PENDAHULUAN Analisis Finansial Budi Daya Kemenyan Rakyat dalam Sistem Agroforestry (Studi Kasus di Desa Pangurdotan, Kecamatan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara)

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Hutan rakyat merupakan salah satu model pengelolaan sumber daya alam yang berdasarkan inisiatif masyarakat. Hutan rakyat di Indonesia pada umumnya dikembangkan pada lahan milik masyarakat yang diakui pada tingkat lokal tanah adat maupun di tanah milik yang diakui secara formal oleh pemerintah. Dalam hutan rakyat diusahakan tanaman pohon-pohon yang hasil utamanya kayu: sengon Paraserianthes falcataria, akasia Accacia auriculiformis; hasil utamanya getah : kemenyan Styrax benzoin, damar Shorea javanica; maupun hasil utamanya buah: kemiri Aleurites moluccana dan bambu Bambosaa spp Suharjito dan Darusman, 1998. Pelestarian hutan, yang dewasa ini menjadi isu global, bukan bermaksud untuk melarang sama sekali manusia memanfaatkan hutan beserta hasilnya. Yang diinginkan oleh ide pelestarian hutan itu adalah bahwa hutan dimanfaatkan oleh manusia dengan cara yang arif. Yakni cara pemanfaatan hutan untuk kesejahteraan rakyat banyak, dengan senantiasa mengutamakan kesinambungan fungsi-fungsi ekonomi dan ekologi hutan. Cara-cara pemanfaatan hutan yang arif ini sebenarnya sudah dipraktikkan oleh rakyat di kebanyakan kampung-kampung hutan. Meski mereka memanfaatkan hutan untuk kepentingan ekonominya, namun mereka tetap mengindahkan kepentingan lingkungan dengan cara-cara yang jauh dari sifat tamak dan serakah. Tetapi karena praktik-praktik pengelolaan hutan tersebut tidak lahir dari hasil kajian ilmiah maka seringkali praktik orang kampung itu direndahkan artinya oleh orang-orang dari luar kampung hutan; yaitu orang-orang yang selama Universitas Sumatera Utara ini paling didengarkan seruannya oleh penguasa. Dia bisa menuduh dan membela diri saat ditemukan kesalahannya Zuska, 2005. Salah satu jenis tanaman yang terdapat pada hutan rakyat adalah kemenyan. Salah satu daerah pengembangan kemenyan ini adalah di Desa Pangurdotan. Pengembangan hutan rakyat kemenyan di Pangurdotan merupakan upaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di daerah tersebut, karena keberadaan hutan rakyat mempunyai arti penting bagi peningkatan keadaan sosial ekonomi masyarakat. Selain itu hutan rakyat mempunyai arti penting dalam upaya menjaga tata air, pemanfaatan lahan kering dan terlantar. Tanaman kemenyan merupakan jenis tanaman yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Pangurdotan dan secara turun temurun telah dipertahankan oleh masyarakat tersebut, sehingga komoditi ini menjadi ciri khas masyarakat Pangurdotan. Sebelum sistem agroforestry diterapkan, masyarakat Desa Pangurdotan mengelola lahannya dengan sistem non agroforestry dengan kemenyan sebagai komoditi utama. Setelah Sistem agroforestry diterapkan, petani di Desa Pangurdotan mengkombinasikan tanaman kehutanan kemenyan dengan tanaman musiman padi. Kombinasi tanaman kehutanan dengan musiman disebut juga dengan agroforestry tipe agrisilfikultur. Pengelolaan lahan dengan sistem agroforestry dianggap sebagai alternatif yang paling memungkinkan bagi pemilik lahan dalam upaya meningkatkan pendapatan ekonominya. Namun dalam kenyataan dilapangan, khususnya kondisi lahan di Desa Pangurdotan yang menjadi lokasi penelitian, penerapan proporsi kombinasi tanaman tidak seimbang ada komponen yang dominan. Hal ini yang menjadi alasan peneliti melakukan penelitian di Desa Pangurdotan untuk Universitas Sumatera Utara mengetahui penyebab masyarakat mengubah sistem pengelolaan lahan di desa tersebut dan kelayakan finansial budidaya kemenyan dengan penerapan sistem agroforestry. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengapa petani di Desa Pangurdotan mengubah lahan non-agroforesty menjadi lahan agroforesty, Bagaimana tingkat kelayakan pengusahaan lahan secara finansial yang diusahakan petani dalam sistem non-agroforestry dibandingkan dengan sistem agroforestry?. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penyebab terjadinya perubahan pengusahaan lahan di Desa Pangurdotan dan membandingkan kelayakan finansial pengusahaan lahan dalam sistem agroforestry dengan sistem non-agroforestry. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai informasi bagi masyarakat yang terdapat di Pangurdotan, agar dapat menerapkan pola kombinasi kemenyan dalam sistem agroforestry yang memberikan kelayakan secara finansial dan meningkatkan pengetahuan dan wawasan dari para pembaca tentang kelayakan finansial budi daya kemenyan dalam sistem agroforestry. Universitas Sumatera Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA