pernapasan interna adalah karbondioksida dan air. Karbondioksida merupakan produk akhir yang berbahaya dan harus dikeluarkan dari tubuh.
Karbondioksida tersebut dialirkan kedalam darah dan menuju paru-paru untuk dikeluarkan melalui proses ekshalasi.
Glukosa + Oksigen
→
Energi ATP + Co
2
+ H
2
O Sistem pernapasan manusia membawa oksigen kedalam tubuh lalu dibantu
oleh sistem sirkulasi oksigen diangkut menuju sel tubuh dimana reaksi energi akan berlangsung.
2 Pernapasan Luar Eksternal, yaitu absorbsi O
2
dan pembuangan CO
2
dari tubuh secara keseluruhan dengan lingkungan luar, dengan urutan seperti
berikut: a.
Pertukaran udara kedalam alveoli dengan aksi mekanik pernapasan, melalui proses ventilasi.
b. Pertukaran O
2
dan CO
2,
udara alveolar-darah dalam pembuluh kapiler paru-paru melalui proses difusi.
c. Pengangkutan transportasi O
2
dan CO
2
oleh sistem peredaran darah dari paru-paru kejarinagn dan sebaliknya.
d. Pertukaran O
2
dan CO
2
darah dalam pembuluh kapiler jaringan dengan sel-sel jaringan melalui proses difusi dan masuk kedalam pernapasan
internal Somantri, 2009.
d. Proses Oksigenasi
Proses pemenuhan kebutuhan Oksigenasi tubuh terdiri atas tiga tahap yaitu ventilasi, difusi gas, dan transportasi gas.
1. Ventilasi
Ventilasi merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari udara kedalam alveoli atau dari alveoli ke udara. Udara bergerak masuk dan keluar dari
paru-paru dikarenakan adanya selisih tekanan udara di atmosfer dan alveolus dan didukung oleh kerja mekanik otot-otot. Selama inspirasi volume rongga dada
bertambah besar karena diafragma turun dan iga terangkat akibat kontraksi beberapa otot. Mekanisme ventilasi dimulai dari proses inspirasi. Selama inspirasi
udara bergerak dari luar kedalam trakhea, bronkhus, bronkhiolus, dan alveoli.
Universitas Sumatera Utara
Selama ekspirasi, gas yang terdapat dalam alveolus prosesnya berjalan seperti inspirasi dengan alur terbalik Somantri, 2008.
2. Difusi gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan CO
2
dikapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luasnya permukaan paru, tebal membran respirasi
permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial keduanya dapat memengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan, perbedaan tekanan
dan konsentrasi O
2
dalam arteri pulmonalis akan berdifusi kedalam alveoli, dan avinitas gas Hidayat, 2006.
3. Transportasi gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian 0
2
kapiler ke jaringan tubuh dan CO
2
jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi O
2
akan berikatan dengan Hb membentuk oksihemoglobin 97 dan larut dalam plasma
3, sedangkan CO
2
akan berikatan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin 30 larut dalam plasma 5 dan sebagian menjadi
HCO
3
yang berada dalam darah 65. Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu curah jantung, kondisi pembuluh darah, latihan exercise,
perbandingan sel darah selara keseluruhan hematokrit, serta eritrosit dan kadar Hb Hidayat, 2006.
e. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen
Kebutuhan tubuh terhadap oksigen tidak tetap. Sewaktu-waktu tubuh memerlukan oksigen yang banyak oleh karena suatu sebab. Kebutuhan oksigen
dalm tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: 1
Faktor Fisiologis Gangguan pada fungsi fisiologis akan berpengaruh terhadap kebutuhan
oksigen seseorang. Kondisi ini lambat laun dapat memengaruhi fungsi pernapasannya.
1. Penurunan kapasitas angkut O
2
. Secara fisiologis daya angkut hemoglobin membawa O
2
kejaringan adalah 97. Akan tetapi, nilai tersebut dapat berubah sewaktu-waktu apabila terdapat gangguan pada
tubuh. Misalnya, pada penderita anemia atau pada saat terpapar zat
Universitas Sumatera Utara
beracum. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan penurunan kapasitas peningkatan O
2.
2. Penurunan konsentrasi O
2
inspirasi. Kondisi ini dapat terjadi akibat penggunaan alat terapi pernapasan dan penurunan kadar O
2
lingkungan. 3.
Hipovolemia. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan volume sirkulasi darah akibat kehilangan cairan ekstraselular yang berlebihan.
4. Peningkatan laju metabolik. Kondisi ini dapat terjadi pada kasus infeksi
dan demam yang terus menerus yang mengakibatkan peningkatan laju metabolik. Akibatnya, tubuh mulai memecah persendian protein dan
menyebabkan penurunan massa otot. 5.
Kondisi lainnya. Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti kehamilan, obesitas, abnormalitas muskuloskeletal, trauma,
penyakit otot, penyakit susunan saraf, gangguan saraf pusat dan penyakit kronis Mubarak, 2007.
2 Status kesehatan
Pada orang yang sehat, sistem pernapasan dapat menyediakan kadar oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi, pada kondisi
sakit tertentu, proses oksigenasi tersebut dapat terhambat sehingga mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh. Kondisi tersebut antara lain gangguan pada
sistem pernapasan dan kardiovaskular, penyakit kronis, penyakit obstruksi pernapasan atas,bronkitis, penyakit paru Mubarak, 2007.
3 Faktor perkembangan
Tahap perkembangan dapat memengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi, karena usia organ dalam tubuh berkembang seiring usia perkembangan. Hal ini
dapat terlihat pada bayi usia prematur, yaitu adanya kecenderungan kekurangan pembentukan surfaktan. Setelah tumbuh dewasa, kemampuan kematangan organ
juga berkembang seiring bertambahnya usia Hidayat, 2006. Dewasa muda dan paruh baya, Kondisi stres, kebiasaan merokok, diet
yang tidak sehat, kurang berolahraga merupakan faktor yang dapat meningkatkan resiko penyakit jantung dan paru pada kelompok usia ini. Pada lansia, proses
penuaan yang terjadi pada lansia menyebabkan perubahan pada fungsi normal pernapasan, seperti penurunan elastisitas paru, pelebaran alveolus, dilatasi saluran
Universitas Sumatera Utara
bronkus, dan kifosis tulang belakang yang menghambat ekspansi paru sehingga berpengaruh pada penurunan kadar O
2
Mubarak, 2007. 4
Faktor Perilaku Perilaku keseharian individu dapat berpengaruh terhadap fungsi
pernapasannya. Status nutrisi, gaya hidup, kebiasaan berolahraga, kondisi emosional, dan penggunaan zat-zat tertentu secara tidak langsung akan
berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh. 1.
Nutrisi. Kondisi berat badan berlebih obesitas dapat menghambat ekspansi paru, sedangkan malnutrisi berat dapat mengakibatkan pelisutan
otot pernapasan yang akan mengurangi kekuatan kerja pernapasan. 2.
Olah Raga. Latihan fisik dapat meningkatkan aktivitas metabolik, denyut jantung, dan kedalaman serta frekuensi pernapasan yang akan
meningkatkan kebutuhan oksigen. 3.
Emosi. Perasaan takut, cemas dan marah yang tidak terkontrol akan merangsang aktivitas saraf simpatis. Kondisi ini menyebabkan
peningkatan denyut jantung dan frekuensi pernapasan sehingga kebutuhan oksigen meningkat. Selain itu, kecemasan juga dapat
meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan. 4.
Gaya Hidup. Kebiasaan merokok dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan oksigen. Merokok dapat menyebabkan gangguan vaskuler
periver dan penyakit jantung. Selain itu, nikotin yang terkandung dalam rokok bisa menyebabkan vasokontraksi pembuluh darah perifer dan
koroner Mubarak, 2007. 5.
Lingkungan. Kondisi lingkungan dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor alergi, ketinggian tanah, dan suhu. Kondisi
tersebut memengaruhi kemampuan adaptasi Hidayat, 2006.
f. Gangguan pada Fungsi Pernapasan