permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar sekunder. Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan suatu saham, maka harganya akan
semakin naik. Secara umum, semakin banyak kinerja suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba usahanya dan semakin banyak keuangan yang dapat dinikmati
oleh pemegang saham juga semakin besar kemungkinan harga saham akan naik. Meskipun demikian, saham yang memiliki kinerja baik sekalipun harganya bisa
saja turun karena keadaan pasar.
2. Teori Harga Saham
1. Valuation Model model penilaian Model penilaian merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian
variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan atau yang diamati menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel-variabel ekonomi tersebut
seperti laba perusahaan, dividen yang dibagikan, varibialitas laba dan sebagainya. 2. Strong Form Eficiency
Strong Form Eficiency menyatakan bahwa semua informasi yang tercermin dalam harga saham meliputi informasi yang sifatnya pribadi maupun yang
dipublikasikan Lubis,2006:123. Ada tiga jenis informasi yang dimaksud yaitu informasi yang bersifat fundamental, informasi yang bersifat teknis, dan informasi
yang berhubungan dengan kondisi sosial, ekonomi, dan politik.
Universitas Sumatera Utara
3. Pendekatan Penilaian Harga Saham
Untuk menentukan harga saham terdapat dua pendekatan, yaitu : a. Analisa Fundamental
Analisis fundamental merupakan salah satu cara yang lazim digunakan oleh para pemodal untuk menilai saham. Analisis fundamental memiliki asumsi dasar
bahwa harga saham tidaklah diukur dari standar harga di pasar, melainkan diprediksikan terlebih dahulu dengan analisis perusahaan Husnan, 2002 : 336.
Analisis fundamental menekankan bahwa faktor-faktor fundamental mempengaruhi harga saham karena menitikberatkan pada analisis rasio keuangan.
Melalui analisis rasio keuangan dapat diperoleh informasi atau gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan dan hasil operasional yang telah dicapai oleh
perusahaan tersebut. b. Analisis Teknikal
Analisis teknikal didahului dengan asumsi dasar bahwa harga saham terbentuk dari hasil spekulasi Ghozali, 2005:94. Kegiatan spekulasi tersebut
menitikberatkan pada tren yang dibentuk harga saham ada periode yang lalu dan tidak ada hubungannya dengan nilai intrinsik saham. Kenaikan dan penurunan
harga saham pada periode sebelumnya digunakan untuk memprediksi harga saham pada periode berikutnya. Trend harga saham menjadi tolok ukur untuk
memprediksi harga saham eriode berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu