Random Walk TINJAUAN KEPUSTAKAAN

dikenal sebagai keefisienan dari segi penyerapan informasi. Karena itu, harga saham adalah pada harga yang sebenarnya dan tidak terjadi pada keadaaan harga terendah atau harga tertinggi dipasar, namun demikian, keadaan tersebut akan terjadi berdasarkan ciri-ciri berikut: 1. Harga saham menanggapi atas informasi baru dengan cepat dan tepat. Tidak ada jarak antara jangka waktu informasi diterima dengan tanggapan harga. Sistem melakukan proses informasi dan penyampaiannya adalah efisien dan mengambil waktu yang singkat saja. 2. Informasi baru yang ada adalah secara random, maka harga juga berubah secara random, harga saham pada waktu Pt tidak ada hubungannya dengan harga pada waktu Pt- 1 . Singkatnya harga saham hari ini tidak ada hubungannya dengan harga saham sebelumnya. 3. Sembarang strategi perdagangan yang digunakan tidak akan berhasil dipasar. 4. Para investor yang mempunyai informasi orang dalam insider information tidak dapat memperoleh keuntungan melebihi keuntungan pasar. a. Model random walk didasarkan atas asumsi-asumsi berikut : 1 Pasar sempurna terjadi apabila terdapat banyak pembeli dan penjual, serta terdapat kemudahan masuk dan keluar. Kontrol pihak penguasa terhadap manipulasi harga juga adalah baik dan ketat. 2 Informasi disebarkan secara luas dan free-flow. Tidak ada learning lag dan tidak ada biaya yang dikenakan untuk memperoleh informasi. 3 Pergerakan harga saham baik meningkat atau menurun secara bebas, tidak ada individu yang dapat mengontrol pergerakan harga. 4 Para analisis fundamental adalah banyak. Mereka dapat mempengaru harga melalui laporan akutansi yang mengisyaratkan apakah harga akan naik atau turun melalui informasi yang ada. Tidak dinafikan bahwa kadang kala mereka tidak mempunyai pandangan yang sama tentang nilai instrinsik saham itu. Asumsi-asumsi tersebut dapat dirumuskan dalam dua asumsi utama yaitu: pengharapan adalah rasional dan pasar saham adalah efisien. Berdasarkan asumsi pasar adalah efisien sempurna dalam menyalurkan modal, maka pasar akan berada dalam keseimbangan berkelanjutan, yaitu setiap informasi baru akan menyebabkan nilai instrinsik dan harga saham berubah ke arah tahap yang baru itu. Sebenarnya, kecepatan proses penyesuaian harga melalui informasi baru adalah ukuran betapa efisiennya suatu pasar saham itu. b. Model Random Walk Pada dasarnya terdapat tiga teori tentang pergerakan harga saham, yaitu teori fundamental, teknikal dan model random walk. Tujuan utama ketiga pendekatan tersebut adalah untuk menganalisis dan menyesuaikan informasi yang obyektif dan subyektif agar suatu keputusan untuk membeli, menjual atau memegang saham dapat dilakukan. Analisis fundamental menilai saham dari segi nilai instrinsiknya berdasarkan informasi tentang keadaan ekonomi, industri dan informasi akutansi serta keuangan perusahaaan seperti output, kegiatan harian, permintaan terhadap pengeluaran, pendapatan dividen dan manajemen. Setelah memperoleh nilai instrinsik saham, perbandingan dilakukan dengan harga saham dipasar apakah bertambah overvalued atau berkurang undervalued. Jika nilai berkurang saham itu akan dibeli, dan sebaliknya jika nilai bertambah saham akan dijual. Pendekatan teknikal menganalisis harga saham dengan melihat harga dan jumlah perdagangan yang lalu. Kedua elemen yang lalu ini dapat digunakan untuk memperkirakan pergerakan harga waktu yang akan datang. Dalam analisis teknikal terdapat bermacam-macam jenis, diantaranya yang subjektif seperti contrary opinion theories. Dalam pendekatan teknikal informasi lain dianggap tidak penting kecuali informasi harga dan jumlah perdagangan yang lalu. Model random walk mengemukakan persoalan yaitu: apakah harga saham atau tingkat keuntungan yang lalu dapat membantu untuk meramalkan harga-harga saham atau tingkat keuntungan pada waktu yang akan datang. Model ini menegaskan dua hipotesis utama yaitu perubahan- perubahan harga adalah bebas antara satu jangka watu dengan jangka waktu yang lain, dan perubahan harga adalah mengikuti beberapa distribusi probabilitas tertentu. Intinya dalam model ini bahwa pergerakan harga adalah bergerak secara random walk acak. Karena itu, walaupun para investor memperoleh informasi melalui orang dalam insider information, ia masih tidak dapat digunakan untuk memperkirakan pergerakan harga saham pada waktu yang akan datang dengan tepat. Karena segala informasi yang terkandung dalam harga saham itu sebaiknya diketahui umum, teori ini berdasarkan pada pasar yang efisien yaitu: informasi saat ini mudah didapatkan. Rintangan dalam aliran informasi dan kegiatan-kegiatan disinformations, yang bertujuan kekeliruan atau memberikan gambaran kabur kepada para investor tentang pasar, tidak ada sama sekali. Ditinjau dari faktor ketidakpastian dan interpretasi yang berbeda dengan informasi yang sampai, maka harga tidak semestinya sama dengan nilai intrinsik saham tersebut. Keadaan seperti ini menyebabkan adanya perbedaan antara harga pasar dengan nilai saham sebenarnya. Singkatnya, reaksi pembeli dan penjual itu akan menyebabkan harga bergerak secara random disekitar nilai saham sebenarnya. Model random walk mulai hebat dibicarakan pada tahun 1960-an dan seterusnya bermacam-mcam studi empirikal dilakukan untuk membuktikannya. Namun demikian, masih terdapat kontroversi dari hasil temuan studi tentang model ini sejak 1960-an hingga kini. Antara yang mendukung dan menentang penggunaan model random walk untuk menganalisis pergerakan harga. Rodoni: 2005, 28-31

H. Penelitian Terdahulu

Tabel.2.1. Penelitian Terdahulu No Peneliti Tahun Sampel Uji Statistik Kesimpulan Penelitian 1 Suad Husnan 1990 24 saham dipilih secara acak dan IHSG di BEJ  Run test  Koefesien otokorelasi Bahwa pasar modal Indonesia sudah termasuk efisiensi dalam bentuk lemah 2 Hari Sunarto 1995-1997 Harga saham IHSG penutupan harian  Run test  Koefesien otokorelasi Hasil pengmatan mengatakan bahwa BEJ sudah termasuk kedalam efisien bentuk lemah 3 Novita Santi Astuti 1999 11 indeks yang ada yaitu IHSG, LQ 45 dan sembilan sektor industri  Run test  Uji kolmogorov smirnov Bahwa 11 indeks yang ada yaitu IHSG, LQ 45 dan sembilan sektor industri Bursa Efek Jakarta telah efisien dalam bentuk lemah, kecuali indeks saham infrastruktur yang belum efisien dalam bentuk lemah. 4 Agung prihantoro DMB 1998-1999 Saham- saham perusahaan dalam indeks LQ 45  Run test  Korelasi seri Bahwa pasar modal Indonesia telah efisien dalam bentuk lemah 4 Ahmad Rodoni 1999-2001 Indeks- indeks saham  Run test  Uji Kolmogorov smirnov Pasar saham di BEJ masih tidak efisien walaupun dalam