Latar Belakang I I PENELI TI AN SENDI RI

BAB I I I PENELI TI AN SENDI RI

3.1. Latar Belakang

Sirosis Hati merupakan penyakit hati menahun yang ditandai dengan proses peradangan, nekrosis, usaha regenerasi dan penambahan jaringan ikat difus, dengan terbentuknya nodul yang mengganggu susunan lobulus dan fungsi hati. 26 Secara patologi kriteria sirosis hati adalah terbentuknya fibrosis dan regenerasi nodule. Di Indonesia pria lebih banyak menderita SH dibanding wanita dengan rasio 2-4,5:1, dimana kelompok usia dekade ke-5 merupakan kelompok yang terbanyak. Dalam kurun waktu 4 tahun, Tarigan di Medan mendapatkan dari 19.914 pasien yang dirawat di Penyakit Dalam, 1128 5 diantaranya menderita penyakit hati dan penderita SH sebanyak 819 72,7. Peneliti lainnya seperti Hadi dkk 1975 mendapatkan SH sebanyak 5,2 dari seluruh penderita yang dirawat di Bagian Penyakit Dalam RS. Hasan Sadikin Bandung periode 1966-1974. Julius di RSUP Dr. M Djamil Padang mendapatkan angka 9,9. Di negara barat angka kejadian SH didapati berkisar 2,45 0,9-5,9. 40 Di antara beberapa cara yang digunakan untuk melihat alternatif lain dalam menentukan derajat fibrosis hati digunakan metode yang sederhana dengan memeriksa kadar Laminin LN dalam serum yang merupakan bahan matriks ekstraseluler yang memiliki korelasi dengan derajat fibrosis walaupun banyak peneliti lain menggabungkannya dengan komponen bahan pembentukan matriks ekstraseluler lainnya seperti kolagen, fibronektin, undulin, elastin dan proteoglikans serta hialin. 3 Laminin merupakan pertanda terjadinya fibrosis pada penyakit hati kronis untuk melihat derajat kerusakan hati dan monitoring perkembangan keparahan penyakit hati. Iman Randal Tarigan : Hubungan Kadar Serum Laminin Dengan Keparahan Sirosis Hati, 2008 USU e-Repository © 2008 Penelitian tentang LN sehubungan dengan penyakit hati sebelumnya tidaklah banyak dan tidak menggambarkan keseragaman nilai LN dalam menentukan derajat kerusakan hati, antara lain: Collazos dkk mendapatkan peningkatan kadar LN sebesar 62,7 pada penderita Sirosis Hati SH dibanding kontrol dan semakin berat keparahan SH berdasarkan Kriteria Child- Turcotte-Pugh CTP maka kadar LN akan semakin meningkat. 4 Burchardt dkk 2005 mendapatkan bahwa kadar LN meningkat sesuai dengan derajat fibrosis pada penderita Hepatitis C kronis. 5 Cai WM 1995 mendapatkan kadar LN memiliki sensitivitas dan spesifitas yang lebih rendah dibanding kombinasi pemeriksaan kadar platelet derived growth factor-BB PDGF-BB . 6 Panomarenko dkk 2002 melaporkan bahwa nilai LN pada orang sehat 15,5 ± 0,52 ngml dan pada peminum alkohol dengan fibrosis hati terjadi peningkatan menjadi 47,34 ngml . 7 Tao J dkk 2003 melaporkan dari 141 penderita hepatitis kronis yang diperiksa kadar hyaluronic acid HA, type III pro-colagen PCIII, LN dan type IV collagen C-IV ternyata 14,16 indeks serum fibrosis hati tidak berhubungan dengan derajat fibrosis hati berdasar biopsi . 8 Yong Peng C dkk 2004 mendapatkan bahwa kadar serum LN tidak berhubungan dengan derajat keparahan penyakit hati atau derajat fibrosis pada penderita hepatitis B kronis . 9 Belum ada penelitian tentang hubungan antara kadar LN dengan derajat keparahan penyakit hati berdasarkan kriteria CTP selama ini di Indonesia sedangkan penelitian tentang hal ini dapat dilakukan dengan sederhana dan mungkin menggambarkan derajat fibrosis dan juga dapat digunakan dalam monitoring perjalanan keparahan SH apapun sebagai penyebabnya. 3,10,11 Oleh Iman Randal Tarigan : Hubungan Kadar Serum Laminin Dengan Keparahan Sirosis Hati, 2008 USU e-Repository © 2008 sebab itu peneliti ingin melihat bagaimana hubungan kadar LN dengan keparahan penyakit sirosis hati.

3.2. Perumusan Masalah