Epidemiologi Obesitas Abdominal sebagai Faktor Risiko Metabolik

jaringan adiposa abdominal, terutama jaringan lemak visceral. Salah satu karakteristik obesitas abdominallemak visceral adalah terjadinya pembesaran sel-sel lemak, sehingga sel-sel lemak tersebut akan mensekresi produk-produk metabolik, diantaranya sitokin proinflamasi, prokoagulan, peptida inflamasi, dan angiotensinogen. Produk-produk dari sel lemak dan peningkatan asam lemak bebas dalam plasma bertanggung jawab terhadap berbagai penyakit metabolik seperti diabetes, penyakit jantung, hiperlipidemia, gout, dan hipertensi.

2.2.3 Manifestasi Klinik Sindroma metabolik

ATP III menyatakan bahwa penyakit kardiovaskuler merupakan manifestasi utama sindroma metabolik. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh NHANES yang menyebutkan bahwa sindroma metabolik memiliki hubungan kuat dan konsisten dengan infark miokardstroke atau infark miokard dengan stroke. ATP III juga menyebutkan bahwa sindroma metabolik memiliki hubungan dengan beberapa keadaan seperti polikistik ovarii, fatty liver, batu empedu kolesterol, asma, sleep apnea, dan beberapa jenis kanker.

2.2.4 Epidemiologi

Prevalensi Sindrom Metabolik bervariasi tergantung pada definisi yang digunakan dan populasi yang diteliti. Berdasarkan data dari the Third National Health and Nutrition Examination Survey 1988 sampai 1994, prevalensi sindrom metabolik dengan menggunakan kriteria NCEP-ATP III bervariasi dari 16 pada laki-laki kulit hitam sampai 37 pada wanita Hispanik. Prevalensi Sindrom Metabolik meningkat dengan bertambahnya usia dan berat badan. Universitas Sumatera Utara Karena populasi penduduk Amerika yang berusia lanjut makin bertambah dan lebih dari separuh mempunyai berat badan lebih atau gemuk , diperkirakan Sindrom Metabolik melebihi merokok sebagai faktor risiko primer terhadap penyakit kardiovaskular. Sindrom metabolik juga merupakan prediktor kuat untuk terjadinya DM tipe 2 dikemudian hari. Terdapat beberapa penelitian mengenai prevalensi sindroma metabolik di Indonesia. Di Semarang 297 penderita DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di poliklinik Endokrinologi RS Dr. Kariadi, 52, 2 pasien memenuhi kriteria WHO dan 73 memenuhi kriteria ATP III. Di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya didapatkan bahwa dari 100 orang, 29 memenuhi kriteria WHO dan 31 memenuhi kriteria ATP III Tjokroprawiro, 2006. Di Makasar dilaporkan pada sebuah studi yang dilakukan John M.F. Adam pada Oktober 2002 hingga Januari 2003, dari 227 pria berumur 21- 81 tahun, 56,4 memenuhi kriteria ATP III. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3 Kerangka berpikir Sindroma Metabolik Hipertensi: ↓ NO ↑ Tonus simpatis ↑ angiotensinogen ↑Jaringan Lemak Visceral Keadaan prototombik proinflamasi: PAI-1 ↑, fibrinogen ↑, TNF ά ↑, adinopektin ↓, IL-1 ↑, IL-6 ↑, hsCRP ↑ ↑ Produksi asam lemak bebas Akumulasi lemak di berbagai organ Hepar Oto Skelet Pankreas Penurunan pengikatan degradasi insulin VLDL ↑ Dislipidemia atherogenik Penumpukan lemak intraseluler Resistensi insulin Hiperinsulinemi PAI-1 ↑ Memblok transduksi sinyal insulin Hiperinsulinemi ↓ Intramuscular glucose uptake Disfungsi sel β Universitas Sumatera Utara 2.3 Tekanan Darah dan Hubungan Dengan Obesitas 2.3.1 Definisi Tekanan Darah