harga Rp.70.000L. Biaya tenaga kerja terbesar terdapat pada petani Kelompok I yaitu Rp.4.066.865Ha dibandingkan petani Kelompok II yaitu Rp.3.883.437Ha
dan biaya penyusutan terbesar terdapat pada petani Kelompok I yaitu Rp.466.541Ha dibandingkan petani Kelompok II yaitu Rp.300.505Ha karena
peralatan lebih banyak dimiliki petani Kelompok I. Total keseluruhan biaya terbesar terdapat pada petani Kelompok I yaitu Rp.6.909.406Ha dibandingkan
petani Kelompok II yaitu Rp.6.227.275Ha, dengan jenis biaya terbesar terdapat pada biaya tenaga kerja.
Jumlah biaya yang cukup besar tidak secara langsung dapat disediakan oleh petani karena keterbatasan modal, dimana petani Kelompok I sulit
menyediakan modal untuk biaya tenaga kerja, sedangkan petani Kelompok II sulit menyediakan modal untuk sarana produksi dan tenaga kerja. Alasan petani
Kelompok II tidak menerapkan sarana produksi spesifik lokal adalah karena biaya yang dibutuhkan untuk sarana produksi pupuk, dan obat-obatan cukup besar,
dan adanya sikap yang tidak mau menerima suatu perubahan. Menanggulangi kurangnya modal maka petani mencari pinjaman modal dari tokoh masyarakat
misalnya Kontak Tani, Kepala Desa, dan Kredit Usahatani, dengan pembayaran setelah hasil panen dijual.
III. Pendapatan Bersih Usahatani Padi Sawah di Daerah Penelitian
Pendapatan bersih usahatani padi sawah di daerah penelitian adalah pendapatan yang diperoleh petani dari usahatani padi sawah atau selisih antara
penerimaan dengan total biaya produksi. Penerimaan merupakan produksi dikali harga jual. Besarnya pendapatan bersih petani dipengaruhi oleh produksi yang
Gurniati Nainggolan : Pengaruh Penerapan Sarana Produksi Spesifik Lokal Terhadap Pendapatan Usahatani Padi Sawah Studi Kasus: Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, 2008
USU Repository © 2008
dihasilkan, harga jual, dan total biaya produksi. Rataan pendapatan bersih usahatani padi sawah di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 22 berikut ini.
Tabel 22. Rataan Pendapatan Bersih Usahatani Padi Sawah Petani Kelompok I dan Petani Kelompok II per Musim Tanam di Desa
Wonosari Tahun 2007
Kelompok I Kelompok II
No Uraian Per Petani
Per Hektar Per Petani
Per Hektar
1 Produksi Kg
8.856 7100
6147 5833
2 Penerimaan Rp
23.911.200 19.170.000 15.368.333 14.583.333 3 Biaya
Produksi Rp
8.695.547 6.909.406 6.688.922 6.227.275
4 Pendapatan Bersih
Rp 15.215.653
12.260.594 8.679.411 8.365.058 Sumber : Data diolah dari Lampiran 16, 17, dan 18
Berdasarkan Tabel 22 dapat dilihat bahwa produksi terbesar terdapat pada petani Kelompok I yaitu 7100 KgHa dibandingkan petani Kelompok II yaitu
5833 KgHa, ini disebabkan karena adanya penggunaan sarana produksi yang tepat digunakan di Desa Wonosari atau disebut juga pemakaian sarana produksi
spesifik lokal, sehingga penerimaan juga lebih besar pada petani Kelompok I yaitu Rp.19.170.000Ha dibandingkan petani Kelompok II yaitu Rp.14.583.333Ha,
dimana harga jual mempengaruhi penerimaan. Harga jual untuk petani Kelompok I adalah Rp.2700Kg; Sedangkan harga jual untuk Kelompok II adalah
Rp.2500Kg. Harga jual padi di daerah penelitian cukup rendah dibandingkan harga yang ditetapkan pemerintah yakni Rp.3.500Kg-Rp.4.000Kg, ini terjadi
karena adanya panen raya sehingga harga jual menurun. Penerimaan setelah dikurangi total biaya produksi maka diperoleh pendapatan bersih, dan pendapatan
bersih tertinggi terdapat pada petani Kelompok I yaitu Rp.12.260.594Ha dibandingkan petani kelompok II yaitu Rp.8.365.058Ha, dan besar perbedaan
pendapatan petani Kelompok I dan petani Kelompok II adalah Rp.3.895.536Ha.
Gurniati Nainggolan : Pengaruh Penerapan Sarana Produksi Spesifik Lokal Terhadap Pendapatan Usahatani Padi Sawah Studi Kasus: Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, 2008
USU Repository © 2008
Analisis uji beda rataan pendapatan petani Kelompok I dan petani Kelompok II dapat dilihat pada Tabel 23 di bawah ini.
Tabel 23. Analisis Uji Beda Rataan Pendapatan Bersih Usahatani Padi Sawah Petani Kelompok I dan Petani Kelompok II
Uraian Kelompok I
Kelompok II Keterangan
Pendapatan RpHa 12.260.594
8.365.058 Ho ditolak, H
1
diterima t-hitung = 11,159
t-tabel = 2,145
Sumber: Data diolah dari Lampiran 17 dan 20
Berdasarkan hasil analisis uji beda rataan pendapatan bersih usahatani padi sawah diperoleh t-hit = 11,159 dengan demikian berarti t-hit lebih besar dari pada
t-tabel = 2,145 α
12
.0,05 maka keputusan hipotesis adalah Ho ditolak dan H
1
diterima artinya terdapat perbedaan nyata pendapatan antara petani Kelompok I
dengan petani Kelompok II, maka hipotesis 3 dapat diterima.
IV. Masalah-masalah yang dihadapi petani Kelompok I dan petani Kelompok II di Desa Wonosari