HISOBI mendapatkan angka prevalensi obesitas pada wanita 11,02 lebih besar daripada pria 9,16. Obesitas meningkat di setiap negara, pada setiap
jenis kelamin, dan pada semua kelompok usia, ras, dan tingkat pendidikan.
2.2 Obesitas Abdominal sebagai Faktor Risiko Metabolik
2.2.1 Definisi Sindroma Metabolik
Sindroma metabolik merupakan suatu kumpulan faktor risiko metabolik yang berkaitan secara langsung terhadap terjadinya penyakit kardiovaskuler
artherosklerotik. Faktor risiko tersebut antara lain terdiri dari dislipidemia atherogenik, peningkatan tekanan darah, peningkatan kadar glukosa plasma,
keadaann prototombik, dan proinflamasi Semiardji, 2004. Saat ini berkembang beberapa kriteria definisi dari sindroma metabolik yang pada akhirnya memiliki
tujuan yang sama yaitu mengenali sedini mungkin gejala gangguan metabolik sebelum seseorang jatuh ke dalam beberapa komplikasi yang terjadi. Beberapa
kriteria definisi sindroma metabolik yang sering digunakan antara lain WHO tahun 1998, European Group for The Study of Insulin Resistance EGIR tahun
1999, National Cholesterol Education Program Third Adult Treatment Panel NCEP-ATP III tahun 2001, dan American Association of Clinical
Endocrinologist AACE tahun 2003.. Secara garis besar, terdapat kepentingan klinis dari kriteria-kriteria tersebut.
Antara lain disebutkan oleh WHO pada tahun 1998 yang menekankan bahwa resistensi insulin merupakan penyebab primer dari sindrom. Selain itu,
WHO juga mengizinkan penggunaan terminologi sindroma metabolik untuk digunakan pada pasien DM tipe 2 yang juga memenuhi kriteria lain. Pada tahun
Universitas Sumatera Utara
1999, EGIR mengajukan revisi dari definisi WHO. EGIR menggunakan terminologi sindroma resistensi insulin. Pada tahun 2001, NCEP ATP III tidak
memasukkan resistensi insulin dalam kriteria. Hal ini disebabkan sulitnya melakukan pengukuran dan standardisasi resistensi insulin. AACE pada tahun
2003 merevisi kriteria ATP III untuk kembali berfokus pada resistensi insulin sebagai penyebab primer dari faktor risiko metabolik. Kriteria mayor lainnya
adalah toleransi glukosa terganggu, peningkatan trigliserida, penurunan HDL, peningkatan tekanan darah, dan obesitas.
Saat ini ada dua set kriteria untuk sindroma metabolik, salah satu yang diajukan oleh World Health Organization WHO dan yang lainnya oleh Institut
Kesehatan Nasional NIH. Definisi ini bekerja sama dan mencakup beberapa unsur abnormalitas glukosa insulin, tekanan darah dan lipid , dan obesitas.
Secara umum seseorang yang diklasifikasikan dengan Sindrom Metabolik kriteria WHO juga didiagnosis dengan menggunakan kriteria NIH. Fakta bahwa
dua set standar ada menunjukkan bahwa pemahaman dan penggunaan istilah Sindrom metabolik yang baru dan berkembang David, 2004.
Tabel 2.4 - Definisi Sindrom Metabolik World Health Organization
1.Pinggang hip ratio 0,85 pada wanita dan 0,9 pada pria atau indeks massa tubuh 30kgm2
2.Trigliserida 150 mg dan atau kolesterol HDL 35 mg pria atau 40 mg wanita
3.Tekanan darah 14090 mm Hg 4.Peningkatan sekresi albumin dalam urin
Universitas Sumatera Utara
National Institutes of Health
1.obesitas perut: lingkar pinggang 35 cm pada wanita atau 40 inci pada laki-laki 2.Trigliserida 150 mg
3.HDL-kolesterol 50 mg pada wanita atau 40 mg pada laki-laki 4.Tekanan darah 13085 mm Hg
5.Glukosa plasma puasa 110 mg
2.2.2 Patogenesis Sindroma Metabolik