2000 27. PT Ultra Jaya Milk,Tbk ULTJ 2 November 1971 2 Juli 1990 28. PT Unilever Indonesia,Tbk UNVR 5 November 1993 11 Januari 1982

Sumber :www.bei.co.id B. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, serta standar deviasi yang merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami.

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean DeviationStd. LN_Net Profit Margin 51 -4.61 .26 -2.6975 .97217 LN_Return On Equity 51 -.13 4.35 2.5444 1.03640 LN_Debt to Equity Ratio 51 -2.53 .96 -.4903 .84903 LN_Earning Per Share 51 .69 8.56 4.7820 2.32912 LN_Perubahan Harga

Saham 51 1.61 10.46 6.1881 2.14037

Valid N (listwise) 51

Sumber :OutputSPSS, diolah Penulis, 2010

Dari Tabel 4.1 di atas, dapat dijelaskan bahwa:

1. Variabel Net Profit Margin (NPM) memiliki sampel (N) sebanyak 51, dengan nilai minimum (terkecil) -4,61, nilai maksimum (terbesar) 0,26


(57)

dan mean (nilai rata-rata) -2,6975. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0,97217.

2. Variabel Return On Equity (ROE) memiliki sampel (N) sebanyak 51, dengan nilai minimum (terkecil) -0,13, nilai maksimum (terbesar) 4,35 dan mean (nilai rata-rata) 2,5444. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 1,03640.

3. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki sampel (N) sebanyak 51, dengan nilai minimum (terkecil) -2,53, nilai maksimum (terbesar) 0,96 dan mean (nilai rata-rata) -0.4903. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0,84903.

4. Variabel Earning Per Share (EPS) memiliki sampel (N) sebanyak 51, dengan nilai minimum (terkecil) 0,69, nilai maksimum (terbesar) 8,56 dan mean (nilai rata-rata) 4,7820. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 2.32912.

5. Variabel Perubahan Harga Saham ( HS) memiliki sampel (N) sebanyak 51, dengan nilai minimum (terkecil) 1,61, nilai maksimum (terbesar) 10,46 dan mean (nilai rata-rata) 6,1881. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 2.14037.


(58)

C. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik diperlukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik. Menurut Ghozali (2005:123), asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah :

 Berdistribusi normal.

Non-Multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.

Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi.

Non-Heterokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statistik non parametricKolmogorov-Smirnov(KS) dengan membuat hipotesis.

H0 : Data residual berdistribusi normal HA : Data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima dan sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak atau HA diterima.


(59)

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas

Sumber :OutputSPSS, diolah Penulis, 2010

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.3 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 2.832 dan signifikan pada 0.000. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak yang berarti data residual berdistribusi tidak normal. Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data yang outlier yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya. Beberapa cara mengatasi data outlier menurut Erlina (106:2007) yaitu:

 lakukan transformasi data ke bentuk lainnya.

 lakukantrimming,yaitu membuang dataoutlier

 lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 84

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 8.06301378E3 Most Extreme

Differences AbsolutePositive .309.264

Negative -.309

Kolmogorov-Smirnov Z 2.832

Asymp. Sig. (2-tailed) .000


(60)

Karena data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan tindakan perbaikan (treatment) agar model regresi memenuhi asumsi normalitas. Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis melakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln) dari Perubahan Harga Saham = f(NPM, ROE, DER, EPS) menjadi Ln_Perubahan Harga Saham = f(Ln_NPM, Ln_ROE, Ln_DER, Ln_EPS). Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas, berikut ini hasil pengujian denganKolmogorov-Smirnov.

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas Pada Data Setelah Transformasi Logaritma Natural One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sumber :OutputSPSS, diolah Penulis, 2010

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.4 diperoleh besarnya nilai Kolomogorov-Smirnovadalah 1.026 dan signifikan pada 0.244. Nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 51

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .89041146

Most Extreme

Differences AbsolutePositive .144.073

Negative -.144

Kolmogorov-Smirnov Z 1.026

Asymp. Sig. (2-tailed) .244


(61)

klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini dilampirkan grafik histogram dan grafik p-plot data yang telah berdistribusi normal.

Sumber :OutputSPSS, diolah Penulis, 2010 Gambar 4.1

Histogram

Grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukkan pola distribusi normal karena grafik tidak menceng (skewness) kiri maupun menceng kanan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik normal p-plot.


(62)

Sumber :OutputSPSS, diolah Penulis, 2010 Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot

Berdasarkan grafik normal p-plot di atas terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi nomalitas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ghozali (2005:112), dimana pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan data yang telah terdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Jika pada model regresi terjadi multikolinearitas, maka koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error menjadi tidak terhingga. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada


(63)

Menurut Ghozali (2005) adanya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai variance inflation factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10 . Apabilatolerance value< 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas. Apabila tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas.

Tabel 4.5

Tabel Uji Multikolinearitas

Sumber :OutputSPSS, diolah Penulis, 2010

Dari data pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilaitolerancedari setiap variabel independen adalah lebih besar dari 0,10 dan nile VIF dari setiap variabel independen adalah lebih kecil dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen.

Coefficie ntsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

LN_Net Profit

Margin .725 1.379

LN_Return On

Equity .314 3.183

LN_Debt to

Equity Ratio .840 1.190

LN_Earning Per

Share .391 2.559

a. Dependent Variable: LN_Perubahan Harga Saham


(64)

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variancedari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas apabila titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur. Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali (2005:105) adalah sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heterokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.

Sumber :OutputSPSS, diolah Penulis, 2010


(65)

Dari grafik scatterplot tersebut dapat kita lihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengidentifikasikan tidak terjadinya heteroskedasitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.

4. Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini (t) dengan kesalahan pengganggu sebelumnya (t-1). Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan Uji Durbin Watson. Menurut Sunyoto (2009:91), untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dilihat dari:

1) Angka D-W di bawah 2 berarti ada autokorelasi positif.

2) Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.


(1)

Lampiran viii (Lanjutan)

Data Variabel Penelitian Setelah Ditransformasi

NO

TAHUN

EMITEN

Ln_NPM Ln_ROE Ln_DER Ln_EPS Ln_ HS

71

2008

LMPI

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

72

2008

TCID

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

73

2008

MYOR

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

74

2008

MERK

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

75

2008

MLBI

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

76

2008

MRAT

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

77

2008

PYFA

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

78

2008

STTP

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

79

2008

SIPD

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

80

2008

SMAR

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

81

2008

TSPC

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

82

2008

TBLA

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

0.0000

83

2008

ULTJ

-1.5141

3.2865

-0.6349

4.6540

5.0106


(2)

Lampiran ix

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LN_Net Profit Margin 51 -4.61 .26 -2.6975 .97217

LN_Return On Equity 51 -.13 4.35 2.5444 1.03640

LN_Debt Equity Ratio 51 -2.53 .96 -.4903 .84903

LN_Earning Per Share 51 .69 8.56 4.7820 2.32912

LN_Perubahan Harga Saham 51 1.61 10.46 6.1881 2.14037

Valid N (listwise) 51

Lampiran x

Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 84

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 8.06301378E3

Most Extreme Differences Absolute .309

Positive .264

Negative -.309

Kolmogorov-Smirnov Z 2.832

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.


(3)

Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi

Lampiran xi

Histogram Dan Grafik P-Plot Sebelum Transformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 51

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .89041146

Most Extreme Differences Absolute .144

Positive .073

Negative -.144

Kolmogorov-Smirnov Z 1.026

Asymp. Sig. (2-tailed) .244


(4)

Histogram Dan Grafik P-Plot Setelah Transformasi


(5)

Lampiran xii

Hasil Uji Multikolinearitas

Lampiran xiii

Hasil Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

LN_Net Profit Margin .725 1.379

LN_Return On Equity .314 3.183

LN_Debt Equity Ratio .840 1.190

LN_Earning Per Share .391 2.559


(6)

Lampiran xiv

Hasil Uji Autokorelasi

Lampiran xv

Hasil Uji F

Lampiran xvi

Hasil Uji t

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .909a .827 .812 .92832 1.640

Predictors: (Constant), LN_Earning Per Share, LN_Debt Equity Ratio, LN_Net Profit Margin, LN_Return On Equity

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.232E8 4 5.580E7 .817 .518a

Residual 5.396E9 79 6.830E7

Total 5.619E9 83

Predictors: (Constant), Earning Per Share, Debt Equity Ratio, Net Profit Margin, Return On Equity

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.197 .742 4.307 .000

Ln_Net Profit Margin .160 .159 .073 1.009 .318

Ln_Return On Equity -.378 .226 -.183 -1.673 .101

Ln_Debt Equity Ratio .189 .169 .075 1.120 .269

Ln_Earning Per Share .936 .090 1.019 10.384 .000