Biodegradasi Lumpur Minyak Bumi

20 Dilaporkan Pikoli et al. 2000 dari hasil penelitian mereka bahwa isolat bakteri yang dapat mendegradasi minyak bumi diantaranya berasal dari genus Bacillus dan Pseudomonas. Sama halnya dengan hasil penelitian Tribuwono 2008, didapat beberapa jenis bakteri pendegradasi minyak bumi yaitu Bacillus coagulans, Pseudomonas pseudoalcaligens, Bacillus laterosporus, dan Bacillus firmus. Adapun dari hasil penelitian Purwasena 2006, diperoleh isolat bakteri Flavimonas oryzihabitans, Amphibacillus xylanus, bacillus polymyxa, Bacillus macerans, dan Clostridium butyricum.

2.5 Biodegradasi Lumpur Minyak Bumi

Tingkat degradasi minyak bumi fraksi berat lebih kecil dibandingkan dengan minyak bumi fraksi ringan dikarenakan adanya perbedaan suseptibilitas dalam degradasi masing-masing komponen hidrokarbon minyak bumi pada kedua jenis minyak bumi tersebut. Kemampuan populasi campuran mikroba dalam menggunakan minyak bumi campuran hidrokarbon sebagai karbon tunggal juga tidak hanya bergantung pada fraksi-fraksi tidak jenuh tapi juga pada fraksi asfalitik Atlas, 1992. Laju bioremidiasi tumpahan hidrokabon minyak bumi sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi biodegradasi minyak bumi adalah : 1. Kadar Air Kandungan air sangat penting untuk aktivitas metabolik dari mikoba pada limbah minyak bumi karena mikroba akan hidup aktif di interfase antara minyak dan air Udiharto, 1996. Kelembaban berkisar antara 50-80 21 kapasitas penyangga air merupakan kelembaban ideal untuk berlangsungnya aktivitas mikroba Santosa, 1999. Sedangkan menurut Dibble dan Bartha 1979 kelembapan optimum untuk biodegradasi minyak di lingkungan tanah adalah 30-90 kapasitas penyangga air. Kelembaban yang lebih rendah menyebabkan tanah menjadi kering sedangkan jika terlalu tinggi akan mengganggu penyediaan oksigen. 2. Kadar Oksigen Proses biodegradasi yang terjadi pada senyawa hidrokarbon membutuhkan akseptor elektron seperti oksigen, nitrat, dan sulfat karena proses dasar dari biodegradasi adalah oksigen, namun oksigen merupakan unsur yang sangat penting Cooney, 1984. Kekurangan oksigen menyebabkan degradasi menurun tajam. Degradasi akan terjadi pada laju tertinggi jika aerasi dimaksimalkan Santosa, 1999. Secara ideal 1 g oksigen digunakan untuk mendegradasi 3,5 gram minyak Floodgate, 1997. Hasil penelitian Noegroho 1999 menunjukkan bahwa pemberian aerasi 15 litermenit dapat menurunkan kandungan fenol dan amoniak senyawa yang terdapat dalam limbah minyak masing-masing 82 dan 66,9. 3. Temperatur Kemampuan mikroba dalam biodegradasi minyak bumi ditentukan juga oleh temperatur lingkungan Atlas, 1975. Disebutkan oleh Skladany and Metting 1993 bahwa suhu mempengaruhi reaksi biokimia. Degradasi minyak bumi berlangsung dalam kisaran suhu yang luas, tetapi tidak selalu menjadi faktor utama yang membatasi biodegradasi, asalkan faktor lingkungan lain cukup baik Atlas, 1981. Suhu optimum untuk mendapatkan laju 22 biodegradasi yang tinggi antara 30-40 o C Huddleston and Creswell, 1976. Zobell 1969 mengemukakan bahwa laju biodegradasi lebih tinggi terjadi pada suhu 25 o C dari pada 5 o C . Hasil penelitian Atlas 1981, senyawa hidrokarbon alisiklik dapat didegradasi oleh mikroba pada suhu 10 o C dan 20 o C. Berdasarkan suhu lingkungan mikroba dapat dikelompokkan menjadi 3 Udiharto, 1996, yaitu : a. Psikrofilik memerlukan suhu optimum antara 5-15 o C b. Mesofilik memerlukan suhu optimum antara 25-40 o C c. Thermofilik memerlukan suhu optimum antara 45-60 o C. Sedangkan keperluan bioremediasi kebanyakkan digunakan mikroba mesofilik sedangkan kelompok lain dapat digunakan pada kondisi khusus seperti Corynebacterium yang diisolasi dari tanah antartika yang tercemar minyak dapat aktif mendegradasi pada suhu 1 o C. Bacillus strearotthermophillus dapat tumbuh dan berkembang biak dalam medium thermofil 55 o C dengan minyak mentah sebagai sumber karbon Udiharto, 1992. 4. Komposisi Kimia Minyak Bumi Minyak bumi terdiri dari campuran senyawa-senyawa yang beragam dan umumnya berupa hidrokarbon. Masing-masing senyawa penyusun minyak bumi tersebut memiliki tingkat biodegradasi berbeda. Adapun urutan degradasi yang terjadi adalah n-alkana, isoalkana dan alkil benzene, alkana bercabang, sikloalkana, dan yang terakhir dari kelompok polisiklik Sublette, 1993 dalam Sugoro, 2002. 23 5. Konsentrasi Hidrokarbon Konsentrasi minyak bumi mempengaruhi kelarutan minyak bumi yang akan mempengaruhi tingkat biodegradasi. Konsentrasi minyak bumi yang sangat rendah menyebabkan kelarutan dalam air lebih tinggi sehingga mudah digunakan oleh mikroba. Sebaliknya apabila konsentrasi minyak bumi terdapat dalam jumlah yang besar hingga melebihi batas kelarutannya, maka proses degradasi akan dipengaruhi oleh kondisi fisik minyak bumi, antara lain luas permukaan hidrokarbon yang tersedia untuk kolonisasi mikroba Atlas dan Bartha, 1992 dalam Sugoro, 2002. Konsentrasi minyak bumi yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan kematian mikroba yang berperan dalam proses biodegradasi karena sifat toksiknya. Dengan demikian diperlukan suatu konsentrasi optimum sehingga laju biodegradasi tinggi Atlas, 1992. 6. Nutrisi Minyak bumi merupakan sumber karbon dan energi yang sesuai untuk pertumbuhan mikroba, tetapi memiliki defisiensi unsur nitrogen dan fosfor, sehingga ketersediaan nitrogen dan fosfor ini akan menjadi faktor pembatas degradasi hidrokarbon oleh mikroba. Penyesuaian terhadap perbandingan karbon, nitrogen, dan fosfor dibuat dengan penambahan nitrogen dan fosfor dalam bentuk pupuk. Nitrogen dan fosfor dalam bentuk garam-garam anorganik efektif meningkatkan biodegradasi dalam sistem tertutup tetapi cenderung untuk hilang dalam simulasi percobaan lapangan Leahy dan Colwell, 1990 dalam Sugoro, 2002. 24 7. Salinitas Kebanyakan bakteri hidrokarbonoklastik pendegradasi minyak bumi hanya mampu tumbuh dalam kondisi salinitas yang rendah. Salinitas yang lebih besar dari 5 seringkali memberikan efek yang menghambat pertumbuhan. Terdapat korelasi yang positif antara konsentrasi salilnitas yang tinggi dengan korelasi suhu yang tinggi Sublette, 1993 dalam Sugoro, 2002. 8. Tekanan Tekanan dapat menghambat beberapa reaksi kimia yang melibatkan perubahan volume, misalnya produksi atau penggunaan gas. Selain itu tekanan juga mempengaruhi morfologi sel. Efek dari tekanan ini baru akan menjadi faktor pembatas pada kondisi suhu dan pH yang tidak optimal Sublette, 1993 dalam Sugoro, 2002. 9. Mikroorganisme Dalam proses degradasi minyak bumi, jenis dan jumlah mikroorganisme mempengaruhi proses biodegradasi. Interaksi antar populasi bakteri akan mempercepat terjadinya proses biodegradasi minyak bumi. Setiap bakteri memiliki jalur metabolisme berbeda-beda. Bentuk konsorsium dalam kultur campuran mempercepat proses biodegradasi secara sempurna. Dalam penelitiannya Udiharto 1992 menyatakan bahwa menggunakan kultur campuran isolat bakteri untuk mendegradasi minyak bumi yang mencemari laut memiliki biodegradabilitas tinggi lebih baik dibandingkan kultur murni. Pada umumnya, bakteri hanya melakukan satu atau dua tahapan dari suatu jalur metabolisme dan bila bakteri berupa kultur campuran maka tahapan yang biasa dilakukan dari jalur 25 metabolisme akan lebih panjang dan lebih menguntungkan bila terjadi konsorsium yang bersifat sinergisme Sugoro, 2002.

2.6 Bioremediasi