25 Suatu saat, Sultan Trenggono sekeluarga sedang berwisata ke Pegunungan. Jaka Tingkir
mulai melaksanakan rencana yang telah ia susun dengan seksama. Ia melepas seekor kerbau besar yang sudah dimasukkan kumbang ke kupingnya. Kerbau itu mengamuk dan menyerang
pesanggrahan Sultan di mana sesuai dugaan Jaka Tingkir, tidak ada prajurit yang mampu melukainya. Jaka Tingkir tampil menghadapi kerbau tersebut. Dengan kekuatannya, kerbau itu
dengan mudah dijinakkan. Atas jasanya itu, Sultan Trenggono menjodohkan Jaka Tingkir dengan Putrinya, Ratu Mas Cempaka dan juga melantik Jaka Tingkir menjadi Adipati Pajang.
Jaka Tingkir berusaha maksimal mengemban amanah itu dengan menjadi penguasa lokal yang bijak dan mentransformasi Pajang menjadi basis keislaman baru di tanah Jawa sesuai dengan
kaedah yang ia dapatkan dari guru-gurunya, terutama Sunan Kalijaga.
60
B. Konflik dengan Arya Penangsang
Perang Suksesi Tahta Demak terjadi dipicu karena adanya rasa dendam berebut
kekuasaan dari keturunan Pangeran Sekar Seda Lepen yang dibunuh oleh Sunan Prawoto Putera
Sulung Sultan Trenggono ternyata meninggalkan duri dalam hati keturunan Pangeran Sekar Seda Lepen. Arya Penangsang merasa lebih berhak menduduki tahta kerajaan, sebab Arya
Penangsang beranggapan bahwa yang menduduki kursi mahkota tersebut adalah ayahnya, bukan Sultan Trenggono karena Pangeran Sekar Seda Lepen adalah kakak dari Sultan Trenggono dan
adik dari Patih Unus atau Pangeran Sabrang Lor yang memerintah tahun 1518 – 1521. Atas dasar inilah Arya Penangsang berencana membunuh Pangeran Prawoto dan menduduki tahta Kerajaan
Demak
61
60
Nancy K. Florida. Writing the Past, Inscribing the Futere History as Prophecy in Colonial Java. Jogjakarta : Bentang Budaya, 2003, hal. 259.
61
Daliman. Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.Yogyakarta: Penerbit Ombak,2012,hal.138-140
26 Tahun 1546 Ratu Kalinyamat, adik Sunan Prawoto, menemukan bukti bahwa Sunan
Kudus terlibat pembunuhan kakaknya. Ratu Kalinyamat datang dari Jepara ke Kudus meminta pertanggungjawaban. Namun jawaban Sunan Kudus, Pangeran Prawoto mati karena karmanya
sendiri, sehingga membuat Ratu Kalinyamat kecewa. Rombongan Ratu Kalinyamat dan suaminya, Pangeran Hadiri telah jauh meninggalkan wilayah Kudus. Tak terbersit sedikitpun
dibenak Pangeran Hadiri jika dibelakang rombongan tengah mengejar pasukan tempur Arya Penangsang. Hanya Ratu Kalinyamat yang mendapatkan firasat yang tidak mengenakkan
suaminya
62
. Pertempuran tak terelakkan lagi, beberapa prajurit Jipang tewas terbunuh oleh Ratu
Kalinyamat. Sembari terus memacu kudanya kencang, Ratu Kalinyamat mencoba menyerang Patih Manahun, abdi Arya Penangsang yang paling setia. Patih Matahun mencoba menghindari
serangan tersebu. Ratu Kalinyamat. Putri Sultan Trenggono ini memang mahir dalam ilmu perang. Jarang bisa ditemukan sosok seperti ini, walaupun seorang laki-laki sekalipun
63
. Tiba tiba Terdengar teriakan-teriakan pasukan Jipang ditengah-tengah pertempuran.
Teriakan-teriakan itu bersahut-sahutan : “Pangeran Hadiri wis mati” Pangeran Hadiri tewas Ratu Kalinyamat terkejut mendengar bunyi teriakan-teriakan itu. Ternyata, suaminya sendiri,
Pangeran Hadiri terbunuh oleh pasukan Jipang. Ratu Kalinyamat yang telah menjadi Janda pun
akhirnya merapat ke kubu Jaka Tingkir-Sunan kalijaga untuk membalas kematian suaminya
64
. Tahun 1547 terjadi silaturahim antara Sunan Kudus dengan Sunan Kalijaga
62
Pigeaud de Graaf. Kerajaan-Kerajaan Islam Pertama di Jawa: kajian Sejarah Politik Abad ke-15 dan ke- 16. Jakarta : Grafiti pers, 1985, hal.100
63
Chusnul Hayati dkk. Peranan Ratu Kalinyamat di Jepara pada abad 16. Jakarta : CV Prima Putra,2000,hal.81
64
Purwadi. Babad Tanah Jawa : Menelusuri Kejayaan Kehidupan Jawa Kuno. Yogyakarta: Panji Pustaka,2010,hal.187
27 membicarakan ketegangan antara Demak dengan Jipang. Pandangan Sunan Kalijaga tentang
keberpihakan Sunan Kudus terhadap Arya Penangsang diakui kebenarannya oleh Sunan Kudus. Sunan Kalijaga memohon kepada Sunan Kudus agar para sepuh wali sebagai ulama dapat
menempatkan diri sebagai orang tua. Tidak ikut campur dalam urusan “rumah tangga” anak-anak. Biarkanlah urusan tata negara dilakukan oleh ahlinya masing-masing. Para wali adalah ahli
dakwah bukan ahli tata negara. Jangan sampai para wali terpecah belah karena berpihak kepada salah satu yang berselisih
65
Sunan Kudus pun menuruti nasihat Sunan Kalijaga. Tahun 1547. Sunan Kudus menemui Arya Penangsang di Jipang Panolan dan menjelaskan wacananya kepada Arya Penangsang,
bahwa memang Arya Penangsang punya hak sebagai pewaris Kerajaan Demak. Akan tetapi Demak sudah runtuh, jadi hak waris Arya Penangsang atas Demak sudah tidak ada lagi.
Mendengar penjelasan Sunan Kudus, Arya Penangsang pun marah
66
. Kemudian, Sunan Kudus memberikan solusi, yaitu menyingkirkan penuntut tahta
Pretender paling pontensial yang melindungi anggota keluarga Kerajaan Demak yang masih hidup dan peninggalan harta serta pusakanya, yaitu Jaka Tingkir dari Kadipaten Pajang.
Seandainya Jaka Tingkir berhasil dikalahkan, maka dapat dipastikan, Arya Penangsang dapat memperoleh hegemoni tertinggi di Tanah Jawa. Arya Penangsang merespon solusi yang
dianjurkan oleh Sunan Kudus. Dipilihnyalah empat orang anggota prajurit khusus Jipang. Penolakan, untuk menjalankan tugas rahasia membunuh Jaka Tingkir pada Tahun 1547.
Empat anggota prajurit pilihan yang diambil dari anggota pasukan khusus segera ditugaskan menuju Pajang. Namun, Jaka Tingkir adalah sosok manusia digdaya yang tubuhnya kebal senjata
Tajam, Walaupun dalam kondisi tidur, kesaktian ilmu Lembu Sekilan pemberian Ki Ageng
65
Purwadi Maharsi.Babad Demak: Perkembangan Agama Islam di Tanah Jawa. Jogjakarta: Tunas Harapan,2005,hal.225
66
Abimanyu, S. Babad Tanah Jawi Terlengkap dan Terasli. Jogjakarta: Laksana,2013,hal.280
28 Bayubiru selalu melindunginya, karena sudah matang dan sempurna menyatu dengan dirinya,
maka mereka berempat pun gagal membunuh Jaka Tingkir
67
. Jaka Tingkir membalas perbuatan Arya Penangsang dengan mengirimkan surat tantangan
sebagai langkah provokasi. Surat tantangan belum selesai dibaca, Arya Penangsang berang bukan kepalang. Kemurkaannya ditumpahkan dengan memukul piring tempat nasinya hingga
terbelah menjadi dua. Tanpa memperhatikan nasihat Patih Matahun, Arya Penangsang segera naik ke punggung kuda Gagakrimang menuju Sungai Bengawan Solo. Ia tidak menyadari bahwa
ia telah masuk dalam perangkap Jaka Tingkir
68
. Satu hal yang tidak diperhitungkan oleh Arya Penangsang bahwa disamping Jaka tingkir
ada tiga orang murid Sunan Kalijaga yakni Pemanahan, Juru Mertani dan Panjawi, sedangkan disisi Arya Penangsang cuma ada satu yakni Sumangkar. Ibaratnya Jaka tingkir punya tiga
Jenderal, tetapi Arya Penangsang cuma punya satu Jenderal
69
. Sesampainya di tepian timur sungai Bengawan Solo, Arya Penangsang berhenti sejenak
untuk mengamati situasi sambil menanti kedatangan seluruh pasukaanya. Namun, Jaka Tingkir tidak ada disana, yang ada hanyalah sejumlah pasukan Pajang dibawah komando Sutawijaya,
Putra Ki Ageng Pamanahan. Sutawijaya dan pasukannya melakukan provokasi dengan meneriakkan ejekan bahwa Arya Penangsang pengecut, penakut, banci, takut darah, tidak berani
menyeberang sungai, tidak berani menghadapi prajurit mereka yang jumlahnya kecil, takut melawan Sutawijaya yang masih anak-anak dan ejekan pedas lainnya untuk memancing
67
Wawan Susetya. Karebet vs Penangsang : Perebutan Tahta pasca runtuhnya Majapahit. Jakarta : Imania,2011,hal.65
68
Adji, K. B. Achmad, S. W.. Sejarah Panjang Perang di Bumi Jawa dari Mataram Kuno Hingga Pasca Kemerdekaan RI. Yogyakarta: Araska,2014,hal.113
69
Purwadi Maharsi.Babad Demak: Perkembangan Agama Islam di Tanah Jawa. Jogjakarta: Tunas Harapan,2005,hal.220-223