c. Surat Sita
Apabila utang pajak belum dilunasi dalam waktu 2x24 jam dapat dilakukan penyitaan atas barang-barang milik WP, dengan dibebani biaya pelaksanaan
sita sebesar Rp.100.000,00 seratus ribu rupiah. d.
Lelang Dalam waktu 14 hari setelah tindakan penyitaan, utang pajak belum dilunasi
maka akan dilanjutkan dengan tindakan pelelangan melalui Kantor Lelang Negara. Dalam hal biaya penagihan paksa dan biaya pelaksanaan sita belum
dibayar maka akan dibebankan bersama-sama dengan biya iklan untuk pengumuman lelang dalam surat kabar dan biaya lelang pada saat pelelangan.
C. Tugas Jurusita Pajak
Jurusita pajak adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan pajak yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus , pemberitahuan
Surat Paksa , penyitaan dan penyanderaan . Jurusita pajak diangkat dan diberhentikan oleh Pejabat yang ditunjuk Menteri Keuangan untuk penagihan pajak pusat gubernur
atau bupatiwalikota untuk penagihan pajak daerah.Jurusita Pajak ini berstatus sebagai Pegawai Negeri.
Sebelum melaksanakan penyitaan terhadap kekayaan wajib pajak atau penanggung pajak atau aktiva milik perusahaan maka jurusita harus mengumpulkan
dan mempelajari data mengenai harta kekayaan atau aktiva yang akan disita tersebut .
Data ini diperoleh antara lain : a.
Surat Pemberitahuan b.
Laporan Keuangan Wajib Pajak c.
Laporan Pemeriksaan pajak d.
Laporan pelaksanaan surat paksa
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 562KMK04.2000 pasal 2 ,
syarat-syarat menjadi jurusita pajak adalah
a. Berijazah serendah-rendahnya Sekolah Menengah Umum atau yang setingkat dengan itu.
b. Berpangkat serendah-rendahnya Pengatur MudaGolongan IIa. c. Berbadan sehat.
d. Lulus pendidikan dan pelatihan Jurusita Pajak. e. Jujur, bertanggungjawab dan penuh pengabdian.
Jurusita juga dapat diberhentikan apabila Meninggal dunia, pensiun, karena alih tugas atau kepentingan lainnya , dapat juga karena lalai atau tidak cakap dalam
menjalankan tugas, melakuka perbuatan tercela, melanggar sumpah atau janji jurusita pajak, dan sakit jasmani atau rohani.
Di dalam menjalankan tugasnya Jurusita Pajak mempunyai wewenang yang diatur di pasal 5 ayat 3 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000.
Adapun wewenang jurusita adalah :
a. Memasuki dan memeriksa semua ruangan termasuk membuka lemari, laci, dan tempat-tempat lain untuk menemukan objek sita di tempat di tempat usaha
dan melakukan penyitaan di tempat tinggal penanggung pajak, atau tempat lain yang dapat diduga sebagai penyimpanan objek sita.
b. Meminta bantuan kepolisian, kejaksaan, departemen yang membidangi hukum dan perundang-undangan, pemerintah daerah setempat, Badan Pertahanan
Nasional BPN, Pengadilan Negeri PN, bank atau pihak lain dalam rangka pelaksanaan penagihan pajak.
Jurusita Pajak juga memiliki beberapa kewajiban , diantaranya : a. Memperlihatkan kartu tanda pengenal Jurusita Pajak
b. Memperlihatkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP c. Membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita BAPS ditandatangani oleh Jurusita,
saksi-saksi dan penanggung pajak. d. Menempelkan salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita BAPS pada barang
yang disita atau tempat barang yang disita berada dan atau ditempat umum, kecuali jika barang yang disita sesuai dengan tidak dapat ditempeli salinan Berita
Acara Pelaksanaan Sita BPAS. e. Menempelkan segel sita pada barang yang disita.
f. Membuat pengumuman lelang.
D. Prosedur Penerbitan dan Pelaksanaan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
a. Uraian prosedur Pelaksanaan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP
1. Jurusita Pajak meneliti tunggakan pajak beserta pelunasannya atau
pengurangan keputusan pembetulan keputusan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak keputusan pengurangan atau penghapusan
sanksi administrasi, membuat SPMP dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan.
2. Kepala Seksi Penagihan meneliti, menyetujui dan memaraf konsep SPMP, serta menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneliti, menyetujui dan menandatangani SPMP dan meneruskan kepada Kepala Seksi Penagihan
4. Kepala Seksi Penagihan menerima SPMP yang telah ditandatangani Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan menugaskan Pelaksana untuk menatausahakan
serta meneruskannya kepada Juru Sita Pajak; 5. Pelaksana menatausahakan dan meneruskan SPMP kepada Juru Sita Pajak;
6. Juru Sita Pajak menyampaikan SPMP kepada Penunggak PajakPenanggung Pajak atau pihak yang mewakilinya, melaksanakan penyitaan aset dan
membuat Berita Acara Pelaksanaan SPMP yang ditandatangani Penanggung Pajak atau pihak yang mewakilinya beserta dua orang saksi sebagai bukti
bahwa Penyitaan telah dilaksanakan, membuat konsep Laporan Pelaksanaan SPMP, dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan.
7. Kepala Seksi Penagihan meneliti, menyetujui, dan menandatangani Laporan Pelaksanaan SPMP, serta meneruskan kepada Pelaksana untuk
ditatausahakan. 8. Pelaksana menatausahakan Laporan Pelaksanaan SPMP, salinan SPMP dan
Berita Acara Pelaksanaan SPMP ke dalam berkas penagihan Wajib Pajak.
b. Syarat Penyelesaian Pekerjaan
1. Undang undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan 2. Undang undang tentang Pajak Penghasilan
3. Undang undang tentang Pajak Pertambahan Nilai 4. Undang-undang tentang Penagihan Dengan Surat Paksa
5. Undang-undang tentang Pengadilan Pajak 6. Seluruh peraturan pelaksanaan yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas
C.Bagan Arus Prosedur Penerbitan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan
Jurusita Penagihan Pajak
Kepala Seksi Penagihan
Kepala Kantor
Mulai
Data Tunggakan
Meneliti dan
Mencetak SPMP
Konsep SPMP
SOP Tata Cara Pelaksanaan
Penyitaan
Selesai Meneliti dan
memaraf Menyetujui dan
Menandatangani
SPMP
Keterangan Bagan SPMP : Bagan dimulai dari Jurusita penagihan pajak memeriksa penunggak pajak yang harus
dikirim SPMP, meneliti dengan melihat data tunggakan beserta pelunasan SSPSTTSSSBbukti Pbk atau pengurangan keputusan pembetulankeputusan
keberatan putusan banding keputusan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajakkeputusan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi selanjutnya
membuat konsep SPMP dan meneruskannya kepada Kepala Seksi Penagihan. Bagan berakhir di Kepala Kantor menyetujui dan menandatngani laporan pelaksanaan
SPMP dan menatausahakan laporan pelaksanaan SPMP, salinan SPMP dan berita acara pelaksanaan SPMP ke dalam berkas penagihan wajib pajak .
d. Daftar Kegiatan Penagihan Pajak Aktif di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Lubuk Pakam Tabel 4.1 Kegiatan Penagihan Pajak Aktif
Jenis Kegiatan 2012
2013 2014
Surat Teguran 421
2,173 2,666
Surat Paksa 263
855 1,093
SPMP 3
4 25
Sumber : KPP Pratama Lubuk Pakam
Dari tabel diatas mengenai penagihan aktif yang dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah surat
teguran yang terbit untuk tahun 2012 adalah 421 lembar sedangkan untuk tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 2173 lembar , dan semakin meningkat di tahun 2014
menjadi 2666 lembar. Untuk surat Paksa setiap tahunnya juga mengalami peningkatan , pada tahun 2012 surat paksa yang dikeluarkan sebanyak 263 lembar , tahun 2013
sebanyak 855 lembar dan pada tahun 2014 sebanyak 1093 lembar. Pada Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP juga mengalami peningkatan
selama 3 tahun terakhir , dimana pada tahun 2012 berjumlah 3 lembar , tahun 2013 ada 4 lembar dan pada tahun 2014 sebanyak 25 lembar .
Tabel 4.2 Surat Sita
Tahun Jumlah
Tunggakan Surat Sita Yang Terbit
Jumlah WP Lembar
Nominal 2012
38,714,227,068 2
3 20,077,603
2013 70,504,090,867
4 4
1,742,649,184 2014
63,736,681,626 17
25 36,891,409,519
Sumber : KPP Pratama Lubuk Pakam Dari tabel 4.2 diatas mengenai surat sita yang terbit yang dikeluarkan oleh
KPP Pratama Lubuk Pakam dapat dijelaskan bahwa jumlah surat sita yang terbit pada tahun 2012 adalah 3 lembar dengan jumlah tunggakan sebesar 38,714,227,068 .dan
yang sudah dibayar sebesar 20,077,603 . Sedangkan pada tahun 2013 jumlah surat sita yang terbit sebanyak 4 lembar dengan jumlah tunggakan sebesar 70,504,090,867
dan jumlah tunggakan yang sudah dibayar sebesar 1,742,649,184 dan tahun 2014 jumlah surat sita yang terbit ada sebanyak 25 lembar dengan jumlah tunggakan
63,736,681,626 dan jumlah tunggakan yang sudah dibayar sebesar 36,891,409,519 .
Tabel 4.3 Aset yang disita Tahun
Aset yang disita Surat Sita Yang Dibayar
Jumlah WP
Nominal Lembar
Nominal 2012
- -
3 20,077,603
2013 4
800,000,000 1
91,120,620 2014
2 420,000,000
9 1,498,432,988
Sumber : KPP Pratama Lubuk Pakam
Dari tabel 4.3 diatas mengenai aset yang disita yang dilaksanakan KPP Pratama Lubuk Pakam dapat dilihat bahwa pada tahun 2012 tidak aset yang disita
karena utang pajaknya sudah dilunasi dapat dilihat pada tabel 4.2 sedangkan pada tahun 2013 ada sebanyak 4 orang Wajib Pajak yang asetnya disita dengan jumlah
800,000,000 dan surat sita yang dibayar sebesar 91,120,620 dan pada tahun 2014 ada sebanyak 2 orang aset Wajib Pajak yang disita dengan jumlah 420,000,000 dan
jumlah surat sita yang dibayar sebesar 1,498,432,988.
E. Kendala-kendala yang dihadapi Oleh Jurusita Pajak dalam Melaksanakan