BAB IV STUDI PERBANDINGAN DWDM DENSE WAVELENGTH DIVISION
MULTIPLEXING DAN CWDM COARSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING PADA SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK
4.1 Umum
Pada Tugas Akhir ini akan dibahas perbandingan kinerja DWDM dan CWDM pada sistem komunikasi serat optik. Digunakan parameter serat optik
dengan standar ITU-T G.655 untuk DWDM dan ITU-T G.652 untuk CWDM, digunakan asumsi parameter power transmisi sebagai berikut :
1. Model of transmit source : Mitsubishi 1550nm
2. Model of Receive minimum : LDLL 1500nm
3. Tipe Kabel : Step Index 1550nm
4. Jenis Penyambungan : Penyambungan Lebur
5. Jumlah Connector : 4
6. Jumlah Penyambungan : 2
7. Rugi-rugi Tambahan : 5 dB
8. Panjang Kabel : 150 km.
9. Daya Transmisi : 7,8 dBm
10. Attenuasi Kabel = 0,2 dBKm
Dengan menggunakan Rumus 3.3, maka dapat dihitung toal rugi-rugi yang terdapat pada sistem saluran komunikasi serat optik, yaitu :
Total Rugi-Rugi = 150x0,2 + 2 + 0,04 + 5 = 37,04 dB Maka besar daya terima yang diperoleh pada sistem DWDM adalah :
Universitas Sumatera Utara
PRx = 7,8 dBm – 37.04 dB + 3 dB = -26.24 dBm Untuk mengetahui hasil perhitungan nilai panjang maximum yang dapat
ditempuh serat optik dapat menurunkan rumus 2.5, dari rumus tersebut didapatkan hasil :
Lmax = PRx - Pmin α fiber
= -26.24 – -25 0.2 = -6.2 km Nilai minus diatas mengartikan bahwa dari disain yang telah dibuat, jarak
fiber optik harus dikurangi dengan 6,2 km, atau jarak fiber optik harusnya 143,8 km agar daya yang diterima berada diatas Pmin.
Adapun hal-hal yang akan dibandingkan adalah sebagai berikut : a
Channel Spacing spasi kanal b
Band Frekuensi c
Tipe Fiber d
Area Implementasi e
Perangkat Laser f
Filter
4.2 Channel Spacing spasi kanal
Berdasarkan rumus 3.2, maka dapat diperoleh hasil perhitungan spasi kanal pada sistem DWDM dan CWDM sebagai berikut.
a Dengan
λ
∆
= 0,2 nm
9 18
8
10 2
, 10
2402500 10
3
− −
− =
∆ x
x x
f
GHz Hz
x f
25 10
25
9
≅ −
= ∆
Universitas Sumatera Utara
b Dengan
λ
∆
= 0,4 nm
9 2
9 8
10 4
, 10
1550 10
3
− −
− =
∆ x
x x
f
9 18
8
10 4
, 10
2402500 10
3
− −
− =
∆ x
x x
f
GHz Hz
x f
50 10
94 ,
49
9
≅ −
= ∆
c Dengan
λ
∆
= 0,8 nm
9 2
9 8
10 8
, 10
1550 10
3
− −
− =
∆ x
x x
f
9 18
8
10 8
, 10
2402500 10
3
− −
− =
∆ x
x x
f
GHz Hz
x f
100 10
89 ,
99
9
≅ −
= ∆
d Dengan
λ
∆
= 1,0 nm
9 2
9 8
10 ,
1 10
1550 10
3
− −
− =
∆ x
x x
f
9 18
8
10 ,
1 10
2402500 10
3
− −
− =
∆ x
x x
f
GHz Hz
x f
125 10
9 ,
124
9
≅ −
= ∆
e Dengan
λ
∆
= 1,2 nm
9 2
9 8
10 2
, 1
10 1550
10 3
− −
− =
∆ x
x x
f
9 18
8
10 2
, 1
10 2402500
10 3
− −
− =
∆ x
x x
f
GHz Hz
x f
150 10
84 ,
149
9
≅ −
= ∆
Universitas Sumatera Utara
f Dengan
λ
∆
= 1,6 nm
9 2
9 8
10 6
, 1
10 1550
10 3
− −
− =
∆ x
x x
f
9 18
8
10 6
, 1
10 2402500
10 3
− −
− =
∆ x
x x
f
GHz Hz
x f
200 10
79 ,
199
9
≅ −
= ∆
g Dengan
λ
∆
= 2,0 nm
9 2
9 8
10 ,
2 10
1550 10
3
− −
− =
∆ x
x x
f
9 18
8
10 ,
2 10
2402500 10
3
− −
− =
∆ x
x x
f
GHz Hz
x f
250 10
73 ,
249
9
≅ −
= ∆
Tabel 4.1 Rekapitulasi Perhitungan f ∆
No.
f
∆ GHz
λ
∆
nm λ nm c ms
1. 25
0,2 1550
8
10 3x
2. 50
0,4 1550
8
10 3x
3. 100
0,8 1550
8
10 3x
4. 125
1.0 1550
8
10 3x
5. 150
1,2 1550
8
10 3x
6. 200
1,6 1550
8
10 3x
7. 250
2,0 1550
8
10 3x
Universitas Sumatera Utara
Adapun perbedaan spasi kanal antara DWDM dan CWDM adalah sebagai berikut[18] :
a Pada DWDM, spasi kanal yang digunakan bisa bervariasi, di antaranya
adalah 0,2, 0,4, 0,8, 1,0, 1,2, 1,6, 2,0 nm. b
Pada CWDM spasi kanal yang digunakan hanya 0,2 nm saja.
4.3 Band Frekuensi