Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 Kesultanan Demak berakhir pada tahun 1546 akibat Perang Suksesi Tahta. Demak bertahan hanya selama 68 tahun atau 71 tahun jika dihitung dari tahun Demak dibangun. Pemerintahannya kemudian dipindahkan ibukotanya oleh Jaka Tingkir ke Pajang di sebelah barat kota Surakarta saat ini. Hancurnya Demak menandai pula akhir dari Hegemoni Maritim di Tanah Jawa sebab pemerintahan Pajang terletak di pedalaman sehingga tidak memiliki pelabuhan ataupun angkatan laut 13 . Karena itulah Perang Suksesi Tahta yang menyertai perpindahan wilayah kesultanan dengan Jaka Tingkir sebagai Progenitornya membuat penulis tertarik mengupas penelitian ini.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Dengan latar belakang masalah di atas penulis melihat bahwa dalam permasalahan peralihan kekuasaan Demak ke Pajang tentu saja melibatkan strategi dan intrik politik di antara banyak pihak, salah satunya adalah Jaka Tingkir. Adapun peralihan kekuasaan dari Demak ke Pajang membawa beberapa dampak secara politik maupun sosial. Dalam bidang ekonomi yaitu beralihnya suatu kerajaan yang bermisi Maritim menjadi Kerajaan yang Agraris. Beberapa faktor pendukung terbentuknya peralihan akan dibahas lengkap akan dikupas setahap demi setahap penulisan berikutnya. Permasalahan, konflik, strategi dan klimaks akan disajikan oleh penulis dalam penelitian ini.

2. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan tema dan studi yang dipilih oleh penulis, penulis merasa perlu untuk memberikan batasan dan merumuskan terlebih dahulu masalah yang akan dibahas agar lebih 13 Charles Alfred Fisher. South-East Asia: A Social, Economic and Political Geography. London :Taylor Francis,1964. hal. 119. 5 terarah, agar tujuan yang di sampaikan agar lebih terarah. Penulis membatasi masalah studi ini hanya di wilayah Demak dan Pajang dari tahun 1680-1683, ketika terjadinya Perang Suksesi Tahta. Adapun Objek penelitian tersebut adalah Peran Jaka Tingkir dalam mendirikan dan membangun Kesultanan Pajang

3. Rumusan Masalah

Dalam studi ini ingin masalah pokok yang ingin penulis kemukakan disini adalah : a. Bagaimana proses kejatuhan Demak dan Transisi Kekuasaannya ? b. Darimana asal usul Sultan Jaka Tingkir ? c. Apa peran Jaka Tingkir dalam merintis Kesultanan Pajang ? d. Apa dampak dari perpindahan Kekuasaan dari Demak ke Pajang ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dengan sejumlah permasalahan di atas, Tujuan Studi ini adalah untuk memahami Peran Jaka Tingkir dalam mendirikan dan membangun Kesultanan Pajang. Karena sepanjang zaman, Sejarah selalu berfungsi sebagai guru untuk mengingatkan manusia, maka sebagai sinkronisasi dari tujuan penelitian, manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Edukatif. Dapat menjadi pelajaran bahwa untuk mendirikan negara, membangun negara ataupun memecahkan problem kenegaraan, perlu sebuah inovasi untuk mendobrak kebuntuan. Seperti yang dilakukan oleh Jaka Tingkir 2. Manfaat Inspiratif. Menginspirasi Masyarakat Indonesia pada umumnya dan Masyarakat Jawa pada khususnya untuk selalu berjalan di Jalan Islam seperti yang dicontohkan Jaka Tingkir selaku Penguasa Pajang, yaitu Jalan Islam yang penuh etika moral, kehalusan budi dan kecerdasan perilaku. 6 3. Manfaat Instruktif. Sebagai sarana transfer keilmuan dan pemikiran kepada khalayak luas

D. Survey Pustaka

Dari hasil penelusuran penulis mengenai Jaka Tingkir dan Kesultanan Pajang, memang belum banyak ditulis oleh para sejarawan, adapun karya-karya yang ada terbatas pada pembahasan mengenai Kesultanan Demak. Untuk masalah Budaya dan keagamaan sendiri lebih banyak yang mengkaji era sesudah Pajang, yaitu Kesultanan Mataram. Maka dari itu penulis sangat tertarik untuk mengkaji dan mendalaminya. Adapun Buku buku yang dijadikan sebagai acuan data dalam studi ini, adalah : Buku Karya Supratikno Rahardjo dan Wiwin Djuwita Ramelan yang berjudul Kota Demak sebagai Bandar Dagang di jalur sutra, yang membuktikan peran Demak yang notabene adalah kerajaan Islam pesisir sebagai Pelabuhan Dagang Utama di Nusantara 14 . Buku karya Abimanyu berjudul Babad Tanah Jawi Terlengkap dan Terasli menjelaskan bahwa Sultan Trenggono naik tahta menggantikan Pati Unus sebagai Raja Demak ketiga dengan jalan yang tidak mudah. Sepeninggal Pati Unus terjadi perebutan kekuasaan antara kedua adiknya yaitu Pangeran Sekar dan Pangeran Trenggono. Menurut Babad Tahah Jawi Raden Mukmin Sunan Prawoto mengirim utusan untuk membunuh Pangeran Sekar dan berhasil membunuh Pangeran Sekar di tepi sungai. Kelebihan isi buku menjelaskan tentang perihal yang berkaitan dengan berdiri sampai runtuhnya Kerajaan Demak akan tetapi kekurangan isi buku untuk pembahasan konflik politik Kerajaan Demak masih tergolong sedikit. Seharusnya untuk pembahasan konflik politik Kerajaan Demak antara Sunan Prawoto dan Arya Penangsang dijelaskan lebih banyak. Penelitian ini menggunakan sumber buku sehingga posisi penelitian ini 14 Supratikno Rahardjo Wiwin Djuwita Ramelan . Kota Demak sebagai Bandar Dagang di jalur sutra Jakarta : Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1994,hlm. 131 7 mengembangakan peristiwa yang terdahulu 15 . Buku karya Purwadi Maharsi yang berjudul Babad Demak : Perkembangan Agama Islam di Tanah Jawa menjelaskan Sunan Prawoto mengangkat dirinya sendiri sebagai penguasa Demak setelah mencari dan mendapat dukungan dari “masyarakat orang alim” yang menganggap Masjid Demak sebagai pusatnya, yakni Masjid yang telah didirikan dan dikelola oleh keluarga Raja Demak. Kelebihan isi buku penjelasan mengenai raja-raja kerajaan Demak dijelaskan secara terperinci, namun kekurangan dari isi buku penulisan dalam buku kurang baik, seharusnya susunan tata bahasa perlu dikaji ulang. Penelitian ini menggunakan sumber buku sehingga posisi penelitian ini mengembangakan peristiwa yang terdahulu 16 . Tulisan Nurhamid jurnal berjudul Arya Penangsang Gugur : Antara Hak dan Pulung Kraton Demak Bintara . Tulisan Nurhamid menjelaskan bahwa pemberian tahta wilayah Jipang kepada Arya Penangsang adalah cara Sultan Trenggono untuk menyembunyikan penyebab kematian Pangeran Sekar yang belum diketahui oleh Arya Penangsang. Kelebihan isi artikel ini ini mengenai Arya Penangsang dijelaskan secara terperinci, namun kekurangan dari isi jurnal penulisan kurang baik, seharusnya susunan tata bahasa perlu dikaji ulang. Pada penelitian ini menggunakan sumber buku sehingga posisi penelitian ini mengembangakan peristiwa yang terdahulu 17 . Adapun karya tulis ilmiah lain yang saya gunakan sebagai bahan rujukan komparatif adalah karya mahasiswa UIN Sunan Ampel yaitu karya Sulkan, berjudul Konfrontasi Antara Kadipaten Pajang dengan Jipang. Menceritakan mengenai Konfontasi antara Jaka Tingkir dan Arya Penangsang dalam Perang Suksesi Tahta Demak. 15 Abimanyu. Babad Tanah Jawi Terlengkap dan Terasli. Jogjakarta: Laksana,2013,hlm.47 16 Purwadi Maharsi. Babad Demak: Perkembangan Agama Islam di Tanah Jawa Jogjakarta: Tunas Harapan,2005,hal.134 17 A.Nurhamid. 2009. Arya Penangsang Gugur : Antara Hak dan Pulung Kraton Demak Bintara. Dinamika Bahasa Budaya Vol.3, N 106 o. 2.