PENUTUP Aktivitas dakwah santri di pondok pesaantren qotrum nada cipayung
3
mengerjakannya, agar mereka lepas dari perintah itu. Kalau tidak maka mereka berdosa semuanya seperti sholat jenazah, menyuruh ma’ruf
berbuat baik, melarang munkar berbuat jahat dan lain-lainnya. Adapun jenis wajib yang dimaksud didalam dakwah Islamiyah ini pada asalnya
adalah wajib kifa’i tetapi harus diingat tentang pertanggungan jawabannya.
4
Sebagai diketahui aktivitas dakwah pada awalnya hanyalah merupakan tugas sederhana yakni kewajiban untuk menyampaikan apa
yang diterima dari Rasulallah SAW. : “Ballighu ‘anni walau ayat.” Inilah yang membuat kegiatan atau aktifitas dakwah boleh dan harus dilakukan
oleh siapa saja yang mempunyai rasa keterpanggilan untuk menyebarkan nilai-nilai Islam itu sebabnya aktifitas dakwah memang harus berangkat
dari kesadaran pribadi yang dilakaukan oleh orang per orang dengan kemampuan minimal dari siapa saja yang dapat melakukan dakwah
tersebut.
5
Dan salah satu tempat yang dapat dijadikan untuk mengembangkan dakwah dalam melalui aktivitas-aktivitas dakwah yang
dilaksankannya adalah Pondok Pesantren Qotrun Nada. Di Indonesia pondok pesantren dikenal sebagai lembaga
pendidikan yang mewujudkan proses wajar dalam perkembangan sistem pendidikan nasional. Dari segi historis, pondok pesantren tidak hanya
mengandung makna dakwah Islam, melainkan juga mengandung unsur keaslian Indonesia. Sebab, lembaga pendidikan berasrama yang serupa ini
4
Muhammad Nuh Sayid. Dakwah Fardiyah pendekatan personal dalam dakwah, Solo: Era Intermedia, 1996. Hal.4
5
Drs.H.Munzier Suparta.M.A.,Metode Dakwah,Jakarta: Kencana, 2009, Cet ke-3. h.viii.
4
sudah terdapat pada masa kekuasaan Hindu-Budha dengan nama pedepokan. Kemudian, datangnya Islam ke Indonesia telah berhasil
meneruskan serta meng-Islam-kannya menjadi pesantren. Pada masa pra Islam, lembaga pendidikan model pesantren berfungsi mencetak elit
agama Hindu-Budha. Kemudian, pada masa Islam pesantren berkembang menjadi pusat berlangsungnya proses pembelajaran ilmu-ilmu keislaman.
di pesantren itulah muslim Indonesia mendalami ajaran dasar keislaman.
6
Dengan menyadarkan diri kepada Allah SWT, para kyai pesantren memulai pendidikan pesantrennya dengan modal niat ikhlas dakwah untuk
menegakkan kalimat-Nya, didukung dengan sarana prasarana sederhana dan terbatas. Inilah ciri pesantren, tidak tergantung kepada sponsor dalam
melaksanakan visi dan misinya. Memang sering kita jumpai dalam jumlah kecil pesantren tradisional dengan sarana prasarana yang megah, namun
para kyai dan santrinya tetap mencerminkan perilaku-perilaku kesederhanaan. Relevan dengan jiwa kesederhanaan di atas, maka tujuan
pendidikan pesantren
adalah menciptakan
dan mengembangkan
kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat, sebagai
pelayan masyarakat, mandiri, dan menegakkan agama Islam.
7
Salah satu pesantren yang dapat dijadikan untuk mengembangkan dakwah dalam melalui aktifitas-aktifitas dakwah yang dilaksanakannya
adalah Pondok Pesantren Qotrun Nada. Pesantren ini merupakan pesantren
6
Umi Musyarrofah. Dakwah K.H. Hamam Dja’far dan Pesantren Pabelan, Jakarta: Uin Jakarta Press 2009, Cet.ke-1, h. 4-5
7
M.Sulthon Masyhud Moh.Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta: Diva Pustaka 2005, Cet.ke-2, h. 92-93