Perbaikan Fibrosis Hati FI BROSI S HATI 1. Diagnosis Fibrosis Hati

Kombinasi pemeriksaan klinik dan infeks laboratorium seperti yang dilaporkan oleh Pynard dkk, dikatakan memiliki korelasi yang baik dengan penyakit fibrosis hati akibat virus hepatitis C. Indeks laboratorium itu antara lain menggunakan g-2 makroglobulin, hepatoglobulin, gama glutamil transfgerase GGT, glopbulin, bilirubin total apolipoprotein A. d. Pemerikasan yang poteinsi dimasa depan Beberapa pemeriksaan diantaranya positron emision tomography PET scanning dan pencitraan resonansi magnetik diharapkan mempunyai nilai dalam pemeriksaan penentuan fibrosis.

2.3.2. Perbaikan Fibrosis Hati

Sampai saat ini belum terhadap suatu obat yang diakui secara umum sebagai antifiborsis hati. Beberapa syarat yang harus dipenuhi sebagai anti fibrosis antara lain obat ini harus dapat ditoleransi dengan baik dengan kemungkinan pemakaian yang lama, dengan sasaran yang tepat pada sel hati dan sedikit efek pertamanya yang baik, yang memungkinkan obat ini untuk lebih fokus pada jaringan hati. Kombinasi beberapa obat mungkin bersifat sinergis, tetapi belum jelas apakah obat anti fibrosis harus diberikan secara intermiten dan terus menerus. Penelitian terhadap obat anti fibrosis sulit dilakukan dengan baik karena tidak mudah dinilai efikasinya dengan pemeriksaan darah, di samping itu perbaikan yang terjadi mungkin membutuhkan pemakaian yang lama. Kesulitan ini ditambah lagi dengan belum adanya marker yang terbaik dalam mengevaluasi hasil terapi sehingga masih diperlukan biopsi untuk hal. 26 Secara umum terapi fibrosis hati meliputi :

A. Atasi penyakit dasar

Iman Randal Tarigan : Hubungan Kadar Serum Laminin Dengan Keparahan Sirosis Hati, 2008 USU e-Repository © 2008 Idealnya penyakit primer baik itu penyakit hati kronik karena virus, metabolik autoimun maupun penyakit hati kronik karena obat harus dihilangkan atau diminimalkan, contoh yang nyata ialah pengobatan hepatitis C dengan kombinasi interferon- g dan ribavirin.

B. Penghambatan aktivasi HSC

Ada beberapa jenis obat yang dipakai pada fase ini yaitu : 1. Antioksidan Obat golongan ini menyebabkan inhibisi stimulasi parakrin terhadap HSC. Contoh obat golongan ini adalah Vitamin E, yang dapat mencegah terbentuknya berbagai oksidan seperti asetaldehida serta berbagai spesies oksigen reaktif ROS termasuk H 2 O 2 dan radikal bebas hidroksil. Disamping itu vitamin E dikatakan dapat menekan fibrogenesis. Contoh lain ialah silimarin yang dapat menghambat kerusakan hati dan akumulasi kolagen hati pada fibrosis bilier lanjut, tetapi kurang efektif terhadap penyakit hati alkoholik. Substratd glutation sinthetase yaitu S-Adenosyl-L-Methionine SAMe yang merupakan donor gugus metil untuk metabolisme beberapa asam amino tubuh, mempunyai efek hepatoproteksi terhadap hepatitis akibat induksi obat dan toksin. Obat ini juga memperbaiki parameter laboratorik fungsi hati seperti bilirubin, -giutamil transferase dan alkalin fosfatase serta mengurangi gejala gatal dan rasa lelah pada penderita dengan kolestasis. Di samping ini SMAe juga memperpanjang uslivival rate penderita sirosis hati akibat alkohol. Pentaoksifilin in vitro menghambat pliferasi HSC dan menurunkan produksi TNF- g pada monosit, menurunkan aktivasi NFkB pada HSC. Polyphenilphosphatidycholine PPC menghambat transformasi HDC menjadi bentuk aktif, menghambat produksi TNF- g dan meningkatkan sekretasi IL-1 yang merupakan antagonis TNF- g. Obat ini juga mengurangi pembentukan peroksida lemak akibat induksi asam arakidonat dan derivatnya 26,27 Iman Randal Tarigan : Hubungan Kadar Serum Laminin Dengan Keparahan Sirosis Hati, 2008 USU e-Repository © 2008 2. Sitokin dan grow th factors Interferon- dan hepatocyte growth factors HGF menghambat aktivasi HSC pada hewan percobaan. Studi besar interferon- pada fibrosis hati akibat infeksi virus hepatitis C sedang berlangsung. 26 3. Obat- obat lain Peroxisome proliferator activated nuclear receptor PPAR- dapat menurunkan aktiasi HSc. Pengobatan menggunakan ramuan tradisional Cina yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti xiao caihu tang , Glycyrrhizin Licorice Extract dan han-dan-gan-le mungkin efektif. Obat-obatan tersebut memiliki cara kerja sebagai antioksidan, mengingkatkan kolagenase interstitial, menurunkan akvitasi pengikut NFkB dan lain-lain. Belum ada suatu studi yang besar dalam meneliti obat-obat ini, meskipun demikian obat-oba ini jelas membuka perspektif baru dalam penanganan fibrosis hati. 15,19 Interferon- g jug mempunyai efek menghambat aktiivasi HSC. 36,37

C. Usaha untuk mengurangi inflamasi dan respons imun

Pemakaian kortikosteroid sebagai anti inflmasi tidak memiliki efek langsung terhadap HSC. Deksametason terbukti efek menghambat induksi MCP-1 oleh TNF- g dan berbagai oksidan. Antagonis TNF- g mungkin dapat dipergunakan pada penyakit inflamasi hati karena telah terbukti relatif efektif dan aman pada artritis rematoid dan penyakit Crohn. Asam ursodeksikolat UDCA mempunyai efek yang menguntungkan pada fibrosis hati akibat sirosis bilier primer karena efek anti inflamasinya. Obat lain yang memiliki efek anti inflamasi dan dapat mencegah pembentukan kolagen ialah kolokisin, meskipun efikasinya belum dibuktikan dalam penelitian besar. 26,30 Iman Randal Tarigan : Hubungan Kadar Serum Laminin Dengan Keparahan Sirosis Hati, 2008 USU e-Repository © 2008 D. Netralisasi respon- respons HSC netralisasi respons prliferasi, netralisasi Sifat fibrogentik, sifat kontraktil, dan penghambat aktivasi sitokin proinflamasi 1. Netralisasi reseptor TGF - . TGF - memiliki 2 reseptor transmembran serinetheroinen kinase. Yang minan ialah reseptor tipe 2. Percobaan menggunkan adnevirus AdCAT - TR, suatu penghambat resepotor TGF- 2 dapat menurunkan fibrogenesis. 2. Penghambat aktivasi TGF- salah satu cara aktifasi TGF- ialah melalui reaksi yang diperantarai oleh plasmin. Plasminogen diubah menjadi plasmin oleh PAF dengan bantuan enzim tissue transglutamine tTG pada permukaan HSC atau MES. Inhibitor tTG seperti fenilefrin, putrescine atau guanosin 5-0-3 thiotriphosphate dapat menghambat aktivasi TGF- . 26,29 3. Inhibisi transduksi sinyal inhibitor tirosinkinase Platelet derivate growth factor PDGF selain sebagai faktor mitogenik juga berperan terhadap aktivasi HSC. Aktivasi reseptor PDGF ialah melalui autofosforilasi tirosin yang dapat dihambat oleh sebuah agen yang disebut SU 5874. Suatu jalur alternatif aktifasi dari PDGF ialah melalui extraculullar signal regulated kinase ERK yang dapat dihambat oleh PD 98059. 4. Penghambat interaksi matriks Larutan yang terdiri dari arginin, glusin,a spartat Arg-Gly-Asp dapat menghalangi fosforilasi tirosin dari FAK sehingga menghalangi aktivasi HSC. 26 5. Lain-lain Antagonis terhadap ET-1 regulator kontraksi HSC memiliki efek anti fibriotik dan dapat menurunkan tekanan vena porta sedangkan halofugionine, suatu anti cocidia, memiliki aktifitas antifibrotik melalui penghambat eksepsi kolagen hati. 26 Iman Randal Tarigan : Hubungan Kadar Serum Laminin Dengan Keparahan Sirosis Hati, 2008 USU e-Repository © 2008

E. Situmlasi apoptosis HSC

Gliotoksin merupakan obat yang merangsang apoptosis HSC pada hati hewan percobaan yang mengalami fibrosis akibat klorofrom CCI4.

F. Meningkat degradasi MES

Degradasi MES dapat ditingkatkan dengan menggunakan antafonis TGF- melalui penurunan TIMP dan peningkatan aktifitas kolagenase interstitial. Riset penggunaan MMP mRNA melalui terapi gen telah dimulai.

G. Obat baru

g-2 makroglobulin yang menurunkan produksi atuokrin dan parktrin TGF- oleh sel kupffer dan HSC aktif, dapat menurunkan produksi proteoglikan oleh HSC. 26,38 Pengobatan penderita penyakit hati kronik, baik dengan mengobati penyakit primernya maupun dengan usaha pengurangan akumulai jaringan parut, hendaknya diusahakan secara optimal meskipun pada penyakit fiborsis hati yang lanjut, untuk mencapai reversibilits fibrosis hati yang lanjut, untuk mencapai reversibillitas fibrosis yang maksimal. 39 Iman Randal Tarigan : Hubungan Kadar Serum Laminin Dengan Keparahan Sirosis Hati, 2008 USU e-Repository © 2008

BAB I I I PENELI TI AN SENDI RI

3.1. Latar Belakang

Sirosis Hati merupakan penyakit hati menahun yang ditandai dengan proses peradangan, nekrosis, usaha regenerasi dan penambahan jaringan ikat difus, dengan terbentuknya nodul yang mengganggu susunan lobulus dan fungsi hati. 26 Secara patologi kriteria sirosis hati adalah terbentuknya fibrosis dan regenerasi nodule. Di Indonesia pria lebih banyak menderita SH dibanding wanita dengan rasio 2-4,5:1, dimana kelompok usia dekade ke-5 merupakan kelompok yang terbanyak. Dalam kurun waktu 4 tahun, Tarigan di Medan mendapatkan dari 19.914 pasien yang dirawat di Penyakit Dalam, 1128 5 diantaranya menderita penyakit hati dan penderita SH sebanyak 819 72,7. Peneliti lainnya seperti Hadi dkk 1975 mendapatkan SH sebanyak 5,2 dari seluruh penderita yang dirawat di Bagian Penyakit Dalam RS. Hasan Sadikin Bandung periode 1966-1974. Julius di RSUP Dr. M Djamil Padang mendapatkan angka 9,9. Di negara barat angka kejadian SH didapati berkisar 2,45 0,9-5,9. 40 Di antara beberapa cara yang digunakan untuk melihat alternatif lain dalam menentukan derajat fibrosis hati digunakan metode yang sederhana dengan memeriksa kadar Laminin LN dalam serum yang merupakan bahan matriks ekstraseluler yang memiliki korelasi dengan derajat fibrosis walaupun banyak peneliti lain menggabungkannya dengan komponen bahan pembentukan matriks ekstraseluler lainnya seperti kolagen, fibronektin, undulin, elastin dan proteoglikans serta hialin. 3 Laminin merupakan pertanda terjadinya fibrosis pada penyakit hati kronis untuk melihat derajat kerusakan hati dan monitoring perkembangan keparahan penyakit hati. Iman Randal Tarigan : Hubungan Kadar Serum Laminin Dengan Keparahan Sirosis Hati, 2008 USU e-Repository © 2008