Pemerintahan Sultan Trenggono MASA AKHIR KESULTANAN DEMAK

15 putra Pangeran Sekar yang terbunuh yang berhak sebagai Sultan Demak karena Arya Penangsang adalah pewaris keturunan langsung Sultan Demak dari garis laki- laki yang tertua, selain itu Arya Penangsang adalah orang yang mempunyai sikap kepribadian yang teguh dan pemberani. Sunan Kudus meyakinkan bahwa Arya Penangsang memiliki kemampuan dalam tata negara dan merupakan pemimpin yang kharismatik. Sedangkan, Sunan Giri berpendapat bahwa Pangeran Prawoto, putra Sultan Trenggono yang berhak menjadi Sultan. Alasannya adalah sesuai adat dan hukum 32 . Pangeran Prawoto pun naik tahta menjadi Raja Demak dengan mudah. Ia lalu memindahkan pusat pemerintahan dari kota Demak Bintoro menuju wilayah Sukolilo, Pati. Adapun anggota Wali Songo yang paling mendukung Prawoto adalah Sunan Kalijaga dan Sunan Giri yang berkedudukan di Giri Kedaton, dekat daerah Gresik 33 . Menurut catatan seorang Pengelana bernama Manuel Pinto, Pangeran Prawoto pernah berencana meng-Islamkan seluruh Jawa dan ingin berkuasa seperti yang dilakukan Sultan Turki di Semenanjung Balkan. Selain itu, Pangeran Prawoto berniat memblokade perdagangan beras ke Malaka dan menaklukkan Makasar. Namun berkat bujukan Manuel Pinto, rencana Sunan Prawoto itu lantas dibatalkan. Manuel Pinto khawatir kalau-kalau ekspedisi tentara Jawa ke Sulawesi akan merugikan kelompok Misionaris Katolik yang pada waktu itu juga sedang berusaha memperkenalkan Agama Katolik di Pulau Sulawesi. Dari berita-berita Manuel Pinto, dapat ditarik kesimpulan bahwa Sultan Demak itu mengetahui sedikit mengenai perkembangan politik di Eropa 34 Pada tahun 1547, Sultan Sulaiman I selaku Penguasa Turki Usmani, Karl von Habsburg 32 Purwadi Maharsi. Babad Demak: Perkembangan Agama Islam di Tanah Jawa Jogjakarta: Tunas Harapan,2005,hal.134 33 Abimanyu. Babad Tanah Jawi Terlengkap dan Terasli. Jogjakarta: Laksana,2013, hal.321 34 H.J.De Graaf dan T.H. Pigeaud. Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2001, hal. 89 16 sebagai Kaisar Romawi Suci dan Raja Spanyol serta Ferdinand von Habsburg sebagai Raja Bohemia dan Archduke Austria menandatangani Traktat Edirne. Isi Perjanjian tersebut adalah Dinasti Habsburg mengakui kekuasaan Turki Usmani atas wilayah Hungaria dan wajib membayar uang ganti rugi sebanyak 30.000 Koin Emas kepada Sultan Sulaiman I untuk sejumlah kastil di Hungaria yang pernah dikuasai oleh Dinasti Habsburg dan mereka juga wajib mengakui Turki Usmani sebagai Penguasa yang Sah atas wilayah Hungaria 35 . Memang cita-cita Pangeran Prawoto tidak pernah terlaksana. Pangeran Prawoto akhirnya lebih banyak menghabiskan waktu sebagai ahli agama demi membina kualitas keislaman masyarakat ketimbang berkutat dalam masalah politik. Pangeran Prawoto lebih memilih memberikan otonomi besar kepada negara-negara bawahannya seperti Surabaya, dan Gresik, yang kemudian berkembang bebas tanpa sepengetahuan pemerintahan Demak 36 . Menjelang akhir pemerintahannya, Prawoto dalam kelengahan. Arya Panangsang yang merupakan pesaing Prawoto mulai berulah. Selama ini, Arya Penangsang tersingkir menjadi Adipati Jipang Panolan, sebuah daerah pertanian yang saat ini terletak di sekitar kawasan Cepu. Arya Penangsang masih diam dan bertekuk sembah pada pamannya. Mengolah wilayahnya sebagai bawahan Demak nan makmur dan kesohor seantero Nusantara. Tapi ketika dampar kencana menjadi milik Prawoto dengan dukungan Wali Songo, amarah itu kembali membesut dinding-dinding hatinya 37 . Di sisi lain, kecemburuan Sunan Kudus terhadap Sunan Giri Sunan Kalijaga yang lebih memfavoritkan Prawoto membuat Sunan Kudus membongkar rahasia kematian Pangeran Sekar Ayah Arya Penangsang. Sunan Kudus bercerita semasa terjadi perebutan kekuasaan di 35 Standley Sandler. Ground Warfare: An International Encyclopedia. California : ABC-Clio,2002,hal.79 36 Krisna Bayu Adji. Ensiklopodi Raja-Raja Jawa Dari Kalingga Hingga Kasultanan Yogyakarta: Mendedah Kisah dan Biografi Para Raja Berdasar Fakta Sejarah. Yogjakarta : Araska, 2011, hal. 156. 37 Imron Abu Umar. Sejarah Ringkas Kerajaan Islam Demak. Kudus: Menara Kudus,1996,hlm.53 17 Kerajaan Demak antara Sultan Trenggono dan Pangeran Sekar setelah pemerintahan Pati Unus, Pangeran Prawoto yang membela ayahnya, menyuruh Ki Surayata untuk membunuh Pangeran Sekar yang baru pulang dari sholat Jum’at, di Jembatan Agung Demak 38 . Pada tahun 1549, Arya Penangsang mengirim Rangkud untuk membalas kematian ayahnya. Rangkud berhasil menyusup masuk ke Istana, namun dicegat oleh Pangeran Pasarean, Putra Sunan Gunung Jati yang sedang berkunjung ke Istana Demak. Terjadilah Pertempuran dimana Pangeran Pasarean Terbunuh. Rangkud kemudian berhasil menerobos ke dalam kamar tidur Prawoto. Prawoto pun mengakui kesalahannya telah membunuh Pangeran Sekar dan rela dihukum mati asalkan keluarganya diampuni. Rangkud setuju, lalu menikam dada Prawoto yang pasrah sampai tembus. Ternyata istri Prawoto yang sedang berlindung di balik punggungnya ikut tewas pula. Melihat istrinya meninggal, Sunan Prawoto marah dan membunuh Rangkud dengan sisa-sisa tenaganya 39 . Konflik yang terjadi di Demak membuat keretakan di tubuh institusi Wali Songo. Sunan Kudus berpihak kepada muridnya, Arya Panangsang; Sunan Prapen dari Giri Kedaton mendukung pembalasan dendam atas kematian Prawoto, Sunan Kalijaga mendukung muridnya, Jaka Tingkir yang notabene juga menantu mendiang Sultan Trenggono. Sedangkan Sunan Gunung Jati juga mendukung Jaka Tingkir untuk membalas dendam pada Arya Penangsang yang dianggap bertanggung jawab atas kematian Putranya, Pangeran Pasarean ketika berusaha membela Pangeran Prawoto 40 . Khusus untuk Sunan Kudus, ia tidak merestui apabila Jaka Tingkir sampai dinobatkan menjadi Penguasa selanjutnya. Beliau berdalih, apabila pusat kerajaan dipindahkan 38 Adji, K. B. Achmad, S. W. Sejarah Panjang Perang di Bumi Jawa dari Mataram Kuno Hingga Pasca Kemerdekaan RI. Yogyakarta: Araska,2014,hal.213 39 Purwadi. Sistem Pemerintahan Kerajaan Jawa Klasik. Medan: Pujakesuma. 2007,hal.237 40 Yoseph Iskandar dkk. Sejarah Banten. Jakarta : Tryanasjam’ un CORP, 2001,hal.176