BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kanker atau dalam bahasa medisnya biasa disebut Karsinoma adalah sekelompok penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan dan perkembangan sel-sel
yang tidak terkontrol dan tidak normal Price Wilson, 2005. Kanker dapat dicetuskan oleh faktor eksternal dan faktor internal yang memicu terjadinya
proses karsinogenesis proses pembentukan kanker. Faktor eksternal dapat berupa infeksi, radiasi, zat kimia tertentu, dan juga konsumsi tembakau,
sedangkan mutasi baik yang diturunkan maupun akibat metabolisme, hormon, dan kondisi sistem imun merupakan faktor internal American Cancer Society,
2008. Pada wanita kanker juga dapat menyerang berbagai organ reproduksi.
Salah satunya yaitu kanker serviks. Kanker reproduktif wanita ini diperkirakan membunuh lebih dari 26.400 wanita di Amerika Serikat setiap tahunnya. Dari
kanker ini, sekitar 15.800 adalah kasus baru kanker serviks invasif yang dapat menyebabkan 4800 kematian. Kanker serviks merupakan kanker reproduktif
wanita ketiga yang paling umum dan merupakan bentuk neoplasma yang menduduki salah satu tempat teratas dalam daftar sebab kematian akibat tumor
ganas pada wanita Brunner Suddarth, 2001. Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti kanker serviks. Kanker
serviks paling sering terjadi pada usia 30 sampai 45 tahun tetapi dapat terjadi di usia dini yaitu 18 tahun. Banyak faktor risiko yang berhubungan dengan kanker
serviks seperti hubungan seksual bebas, kehamilan dini, riwayat partus dini dan multi partus, pemajanan infeksi, personal hygine yang buruk dan gaya hidup yang
tidak sehat Price Wilson, 2005. Penyakit kanker biasanya menunjukkan gejala
Universitas Sumatera Utara
yang spesifik pada stadium lanjut, sehingga sangat kecil kemungkinan harapan hidup penderita. Akan tetapi meski beberapa kanker sulit untuk dideteksi, maka
lain halnya dengan kanker serviks yang dapat dilakukan pendeteksian dini dengan uji pulasan Papanicolaou Pap Depkes RI, 2008.
Pap Smear Test adalah suatu test yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang ada di sel-sel
leher rahim. Prosedur Pap Smear dapat menurunkan kejadian kanker serviks dari 45 kasus per 100.000 hingga 15 kasus per 100.000 wanita. Penelitian
menganjurkan untuk melakukan deteksi dini selain juga untuk pengobatan yang lebih efektif. Di Amerika, uji Pap Smear telah menurunkan angka kematian akibat
kanker serviks secara signifikan yaitu angka kematian menurun 70 dari tahun 1950-1970 dan 40 dari tahun 1970-1995 Price Wilson, 2005.
Rekomendasi terbaru dari American College of Obstetricians and Gynecologist dan the American Cancer Society adalah untuk melakukan
pemeriksaan pelvis dan penapisan pulasan Pap Smear setiap tahun bagi semua perempuan yang telah aktif secara seksual atau telah mencapai usia 18 tahun.
Setelah tiga kali atau lebih secara berturut-turut hasil pemeriksaan tahunan ternyata normal, uji Pap Smear dapat dilakukan dengan frekuensi yang lebih
jarang atas kebijaksanaan dokter Brunner Suddarth, 2001. Berbeda dengan di Indonesia, Pap Smear yang telah dikenal sejak tahun
70-an belum mampu menjawab permasalahan kanker serviks. Di Indonesia setiap tahun terjadi 41 kasus baru kanker serviks dan 20 perempuan meninggal karena
penyakit tersebut Depkes RI, 2008. Di samping itu, laporan dari Pusat Patologi di Indonesia juga menunjukkan bahwa kanker serviks masih merupakan kanker
dengan frekuensi tertinggi yaitu 36 dari seluruh kanker yang diderita oleh seluruh wanita di Indonesia Aziz, 2002. Di negara berkembang, walaupun
deteksi kanker serviks pada stadium yang sangat dini dan dapat disembuhkan
Universitas Sumatera Utara
dapat dilakukan dengan menggunakan uji pulasan Pap Smear, akan tetapi banyak perempuan yang tidak melakukannya. Diperkirakan sekitar sepertiga perempuan
yang memenuhi syarat tidak melakukan pulasan Pap Smear. Tujuh puluh persen perempuan dengan kanker serviks invasif yang baru didiagnosis, tidak melakukan
pulasan Pap Smear selama 5 tahun terakhir Price Wilson, 2005. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran
wanita akan pentingnya pendeteksian dini kanker serviks dengan pemeriksaan Pap Smear Soepardiman, 2002. Berdasarkan realitas ini jika lebih banyak wanita
memahami bahwa pemeriksaan Pap Smear dapat sebagai pendeteksian dini kanker serviks, maka dapat menyelamatkan banyak jiwa dan menurunkan angka kejadian
kanker serviks pada wanita.
1. 2. Masalah Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini yaitu, bagaimana gambaran tingkat pengetahuan wanita tentang deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan Pap
Smear di Kelurahan Gedung Johor.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum