Teori Keagenan Agency Theory

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Pada bab kedua akan dijelaskan mengenai landasan teori dan bahasan hasil- hasil penelitian terdahulu yang sejenis. Landasan teori merupakan penjabaran teori dan argumentasi yang disusun sebagai tuntunan dalam memecahkan permasalahan penelitian serta perumusan hipotesis yang didukung dengan adanya penelitian- penelitian terdahulu yang sejenis serta telah diperluas dengan refrensi yang dikumpulkan selama pelaksanaan penelitian. Pada landasan teori, akan dibahas dua teori yang digunakan sebagai dasar penelitian ini, yakni teori agensi dan teori sinyal. Selain itu, landasan teori ini juga akan memberi penjelasan mengenai laporan keuangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaporan keuangan melalui internet Internet Financial Reporting.

2.1.1 Teori Keagenan Agency Theory

Teori keagenan dapat dipandang sebagai dasar teori yang membuat model proses kontrak antara dua orang atau lebih. Debrecency 2002 menyatakan bahwa perusahaan memiliki banyak kontrak, misalnya kontrak kerja antara perusahaan dengan para manajernya dan kontrak pinjaman antara perusahaan dengan krediturnya. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang prinsipal yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang agensi yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama. Universitas Sumatera Utara Teori keagenan mulai berkembang sejak penelitian Jensen dan Meckling tahun 1976 dimana teori ini mengungkapkan hubungan antara agen dan principal. Di dalam hubungan keagenan terdapat perjanjian bahwa agen setuju untuk melakukan tugas-tugas tertentu bagi prinsipal, dan prinsipal memberi imbalan pada agen Fitriani, 2001. Manajer sebagai pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham diberikan sebagian kekuasaan untuk membuat keputusan bagi kepentingan terbaik pemegang saham. Oleh karena itu, manajer wajib mempertanggungjawabkan semua upayanya kepada pemegang saham. Teori keagenan muncul ketika terdapat dua pihak yang saling terkait dimana pihak pertama setuju untuk memakai jasa pihak tertentu. Usaha agen tidak dapat diketahui oleh principalnya, tetapi hasilnya yang dapat diketahui oleh kedua pihak. Literatur akuntansi tentang pengungkapan sendiri seringkali mengacu pada konsep keagenan dengan menyediakan dorongan untuk melakukan pengungkapan wajib maupun sukarela terhadap laporan keuangan. Dorongan ini ditunjukkan pada literatur sebagai alat penggerak yang digunakan untuk mengurangi asimetri informasi antara prinsipal dan agen. Stakeholder sebagai prinsipal menggunakan informasi akuntansi untuk mengawasi kinerja manajemen yang bertindak sebagai agen. Pada gilirannya, agen ini akan menggunakan pengungkapan akuntansi sebagai kesempatan untuk mengisyaratkan kinerjanya kepada prinsipal Arum, 2011. Sekarang ini internet dapat menyediakan sarana yang ekonomis dan efisien untuk mengkomunikasikan kinerja manajemen kepada stakeholder. Teori keagenan muncul karena adanya perbedaan kepentingan sehingga masing-masing pihak berusaha memperbesar keuntungan bagi diri sendiri. Oyelere et Universitas Sumatera Utara al. 2003 mengemukakan asumsi teori agensi bahwa masing-masing individu termotivasi oleh kepentingannya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara prinsipal dan agen. Jika pihak-pihak tersebut bertindak untuk kepentingannya sendiri, maka hal tersebut akan menimbulkan konflik antara prinsipal dan agen. Menurut Debrecency 2002, teori keagenan menggambarkan bahwa konflik yang terjadi akan menimbulkan biaya agensi yang pada akhirnya akan ada insentif untuk menguranginya. Prinsipal termotivasi mengadakan kontrak untuk mensejahterakan dirinya sendiri dengan pengembalian yang sebesar-besarnya dan secepatnya atas investasi yang mereka tanamkan, sedangkan agen termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dapat diakomodir dengan pemberian kompensasibonusinsentif yang memadai dan sebesar-besarnya atas kinerja yang telah mereka lakukan. Prinsipal menilai prestasi agen berdasarkan kemampuannya memperbesar laba untuk dialokasikan pada pembagian deviden. Semakin tinggi laba, harga saham dan semakin besar deviden, maka agen dianggap berhasil dan memiliki kinerja yang baik sehingga layak mendapat insentif yang tinggi. Terdapat tiga macam masalah keagenan. Pertama, masalah keagenan antara manajer dengan pemegang saham. Kedua, masalah keagenan antara pemegang saham dengan kreditor. Ketiga, masalah keagenan antara perusahaan dengan konsumen. Alasan yang mendasari perlunya praktik pengungkapan laporan keuangan oleh manajemen perusahaan kepada shareholders dijamin dalam hubungan antara prinsipal dan agen. Manajemen sebagai pengelola kekayaan perusahaan berperan sebagai agen, sedangkan investor sebagai pemilik berperan sebagai prinsipal. Laporan keuangan merupakan sarana akuntabilitas manajemen kepada pemilik. Sebagai wujud Universitas Sumatera Utara pertanggungjawaban, agen akan berusaha memenuhi seluruh keinginan prinsipal, dalam hal ini adalah pengungkapan sukarela yang lebih luas Fitriani, 2001.

2.1.2 Teori Sinyal Signal Theory