pada wanita yang hidup pada ketinggian 4000 m. Wanita multipara dan wanita yang banyak mengkonsumsi daging, atau minum alkohol akan mengalami
menopause lebih lambat Baziad, 2003.
2.3.3. Penyebab Menopause Alami
Pada laki-laki, spermatogenesis terus berlanjut sampai usia tua, sedangkan pada wanita tidak demikian. Oogenesis akan berakhir pada usia fetus 20 minggu
dan yang tinggal hanya 7 juta oosit. Mulai usia 20 minggu sampai dengan saat lahir terjadi pengurangan jumlah primordial folikel hingga tinggal 500.000 sampai
1.000.000 lagi, dan dalam perjalanan waktu akan terus berkurang jumlahnya. Jumlah folikel yang masih tersedia sangat berbeda pada setiap wanita. Sebagian
wanita pada usia 35 tahun masih memiliki sebanyak 100.000 folikel, sedangkan wanita yang lain pada usia yang sama hanya memiliki 10.000 folikel. Penyebab
berkurangnya jumlah folikel terletak pada folikel itu sendiri. Seperti sel-sel tubuh yang lain, oosit juga dipengaruhi oleh stres biologik seperti radikal bebas,
kerusakan permanen dari DNA, dan bertumpuknya bahan kimia yang dihasilkan dari proses metabolisme tubuh. Karena oosit selalu mengalami kendali mutu yang
ketat, oosit yang telah mengalami kelainan akan dikeluarkan melalui proses apoptosis kematian sel yang terprogram Baziad, 2003.
Bila jumlah primordial folikel mencapai jumlah yang kritis, akan terjadi gangguan sistem pengaturan hormon, yang berakibat terjadinya insufisiensi
korpus luteum, siklus haid anovulatorik, dan pada akhirnya terjadi oligomenorea. Bila sudah tidak tersedia lagi folikel, berarti wanita tersebut telah memasuki masa
pascamenopause. Setiap wanita yang masih mengalami haid, meskipun sudah tidak teratur, ovariumnya masih memiliki lebih kurang 1000 folikel dan
kemungkinan hamil selalu ada Baziad, 2003.
2.3.4. Tahap-Tahap dalam Menopause
Menurut Baziad 2003, menopause dibagi dalam beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Pramenopause
Fase pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur,
dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif banyak, dan kadang-kadang disertai nyeri haid dismenorea. Pada
wanita tertentu telah timbul keluhan vasomotorik dan keluhan sindrom prahaid atau sindrom pramenstrual PMS. Perubahan endokrinologik yang
terjadi adalah berupa fase folikular yang memendek, kadar estrogen yang tinggi, kadar FSH juga biasanya tinggi, tetapi dapat juga ditemukan kadar
FSH yang normal. Fase luteal tetap stabil. Akibat kadar FSH yang tinggi ini dapat terjadi perangsangan ovarium yang berlebihan hiperstimulasi
sehingga kadang-kadang dijumpai kadar estrogen yang sangat tinggi. 2.
Perimenopause Perimenopause merupakan fase peralihan antara pramenopause dan
pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Pada kebanyakan wanita siklus haidnya 38 hari, dan sisanya 18 hari.
Sebanyak 40 wanita siklus haidnya anovulatorik. Meskipun terjadi ovulasi, kadar progesteron tetap rendah sedangkan kadar FSH, LH, dan
estrogen sangat bervariasi. 3. Menopause
Pada fase ini jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi
estrogen pun berkurang dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadinya menopause. Oleh karena itu, menopause diartikan sebagai haid
alami terakhir, dan hal ini tidak terjadi bila wanita menggunakan kontrasepsi hormonal pada usia perimenopause. Diagnosis menopause
merupakan diagnosis retrospektif. Bila seorang wanita tidak haid selama 12 bulan, dan dijumpai kadar FSH darah 40 mIUml dan kadar estradiol
30 pgml, telah dapat dikatakan wanita tersebut telah mengalami menopause.
Universitas Sumatera Utara
4. Pascamenopause Pada fase ini ovarium sudah tidak berfungsi sama sekali, kadar estradiol
berada antara 20-30 pgml, dan kadar hormon gonadotropin biasanya meningkat. Pada wanita pascamenopause masih saja dapat dijumpai jenis
steroid seks lain dengan kadar yang normal di dalam darah. Ternyata, ovarium wanita pascamenopause masih memiliki kemampuan untuk
mensintesis steroid seks. Sel-sel hilus dan korteks ovarium masih dapat memproduksi androgen, estrogen, dan progesteron dalam jumlah
tertentu. Selain itu, jaringan tubuh tertentu, seperti lemak, uterus, hati, otot, kulit, rambut, dan bahkan bagian dari sistem neural sumsum tulang
bone marrow memiliki kemampuan mengaromatisasi androgen menjadi estrogen. Kelenjar adrenal merupakan sumber androgen utama bagi
wanita pascamenopause.
2.3.5. Kelainan Jadwal Menopause Menopause bisa terjadi secara alamiah atau sebagai akibat pembedahan
atau penyinaran. Berhentinya haid karena operasi terjadi apabila uterus diangkat. Pengangkatan ovarium kadang-kadang dilakukan karena penyakit ovarium, akan
tetapi lebih sering jika dilakukan histerektomi untuk suatu sebab, dan ovarium sekalian diangkat sebagai tindakan preventif terhadap karsinoma ovarium.
Tindakan terakhir ini masih kontroversial jika dilakukan pada wanita sebelum menopause, tetapi umumnya dibenarkan pada wanita pascamenopause.
Menopause buatan umumnya menimbulkan keluhan yang lebih berat dibandingkan dengan menopause alamiah Sastrawinata, 2008.
2.3.5.1. Menopause Prematur
Menopause yang terjadi sebelum 40 tahun, dapat dikatakan menopause prematur. Diagnosis menopause prematur tidak sukar dibuat, apabila penghentian
haid sebelum waktunya disertai dengan hot flushes serta meningkatnya kadar hormon gonadotropin. Apabila kedua gejala yang terkahir ini tidak ada, perlu
Universitas Sumatera Utara
dilakukan penyelidikan terhadap sebab-sebab lain dari terganggunya fungsi ovarium Sastrawinata, 2008.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan menopause prematur ialah herediter, gangguan gizi yang cukup berat, penyakit-penyakit menahun, dan
penyakit-penyakit yang merusak jaringan kedua ovarium. Menopause prematur tidak memerlukan terapi, kecuali pemberian penerangan kepada wanita yang
bersangkutan Sastrawinata, 2008. Faktor lain yang dapat menyebabkan menopause prematur adalah rokok. Ada hubungan antara wanita yang merokok
dengan prematur menopause. Perokok pasif serta konsumsi alkohol dan kopi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian menopause prematur Mikkelsen,
2007.
2.3.5.2. Menopause Terlambat
Batas terjadinya menopause ialah umur 52 tahun. Apabila seorang wanita masih mendapat haid di atas umur 52 tahun, maka hal itu merupakan indikasi
untuk penyelidikan lebih lanjut. Sebab-sebab yang dapat dihubungkan dengan menopause terlambat ialah: a konstitusional; b fibromioma uteri; dan c tumor
ovarium yang menghasilkan estrogen Sastrawinata, 2008.
2.3.6. Perubahan yang Terjadi pada Wanita Menopause
Menurut Sastrawinata 2008, perubahan-perubahan yang terjadi selama menopause adalah :
1. Perubahan organ reproduksi Ovarium dan uterus lambat laun mengecil dan endometrium mengalami
atrofi. Walaupun demikian, uterus masih tetap dapat bereaksi terhadap estrogen. Epitel vagina juga menipis dan apus vagina memperlihatkan
gambaran campuran spread pattern. Mamma mulai menjadi lembek dan proses ini berlangsung terus sampai masa senium.
Universitas Sumatera Utara
2. Perubahan hormon Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan
ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin. Keadaan ini akan mengakibatkan terganggunya interaksi hipotalamus-hipofisis. Pertama-
tama terjadi kegagalan fungsi korpus luteum. Kemudian, turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik
terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi FSH dan LH. Dari kedua gonadotropin ini, ternyata yang paling mencolok
peningkatannya adalah FSH. Oleh karena itu, peningkatan kadar FSH merupakan petunjuk hormonal yang paling baik untuk mendiagnosis
sindrom klimakterium. 3.
Perubahan vasomotorik Perubahan ini dapat muncul sebagai gejolak panas hot flushes, keringat
banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah, berdebar-debar, susah bernafas, jari-jari atrofi dan
gangguan usus. 4.
Perubahan emosi Perubahan emosi muncul dalam bentuk mudah tersinggung, depresi,
kelelahan, semangat berkurang, dan susah tidur.
2.3.7. Dampak Kesehatan Fisik dan Psikis 2.3.7.1. Keluhan Fisik