BAB III GAMBARAN DATA PAJAK HIBURAN DINAS PENDAPATAN
A. Pengertian Pajak
Pengertian pajak menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro, SH : “ Pajak adalah iuran rakyak kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang yang
dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbale kontraprestasi yang langsung dapat di tunjukan dan yang di gunakan untuk membayar pengeluaran umum.”
Fungsi pajak ada 2, yaitu : 1.
Fungsi budgetair Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluarannya 2. Fungsi regular mengatur
Pajak sebagai alat untuk mengatur untuk melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi
Contoh : pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi minuman keras.
Pajak terdiri dari 3 kelompok,yaitu : 1. Menurut golongannya
a. Pajak Langsung,yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak
dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Penghasilan
Universitas Sumatera Utara
b. Pajak tidak langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai
2. Menurut Sifatnya a .Pajak Subjektif,yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya,dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh : Pajak Penghasilan
b. Pajak Objektif,yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya,tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. 3. Menurut Lembaga Pemungutnya
a. Pajak Pusat,yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara.
Contoh : Pajak Penghasilan,Pajak Pertambahan Nilai,Pajak Penjualan Atas Barang Mewah,Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Materai.
b. Pajak Daerah,yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
Pajak Daerah terdiri dari : -
Pajak Daerah Tk I propinsi,contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
- Pajak Daerah Tk II kotamadyakabupaten,contoh : Pajak Pembangunan I,Pajak
Penerangan Jalan,Pajak Bangsa Asing Tata cara pemungutan pajak ada 3,yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Stelsel Pajak Pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan 3 stelsel :
a. Stelsel Nyata Real Stelsel Pengenaan pajak didasarkan pada objek penghasilan yang nyata,sehingga pemungutan
baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak,yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui.Kebaikan stelsel ini adalah pajak yang dikenakan lebih
realistis,sedangkan kelemahannya adalah pajak baru dapat dikenakan pada akhir periode setelah penghasilan real diketahui.
b. Stelsel Anggapan Fictieve Stelsel Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh Undang-
undang.Misalnya,penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun
sebelumnya,sehingga pada awal tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak berjalan.Kebaikan stelsel ini adalah pajak dapat dibayar
selama tahun berjalan,tanpa harus menunggu pada akhir tahun.Sedangkan kelemahannya adalah pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada keadaan yang sesungguhnya.
c. Stelsel Campuran Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan.Pada awal
tahun,besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan,kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya.Bila besarnya pajak
menurut kenyataan lebih besar dari pada pajak menurut anggapan,maka wajib pajak harus menambah.Sebaliknya,jika lebih kecil kelebihannya dapat diminta kembali.
2. Azas pemungutan pajak a. Azas domisili azas tempat tinggal
Universitas Sumatera Utara
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal diwilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri.
b. Azas sumber Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber diwilayahnya tanpa
memperhatikan tempat tinggal wajib pajak. c. Azas kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara. Misalnya pajak bangsa asing di Indonesia di kenakan pada setiap orang yang bukan berkebangsaan Indonesia
yang bertempat tinggal di Indonesia. Azas ini berlaku untuk wajib pajak luar negeri. 3. Sistem pemungutan pajak
a. Official assessment system Adalah suatu pemungutan yang member wewenang kepada pemerintah fiskus untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. b. Self assessment system
Adalah suatu system pemungutan pajak yang member wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
c. With holding system Adalah suatu system pemungutan pajak yang member wewenang kepada pihak ketiga
bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
B. Pengertian Pajak Hiburan