BAB I PENDAHULUAN
Pada penyakit hati kronis, dijumpai fibrosis yang disebabkan oleh penumpukan dari protein matriks ekstraseluler MES yang berlebihan dimana fibrosis hati diawali karena adanya
cedera hati kronis yang disebabkan oleh infeksi virus, ketergantungan alkohol, nonalkoholik steatohepatitis NASH dan penyebab lainnya. Penumpukan MES yang berlebihan akan
mengakibatkan gangguan arsitektur hati, dimana pembentukan jaringan ikat akan diikuti regenerasi dari sel hepatosit. Fibrosis hati merupakan proses yang pasif dan bersifat reversibel
yang disebabkan oleh kolapsnya parenkim hati yang digantikan oleh jaringan ikat. Pada awal tahun 70an keadaan reversibel ini diduga hanya terjadi pada fibrosis tahap awal, akan tetapi
banyak penelitian pada tahun 90an mendapatkan bahwa pada fibrosis lanjut juga masih terdapat keadaan yang reversibel.
1
Menentukan derajat fibrosis hati melalui pemeriksaan invasiv dan non invasiv. Pemeriksaan biopsi hati adalah baku emas dalam hal menentukan derajat fibrosis hati, namun mempunyai
beberapa kelemahan, antara lain :
2
1. mortalitas 0,13- 0,33.
2. menimbulkan rasa nyeri 30.
3. komplikasi perdarahan non- fatal 0,35-0,5.
4. tidak semua penderita setuju untuk dilakukan biopsi.
5. memerlukan keahlian khusus.
6. minimal dievaluasi 4 saluran porta panjang biopsi 2,5 cm
Iman Randal Tarigan : Hubungan Kadar Serum Laminin Dengan Keparahan Sirosis Hati, 2008 USU e-Repository © 2008
7. perbedaan tempat pengambilan sampel lobus kanan kiri didapati tingkat kesulitan
lebih tinggi pada lobus kiri. Di antara beberapa cara yang digunakan untuk melihat alternatif lain dalam
menentukan derajat fibrosis hati digunakan metode yang sederhana dengan memeriksa kadar Laminin LN dalam serum yang merupakan bahan matriks ekstraseluler yang memiliki
korelasi dengan derajat fibrosis walaupun banyak peneliti lain menggabungkannya dengan komponen bahan pembentukan matriks ekstraseluler lainnya seperti kolagen, fibronektin,
undulin, elastin dan proteoglikans serta hialin.
3
Laminin merupakan salah satu pertanda terjadinya fibrosis hati, sehingga dapat digunakan sebagai pengganti biopsi hati untuk melihat derajat kerusakan hati dan monitoring
perkembangan keparahan hati. Penelitian tentang LN sehubungan dengan penyakit hati sebelumnya tidaklah banyak
dan tidak menggambarkan keseragaman nilai LN dalam menentukan derajat kerusakan hati, antara lain:
Collazos
dkk mendapatkan peningkatan kadar LN sebesar 62,7 pada penderita Sirosis Hati SH dibandingkan dengan kontrol dan semakin berat keparahan SH berdasarkan Kriteria
Child-Turcotte-Pugh CTP maka kadar LN akan semakin meningkat.
4
Burchardt
dkk 2005 mendapatkan bahwa kadar LN meningkat sesuai dengan derajat fibrosis pada penderita Hepatitis C kronis.
5
Cai WM
1995 mendapatkan kadar LN memiliki sensitivitas dan spesifitas yang lebih rendah dibanding kombinasi pemeriksaan kadar
platelet derived growth factor-BB
PDGF-BB .
6
Panomarenko
dkk 2002 melaporkan bahwa nilai LN pada orang sehat 15,5 ± 0,52 ngml dan pada peminum alkohol dengan fibrosis hati terjadi peningkatan menjadi 47,34
ngml .
7
Iman Randal Tarigan : Hubungan Kadar Serum Laminin Dengan Keparahan Sirosis Hati, 2008 USU e-Repository © 2008
Tao J
dkk 2003 melaporkan dari 141 penderita hepatitis kronis yang diperiksa kadar
hyaluronic acid
HA,
type III pro-colagen
PCIII, LN dan
type IV collagen
C-IV ternyata 14,16 indeks serum fibrosis hati tidak berhubungan dengan derajat fibrosis hati berdasar
biopsi .
8
Yong Peng C
dkk 2004 mendapatkan bahwa kadar serum LN tidak berhubungan dengan derajat keparahan penyakit hati atau derajat fibrosis pada penderita hepatitis B kronis
.
9
Sedangkan penelitian tentang hal ini dapat dilakukan dengan sederhana dan mungkin menggambarkan derajat fibrosis hati dan juga dapat digunakan dalam monitoring perjalanan
keparahan SH apapun sebagai penyebabnya.
3,10,11
Oleh sebab itu peneliti ingin melihat bagaimana hubungan kadar LN dengan keparahan penyakit sirosis hati.
Iman Randal Tarigan : Hubungan Kadar Serum Laminin Dengan Keparahan Sirosis Hati, 2008 USU e-Repository © 2008
BAB I I TI NJAUAN PUSTAKA