Profil Informan Informan 1 TEMUAN DATA DAN ANALISIS DATA

4.2 Profil Informan Informan 1

Nama : Erita Aritonang Umur : 47 Tahun Pendidikan terakhir : SMP Pekerjaan : Petani buruh langganan Ibu Erita merupakan salah satu buruh tani yang sudah bekerja selama 29 tahun di Desa Sipangan Bolon. Selain bekerja sebagai buruh tani, Ibu Erita juga sesekali akan bekerja dilahan sendiri yang tidak begitu luas. Ia merupakan buruh langganan maksudnya Ia sudah menjadi pekerja langganan bagi pemilik lahan tertentu tapi tidak menutup kemungkinan Ia bekerja pada pemilik lahan lain. Ia biasanya bekerja pada pemilik lahan seperti memanen kopi, jahe, jagung atau membersihkan lahan pertanian dari rumput. Dengan upah yang diperolehnya sebesar Rp 500.000,- per bulan dari bekerja sebagai buruh tani Ia merasa belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dengan jumlah tanggungan sebanyak 2 orang. Tetapi Ia berusaha untuk mencukupkan semuanya dengan ditambah penghasilan dari bekerja diladang sendiri. Menurut Ibu Erita, Ia berhubungan baik dengan majikan atau pemilik lahan yang biasa tempat Ia bekerja. Majikan tersebut telah menganggapnya sebagai bagaian dari keluarga mereka. Hal ini terlihat dari bantuan – bantuan diluar upah yang sering diberikan majikan pada Ibu Erita. Seperti makanan, barang – barang yang sudah tidak dipakai oleh majikan namun masih layak pakai dan lain – lain. Begitu juga ketika Ibu Erita mengalami masa krisis dan sangat membutuhkan uang maka majikan akan membantunya dengan memberikan pinjaman atau memberikan upah buruh diawal. “….orang itu sering ngajak makan sama – sama dirumahnya, mau juga ngasih baju yang bekas tapi masih bagus, kalo aku lagi gak punya uang orang itu maunya minjamin uang” Dari perkataan Ibu Erita terlihat bahwa majikannya memberikan bantuan padanya. Ini menunjukkan bahwa majikan memiliki tanggung jawab kepada buruh taninya walaupun Ia menggunakan buruh tani langganan. Informan 2 Nama : Marincen Girsang Umur : 61 Tahun Pendidikan terakhir : SD Pekerjaan : Petani buruh langganan Bapak Marincen sudah 13 tahun bekerja sebagai buruh tani, sebelumnya Ia bekerja sebagai buruh perusahaan dikota. Setiap bulannya Ia memperoleh penghasilan sebesar Rp 1.300.000,- dengan penghasilan tersebut Ia berusaha mencukupkan semua kebutuhan keluarga.. Ia juga membuka lahan dihutan untuk menambah penghasilannya karena Ia tidak memiliki lahan pertanian. Tetapi saat ini untuk bekerja dihutan atau dapat dikatakan dilahan sendiri sudah berkurang karena keluarga pak Marincen tidak memiliki tanggungan yang berat hanya 1 orang anak dan istrinya saja karena anak mereka yang lain sudah berkeluarga dan sebagaian lagi sudah memiliki pekerjaan sendiri. Jadi pak Marincen lebih banyak bekerja dilahan orang lain. Pak Marincen merupakan buruh tani langganan, Ia sudah menjadi langganan pemilik lahan tertentu. Menurut Bapak Marincen hubungannya dengan majikannya hanya sebatas hubungan pekerjaan saja. Seperti yang diungkapkannya: “…..kalo sama pemilik tanah aku cuma sebatas hubungan kerja aja, kalo udah selesai kerja ya udah. Kalo ada kerjaan lagi, aku ditelpon biar kerja lagi” Walaupun Bapak Marincen menganggap hubungannya dengan pemilik lahan hanya sebatas hubungan kerja namun ketika Bapak Marincen mengalami kesulitan, maka majikan akan membantu bapak Marincen dan keluarga. Bahkan terkadang majikan akan membayar upah Bapak Marincen diawal saat Bapak Marincen membutuhkannya. Hal ini menandakan bahwa pemilik lahan memiliki tanggung jawab terhadap buruh tani yang dipekerjakannya walaupun hanya sebatas buruh tani langganan. Upah Bapak Marincen sebagai buruh tani sebesar Rp 50.000,- per harinya, menurut Bapak Marincen upah tersebut tidak wajar untuk buruh tani karena pekerjaannya begitu berat tetapi Bapak Marincen tidak dapat menuntut karena upah tersebut sudah menjadi standard upah buruh tani di Desa Sipangan Bolon. Tetapi walaupun demikian Ia dan majikan tetap membangun rasa kepercayaan satu sama lain. Hal ini dapat terlihat ketika Bapak Marincen bekerja tidak perlu diawasi oleh majikan karena majikan sudah percaya bahwa Bapak Marincen akan memberikan kualitas pekerjaannya yang baik walaupun sudah diberikan upah diawal. Demikian dengan Bapak Marincen juga percaya bahwa majikan akan memperlakukannya dengan baik walaupun Ia hanya buruh tani namun tidak ada unsur eksploitasi yang Ia rasakan. Informan 3 Nama : Hesti Ambarita Umur : 42 tahun Pendidikan terakhir : SMK Pekerjaan : Petani buruh tetap Ibu Hesti sudah 34 tahun bekerja sebagai buruh tetap pada salah seorang pemilik lahan. Dengan upah sebesar Rp 50.000,- per hari Ia berusaha mencukupkan semua semua kebutuhan keluarga dengan jumlah tanggungan sebanyak 3 orang anak. Ketika merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan keluarga, majikan tempat ia bekerja selalu memberikan pinjaman uang kepadanya. Majikan juga akan memberikannya bantuan berupa makanan atau barang – barang selain itu saat akhir tahun majikan akan memberikannya bonus dan memberikan hadiah untuk anaknya berupa baju baru. Diantara mereka sudah terbangun hubungan kepercayaan, ini terbukti saat bekerja mereka tidak diawasi oleh majikannya. Majikan sudah percaya bahwa mereka akan mengerjakan dengan maksimal. Selain bekerja diladang sesekali Ibu hesti akan membantu bekerja dirumah majikan saat ada acara tertentu. Ibu Hesti telah merasa tergantung pada majikannya karena apabila Ia tidak bekerja lagi pada majikan ini Ia tidak mempunyai pekerjaan lain. “…Sangat terbantulah bisa kerja disana karena kadang kalo lagi butuh uang bisa pinjam uang nanti bayarnya pake tenaga. Minjam uang banyak juga dikasih karena orang itu udah percaya sama kita” Ungkapan Ibu Hesti menandakan bahwa majkan juga percaya padanya dalam memberikan bantuan dalam jumlah yang besar karena Ibu Hesti telah lama bekerja pada majikan atau dikatakan sebagai buruh tetap. Lahan pertanian yang dimilikinya pun tidak begitu luas sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Itulah sebabnya Ia merasa sangat terbantu dengan bekerja sebagai buruh tani pada majikannya saat ini. Sebenarnya Ia merasa upah yang diberikan sebesar Rp 50.000,- per hari belum wajar dengan pekerjaan yang banyak namun kaena itu telah menjadi standart upah buruh Ia tidak dapat memnuntut apa – apa. Selain itu majikan tempat Ia bekerja baik, sehingga akan memberikan bantuan saat membutuhkan. Informan 4 Nama : Marianti Sirait Umur : 33 tahun Pendidikan terakhir : SMA Pekerjaan : Petani buruh tetap Ibu Marianti merupakan buruh tetap pada salah satu pemilik lahan di Desa Sipangan Bolon. Dengan upah sebesar Rp 50.000,- hari Ia merasa belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan jumlah tanggungan sebanyak 1 orang anak ditambah lagi Ia tidak memiliki suami sehingga harus membiayai anak seorang diri. Untuk menambah penghasilan Ia akan mengolah ladangnya sendiri apabila Ibu Marianti tidak sedang bekerja pada majikan. Alasan Ibu Marianti untuk menjadi buruh tetap karena Ia lebih menyukai bekerja pada satu majikan daripada banyak majikan oleh karena itu hubungan Ibu Marianti dengan majikan seperti hubungan keluarga. Seperti pengakuannya berikut: “Hubunganku sama majikan tempat aku bekerja baik, mereka menganggapku keluarga mereka. Kalo kerja pun diperlakukan dengan baik. Kalo lagi butuh apa – apa pasti dikasih, kalo mereka panen hasil panennya akan diberi untuk kami makan” Ia mengantakan bahwa majikannya sudah menganggapnya seperti keluarganya sendiri. Majikan akan selalu memberikan bantuan kepadanya, bahkan ketika majikan sedang mendapatkan keuntungan Ia pun akan diberikan. Pemilik lahan memperlakukannya sewajarnya sebagai seorang buruh yang bekerja dengan loyalitas. Namun Ibu Marianti tidak merasa ketergantungan pada majikan karena Ia mengatakan bahwa apabila Ia tidak dipekerjakan lagi oleh majikannya Ia dapat bekerja pada orang lain Informan 5 Nama : Santi Sirait Umur : 36 Tahun Pendidikan terakhir : SMP Pekerjaan : Petani buruh tetap Ibu Santi sudah 16 tahun menjadi buruh tani. Ibu Santi merupakan buruh tani tetap artinya Ia terikat pada satu majikan dan tidak bebas bekerja pada majikan lain. Ia menjadi buruh tetap karena Ia merasa sudah nyaman dengan satu majikan dan tidak ingin bekerja pada majikan lain. Menurutnya majikannya sudah menganggapnya menjadi bagian dari keluarga karena majikannya begitu mengerti akan kondisi keluarga Ibu Santi bahkan saat keluarga Ibu Santi mengalami kesulitan, majikan akan senantiasa memberikan bantuan. Ada begitu banyak bantuan yang sering diberikan kepada Ibu Santi dan keluarga. Selain dalam bentuk uang, majikan juga akan memberikan barang yang dibutuhkan seperti memberikan pakaian dan sandal untuk anak Ibu santi, memberikan makanan dan pada akhir tahun akan selalu diberikan bonus. “…………. Orang itu sering ngasih bantuan sama kami, kalo ada makanan dikasih. Mau juga ngasih barang – barang yang bekas tapi masih bagus dan masih bisa dipake. Kalo lagi krisis kita juga sering minjam sama orang itu dan orang itu selalu ngasih pinjam. Kadang juga upah kita dikasih lebih dan kalo akhir tahun dikasih bonuslah, anak – anak juga dibelikan baju baru atau sandal” Ibu Santi mengatakan bahwa majikan sudah begitu mempercayai Ibu Santi, sering sekali selain bekerja diladang majikan, Ibu Santi juga akan mengerjakan pekerjaan rumah majikan seperti: Memasak, mencuci pakaian, menyetrika, membersihkan rumah dan lain – lain. Oleh karena itu Ia sering diberi upah lebih dari biasanya oleh majikannya. Ibu Santi juga sudah merasa ketergantungan pada majikannya, Ia merasa majikan begitu baik padanya sehingga Ia tidak ingin mencari majikan lain. Sebenarnya gaji Ibu santi kurang lebih Rp 1.300.000,- per bulannya dengan jumalah tanggungan 4 orang anak. Ketika ditanya apakah gajinya mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, Ia menjawab “…… kayak mana lah sebenarnya gak cukupnya gaji ku ini untuk biaya hidup kami, belum lagi adek mu ini sekolah harus naik mobil. Ongkosnya udah dua puluh ribu untuk 2 orang padahal gaji cuma lima puluh ribunya, kalo gaji suami juga berapa lah. Tapi kami cukup – cukupkannya untuk semuanya ditambah lagi kadang kalo lagi sulit kali minta bantuan lah sama tempat aku bekerja” Ia mengatakan dengan gaji demikian belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga namun dengan bantuan majikan Ia dan keluarga dapat memenuhi kebutuhan mereka. Informan 6 Nama : Op. Intan Sirait Umur : 64 Tahun Pendidikan terakhir : SD Pekerjaan : Pemilik lahan Op. intan sudah bekerja sebagai petani mulai tahun 1990, namun Ia tidak mengerjakan lahannya sendiri karena Ia merasa tidak mampu mengerjakan sendiri karena lahan yang Ia miliki cukup luas. Oleh Karen itu Ia mengunakan jasa buruh tani. Ia memiliki buruh tetap sebanyak 8 orang, alasannya untuk menggunakan buruh tetap karena Ia sedah mengenanl dekat para buruhnya jadi terbangun kepercayaan diantara mereka. Hal ini terlihat ketika para buruh bekerja diladang Op Intan, mereka tak perlu diawasi oleh Op Intan. Ia cukup memberikan perintah untuk bekerja, para buruh sudah mengerti dan mengerjakan dengan baik. Itulah yang membuat Op Intan merasa sangat membutuhkan tenaga mereka, sehingga apabila para buruh berhenti bekerja padanya maka Ia akan mengalami kesulitan dalam mencari pengganti para buruhnya. Buruh tani yang bekerja padanya akan diberikan upah Rp 50.000,- perharinya sesuai dengan standart upah yang berlaku di Desa Sipangan Bolon, tetapi biasanya upah buruh tani akan diberikan Op Intan sekali seminggu. Sampai saat ini hubungan antara Op intan sebagai pemilik lahan dengan para buruh tani yang bekerja dilahannya berjalan dengan baik, namun Op Intan menganggap bahwa hubungan yang terjalin antara mereka hanya sebatas hubungan pekerjaan saja. “……kalo sama orang itu cuma hubungan kerja. Orang itu datang pagi nanya kerjaan trus pergi kerja. Gitu- gitu terus, nanti datang lagi kalo mau minta gaji atau mau minta pinjaman uang” Jadi ternyata ketika pemilik lahan atau Op Intan sudah memiliki kepercayaan terhadap buruh tani dan sudah merupakan buruh tani tetap namun Op Intan menganggap bahwa hubungan yang terbentuk diantara mereka hanya sebatas hubungan kerja saja. Ketika pagi hari para buruh tani akan datang kerumah Op Intan untuk menyanakan pekerjaan yang akan mereka kerjakan lalu sore hari akan balik membawa hasil apabila mereka memanem tanaman, namun apabila tidak mereka akan kembali lagi saat akhir pekan hanya untuk meminta upah mereka. Walaupun demikian Op Intan tetap memberikan bantuan apabila para buruhnya meminta bantuannya. Informan 7 Nama : Sarma Sirait Umur : 50 Tahun Pendidikan terakhir : S2 Pekerjaan : Kepala sekolah dan pemilik lahan Ibu Sarma merupakan seorang kepala sekolah disalah satu sekolah mengengah kejuruan SMK dengan penghasilan sebesar Rp 7.000.000,- perbulan. Ibu Sarma juga memiliki lahan pertanian yang luas, namun kerena kesibukannya sebagai kepala sekolah Ia tidak dapat mengolah lahannya sendiri. Untuk itu Ibu Sarma menggunakan jasa buruh tani untuk mengerjakan lahan pertaniannya. Ia sudah menggunakan jasa buruh tani selama 20 tahun dengan buruh tani tetap sebanyak 10 orang. Namun kadang – kadang ketika pekerjaan banyak atau saat musim panen Ibu Sarma menambah buruh taninya sebanyak 5 orang . 5 orang tambahan ini menjadi buruh langganan Ibu Sarma saat musim panen. Menurut ibu Sarma Ia dan para buruhnya berhubungan baik. Bahkan Ibu Sarma sudah menganggap para pekerjanya sebagai bagian dari keluarga mereka. Oleh karena itu cara memperlakukan mereka pun baik. Seperti halnya upah yang berlaku di Desa Sipangan Bolon sebesar Rp 50.000,- per hari nya tanpa diberi makan namun karena Ibu Sarma sudah berhubungan dekat maka tidak jarang Ia memberikan makan untuk para buruh yang bekerja padanya diluar upah yang seharusnya. Selain itu Ia juga sering membantu para buruhnya yang mengalami kesulitan seperti memberikan bantuan dana atau memberi gaji para buruh diawal sebelum mereka bekerja. Ibu Sarma mengatakan: “……aku gak taunya gimana keadaan diladangku, orang kerja itunya yang melapor sama aku kalo jagungnya udah bisa dipanen, cabe atau banyak kopi yang merah. Orang itunya yang buat kerjanya sendiri diladangku istilahnya mengolah langsung. Aku Cuma ngasih gaji aja. Kalo udah panen hasilnya dibawa kerumah untuk dijual, aku percaya orang itu gak mungkin membohongi aku karna udah lama kerja sama aku”. Ibu Sarma merasa beruntung memiliki pekerja tetap karena Ia sudah mengenal dan percaya pada kinerja para buruhnya.Ini dapat terlihat ketika para buruh bekerja tidak perlu diawasi olehnya, para buruh akan mengerjakan dengan baik bahkan sering para buruh akan memberikan saran yang terbaik untuk tanaman yang ada diladang Ibu Sarma. Karena kesibukannya Ia tidak dapat melihat kondisi ladanngnya namun para buruh akan selalu memberitahu perkembangan tanamannya. Ketika ada yang akan ada dipanen atau akan diberi pupuk para buruh akan memberitahu sehingga Ibu Sarma dapat mengetahui kondisinya dan dapat memerintahkan agar para buruhnya segera mengerjakannya. Namun perlakukan yang diberikan kepada buruh langganan tidaklah sama dengan perlakukan yang diberikan pada buruh tetap. Informan 8 Nama : Op. Nancy Sinaga Umur : 60 Tahun Pendidikan terakhir : SD Pekerjaan : Pengusaha dan pemilik lahan Op. Nancy adalah seorang pengusaha di Desa Sipangan Bolon tetapi Ia juga mempunyai lahan pertanian yang tidak bisa Ia kerjakan sendiri. Oleh karena itu untuk membantunya mengerjakan lahan pertanianya maka ia menggunakan jasa buruh tani. Ia telah menggunakan jasa buruh tani selama 20 tahun. Ia mengguanakan jasa buruh tani tetap dan langganan, nuruh langganan Ia gunakan saat musim panen. Ia mempekerjakan buruh tetap sebanyak 5 orang dan buruh langganan sebanyak 2 orang. Op Nancy mengaku bahwa Ia menganggap para pekerjanya sebagai keluarganya karena mereka yang selalu membantu pekerjaannya. Maka ia memperlakukan baik pada buruhnya. Sering kali ia memberikan makan pada pekerjanya diluar upah yang harus ia bayar, selain itu Ia juga akan memberikan bantuan – bantuan berupa barang kebutuhan pekerjanya atau makanan. Pada saat akhir tahun ia akan memberikan bonus dan pada anak buruhnya Ia akan memberikan baju baru, sandal dan lain – lain. Ketika ditanya mengapa Ia begitu baik pada para buruhnya Ia mengatakan bahwa ini dilakukan karena Ia merasa berterimakasih pada buruhnya karena telah setia bekerja padanya, selain itu Ia juga merasa kasian pada buruhnya sehingga ia sering memberikan lebih bahkan apabila buruhnya mengalami kesulitan Ia akan dengan senang hati memberi bantuan dana. Hal ini terlihat dari perkataan Op Nanchy “…..kayak mana ya, kita kasian liat orang itu, orang susah makanya kita bantu. Kalo orang itu butuh duit kasih pinjam, dikasih barang – barang yang masih bagus tapi gak dipake lagi, sering juga ngasih bonus kalo akhir tahun. Anak – anakya juga kubelikan baju, sandal”. Tidak jarang juga para buruh tetap meminjam uang padanya dalam jumlah yang besar atau meminta upah diawal. Op Nanchy akan senang hati membantu para buruhnya namun berbeda perlakuan yang Ia berikan kepada buruh langganan sebagai contoh dalam hal meminjamkan uang Op Nanchy tidak percaya memberikan pinjaman dalam jumlah yang besar. Hal ini terlihat dari perkataan Op Nanchy yang mengatakan “……aku kalo sama pekerja ku yang gak tetap gak mau ngasih uang pinjaman banyak – banyak, paling banyak aku kasih pinjam dua ratus ribulah, karna gak percaya aku orang itu mau mulangkan” Op Nanchy selalu berusaha untuk membuat para buruhnya merasa nyaman bekerja padanya sehingga para buruh pun akan tetap setia bekerja padanya. Op Nancy mengaku bahwa para buruhnya telah menunjukkan loyalitasnya sebagai pekerja. Para buruhnya telah memberikan hasil kerja yang baik oleh karena itu saat para buruh kerja tidak perlu diawasi oleh Op Nancy karena Ia sudah percaya pada kualitas kerja buruhnya. selain bekerja diladang para buruh juga akan membantu Op Nanchy bekerja dirumah Op Nanchy mengerjakan perkerjaan rumah seperti memasak, memcuci pakaian, membersihkan rumah dan lain – lain. Informan 9 Nama : Ibu Devi Sirait Umur : 47 tahun Pendidikan terakhir : SMP Pekerjaan : Wiraswasta dan Pemilik lahan Ibu Devi merupakan seorang wiraswasta yang juga memiliki lahan pertanian yang dikerjakan oleh buruh tani karena ia tidak memiliki waktu untuk mengolah lahan pertanianya. Buruh tetap yang bekerja padanya ada 4 orang, dan yang lain merupakan buruh bebas. Ibu Devi merasa berterimakasih pada para buruhnya yang telah menunjukkan kualitas kerja yang baik,oleh karena itu Ia sering memberikan bantuan diluar upah yang seharusnya. Ia akan memberikan bantuan berupa beras, ikan atau sekedar meminjamkan uang. Ia percaya pada para buruhnya. para buruhnya akan memberitahu Ibu Devi setiap perkembangan diladangnya, saat sudah saatnya panen akan memberitahu padanya. Seperti yang dinyatakannya berikut: “…..orang itu biasanya bilang sama aku kalo udah banyak kopi yang merah jadi aku tinggal nyuruh aja biar diambil orang itu. Biasanya memang gitu, selalu orang yang kerja diladangku nya yang bilang kalo ada yang udah bisa dipanen atau ada yang harus dibersihkan”. Dari ungkapan Ibu Devi terlihat bahwa Ibu Devi telah percaya sepenuhnya pada buruh taninya mengenai perkembangan ladangnya dan buruh tani pun sudah menganggap lahan majikannya sebagai lahan sendiri sendiri mereka merawat lahan majikan seperti merawat lahan sendiri. Hal itulah yang disenangi Ibu Devi dari para buruh taninya. Informan 10 Nama : Gomson Sinaga Umur : 33 tahun Pendidikan terakhir : SMA Pekerjaan : Petani buruh bebas Bapak Gomson merupakan salah seorang buruh tani bebas yang ada di Desa Sipangan Bolon. Bapak Gomson biasanya akan diupah secara harian ataupun borongan. Bapak Gomson bekerja pada beberapa pemilik lahan, tidak terikat pada satu pemilik lahan. Pemilik lahan mana saja yang membutuhkan, maka Ia akan dipanggil untuk bekerja. Namun menjadi seorang buruh tani bebas bukanlah satu – satunya pekerjaan Bapak Gomson, apabila Ia tidak bekerja pada pemilik lahan maka Ia akan mengerjakan lahannya sendiri. Walaupun lahannya tidak begitu luas dan ditambah penghasilan dari menjadi seorang buruh tani bebas telah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan jumalah tanggungan sebanyak 4 orang. Jika dirata – ratakan penghasilan Bapak Gomson sebesar Rp 1.500.000,-. Bapak Gomson mengaku hubungannya dengan pemilik lahan tempat Ia bekerja hanya sebatas hubungan kerja, Ia tidak begitu dekat dengan pemilik lahan. Ia pun mengaku kalau Ia tidak pernah menerima bantuan. Bapak Gomson juga mengatakan bahwa pemilik lahan biasanya akan dekat dengan buruh tani tetap ataupun langganan. Dalam bekerja sebenarnya Bapak Gomson memilih kepada siapa Ia akan bekerja, apabila ada pemilik lahan yang menawarkan Ia bekerja dilahannya namun pemilik lahan tergolong orang yang pelit maka Bapak Gomson tidak menerima pekerjaan tersebut. Ungkapan Bapak Gomsom: “aku gak mau minjam uang sama tempatku bekerja. Kalopun lagi butuh aku minjam sama orang lain karna nanti jadi disitu terus aku kerja” Ketika Bapak Gomson mengalami kesulitan Ia tidak meminta bantuan pada pemilik lahan tempat Ia bekerja, Ia akan mengusahakan dari yang lain. Alasan Bapak Gomson ialah karena Ia tidak mau tergantung pada pemilik lahan, sebagai contoh apabila Ia meminjam uang pemilik lahan tempat Ia bekerja maka pemilik lahan secara sengaja akan mengeksploitasi tenaganya untuk terus bekerja dilahannya. Dengan upah sebesar 50 ribu per hari sebenarnya Bapak Gomson merasa kurang pantas karena tenaga yang dikeluarkan banyak untuk mengerjakan lahan tetapi 50 ribu juga menjadi standart upah didesa ini. 4.3 Analisis Data 4.3.1 Analisis Kondisi Masyarakat

Dokumen yang terkait

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

7 100 93

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 0 10

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 0 2

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 0 9

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 0 13

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 0 10

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 0 2

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 0 9

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 0 13

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 0 3