dapat dilakukan dengan menggunakan uji pulasan Pap Smear, akan tetapi banyak perempuan yang tidak melakukannya. Diperkirakan sekitar sepertiga perempuan
yang memenuhi syarat tidak melakukan pulasan Pap Smear. Tujuh puluh persen perempuan dengan kanker serviks invasif yang baru didiagnosis, tidak melakukan
pulasan Pap Smear selama 5 tahun terakhir Price Wilson, 2005. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran
wanita akan pentingnya pendeteksian dini kanker serviks dengan pemeriksaan Pap Smear Soepardiman, 2002. Berdasarkan realitas ini jika lebih banyak wanita
memahami bahwa pemeriksaan Pap Smear dapat sebagai pendeteksian dini kanker serviks, maka dapat menyelamatkan banyak jiwa dan menurunkan angka kejadian
kanker serviks pada wanita.
1. 2. Masalah Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini yaitu, bagaimana gambaran tingkat pengetahuan wanita tentang deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan Pap
Smear di Kelurahan Gedung Johor.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan wanita tentang deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan Pap
Smear di Kelurahan Gedung Johor
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan wanita mengenai
pemeriksaan Pap Smear berdasarkan usia;
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan wanita mengenai
pemeriksaan Pap Smear berdasarkan tingkat pendidikan.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1.
Masyarakat Hasil penelitian ini dapat menambah tingkat pengetahuan masyarakat
tentang deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan Pap Smear; 2.
Petugas Kesehatan Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh petugas kesehatan untuk
mengetahui gambaran tingkat pengetahuan wanita tentang deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Gedung
Johor sehingga dapat direncanakan suatu strategi pelayanan kesehatan untuk menindaklanjutinya, baik berupa advokasi, sosialisasi maupun
edukasi; 3.
Penelitian Hasil penelitian ini dapat menambah informasi bagi penelitian kedokteran
mengenai gambaran tingkat pengetahuan wanita tentang deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan Pap Smear sehingga dapat
memberikan ide selanjutnya bagi penelitian kedokteran untuk meneliti cara-cara yang efektif untuk meningkatkan tingkat pengetahuan wanita
tentang deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan Pap Smear.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan 2.1.1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan yang siap pakai membantu seseorang untuk berpikir cepat dan tepat Notoadmojo, 2003. Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia,
pengetahuan knowledge didefenisikan sebagai segala sesuatu yang diketahui; kepandaian. Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau
disadari oleh seseorang Depdiknas, 2005.
2.1.2. Cara Memperoleh Pengetahuan
Berbagai macam cara yang telah digunakan sepanjang sejarah manusia untuk memperoleh pengetahuan maka dapat dikelompokkan menjadi dua yakni
cara tradisional non ilmiah melalui cara coba salah trial and error, kekuasaan atau otoritas, pengalaman pribadi, jalan pikiran dan dengan modern cara ilmiah
Notoadmojo, 2005. Cara tradisional yang pertama yakni cara coba-salah dipakai orang
sebelum mengenal kebudayaan bahkan mungkin peradaban. Cara coba-salah ini digunakan dalam pemecahan masalah dan apabila tidak berhasil kemungkinan
pemecahan yang lain, begitu seterusnya. Cara tradisional lain yakni kekuasaan atau otoritas adalah pengetahuan yang diperoleh berdasarkan kehidupan sehari-
hari dan tradisi-tradisi yang dilaukan orang tanpa adanya penalaran apakah yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan itu baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini selalu diwariskan turun- temurun ke generasi berikutnya. Berdasarkan pengalaman pribadi adalah
pengetahuan tersebut diperoleh setelah terjadi pada seseorang dan diulangi lagi keadaan tersebut untuk memecahkan masalah seperti yang lalu Notoadmojo,
2005. Sumber pengetahuan dapat didefinisikan dari beberapa aspek, diantaranya
kepercayaan berdasarkan tradisi, kesaksian orang lain, panca indera, rasionalisme dan intuisi Suhartono, 2005. Kepercayaan berdasarkan tradisi, merupakan
pengetahuan yang bersumber dari kepercayaan yang menunjukkan bahwa pengetahuan itu diperoleh melalui cara mewarisi apa saja yang ada di dalam suatu
kehidupan masyarakat, adat istiadat, nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan dan kehidupan dalam beragama atau dengan kata lain pengetahuan itu diperoleh
berdasarkan pemahaman atas situasi baru dengan berpegang pada kepercayaan yang telah dibenarkan. Kesaksian orang lain, termasuk pengetahuan yang masih
tetap ada dalam susunan kehidupan yang terdahulu pada orang-orang tertentu yang dapat dipercaya, karena sudah dianggap memiliki pengetahuan yang benar,
lalu menjadi panutan yang handal bagi orang lain pada umumnya dalam hal-hal bagaimana memandang, bersikap dan cara hidup serta bagaimana bertingkah laku
Suhartono, 2005. Panca indera bagi manusia merupakan alat vital dalam kehidupan sehari-
hari, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh persoalan hidup sehari-hari bisa diatasi dengan menggunakan alat panca indera. Rasionalisme merupakan sumber
satu-satunya dari pengetahuan manusia berdasarkan akal budi. Rasio mampu mengetahui melalui observasi. Sedangkan intuisi merupakan pengetahuan yang
berasal dari dalam diri kita sendiri Suhartono, 2005.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: a. Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan, yang bertujuan untuk mencerdaskan manusia. Melalui pendidikan seseorang akan memperoleh pengetahuan, apabila semakin tinggi
tingkat pendidikan maka hidup akan semakin berkualitas dimana seseorang akan berpikir logis dan memahami informasi yang diperolehnya.
b. Media Media adalah sarana yang dapat dipergunakan oleh seseorang dalam
memperoleh pengetahuan. Contohnya: televisi, radio, koran, dan majalah. c. Paparan Informasi
Informasi adalah data yang diperoleh dari observasi terhadap lingkungan sekitar yang diteruskan melalui komunikasi dalam kehidupan sehari-hari
Meliono, 2007.
2.1.4. Tingkatan Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang overt behavior. Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai beberapa tingkatan yaitu tahu know,
memahami comprehension, aplikasi application, analisa analysis, sintesis synthesis, dan evaluasi evaluation Sunaryo, 2004.
Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:
a. Tahu know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
Universitas Sumatera Utara
sebelumnya. Mengingat kembali recall sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Merupakan tingkatan
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja yang bisa digunakan antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan menyatakan dan sebagainya.
b. Memahami comprehension Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang sudah paham suatu materi atau objek harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang telah dipelajari.
c. Aplikasi application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya real. Misalnya penggunaan rumus, hukum-hukum, metode, prinsip dan sebagainya.
d. Analisis analysis Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Biasanya menggunakan kata kerja
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. e. Sintesis syntesis
Sintesis menunjuk kepada kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan,
dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
Universitas Sumatera Utara
f. Evaluasi evaluation Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu objek atau materi. Penilaian tersebut didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri ataupun yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan
antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek peneliti atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan tersebut Notoatmodjo, 2003.
2.2. Kanker Serviks 2.2.1. Pengertian Kanker Serviks