Kegiatan usahatani padi sawah antara petani Kelompok I dan petani Kelompok II mempunyai perbedaan kecuali pada kegiatan pengolahan lahan dan penyiangan.
I. Penggunaan Sarana Produksi Spesifik Lokal di Daerah Penelitian
Pemakaian sarana produksi antara petani Kelompok I dengan petani Kelompok II di Desa Wonosari mempunyai perbedaan. Perbedaan pemakaian
sarana produksi dapat dilihat pada Tabel 11 di bawah ini.
Tabel 11. Perbedaan Pemakaian Sarana Produksi Petani Kelompok I dan Petani Kelompok II di Desa Wonosari Tahun 2007
Perbedaan No
Sarana Produksi Satuan
Kelompok I Kelompok II
1. Bibit
- Varietas
- Dosis
- Jumlah Tanam
KgRante BibitLubang
Maikongga 3
2-3 Siherang dan Sihosari
3 - 4 3 – 4
2. Pupuk
- Urea
- TSP
- KCL
- NPK
KgHa KgHa
KgHa KgHa
300 100
250 50
220 70
223 47
3. Obat-obatan
- Asterking
- Bestok
- Spontan
- Skor
- Fokker
LHa LHa
LHa LHa
LHa 2
1,5 1,5
1 -
- 1,27
1,27 0,50
2,13
Sumber : Dinas Pertanian Deli Serdang dan BPP Deli Serdang Tahun 2007
Berdasarkan Tabel 11 dapat diasumsikan ada perbedaan penggunaan sarana produksi yang digunakan petani Kelompok I dengan petani Kelompok II,
dimana letak perbedaannya terdapat pada varietas bibit padi, dan dosis yang digunakan untuk penggunaan pupuk serta obat-obatan. Varietas bibit yang
digunakan petani Kelompok I adalah Maikongga dengan jumlah tanam sebanyak 3 bibitlubang, sedangkan pada petani Kelompok II menggunakan varietas
Gurniati Nainggolan : Pengaruh Penerapan Sarana Produksi Spesifik Lokal Terhadap Pendapatan Usahatani Padi Sawah Studi Kasus: Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, 2008
USU Repository © 2008
Siherang dan Sihosari dengan jumlah tanam sebanyak 3-4 bibitlubang, dan jumlah bibit yang terbanyak terdapat pada petani Kelompok II.
Pemakaian pupuk untuk petani Kelompok I: Urea 300 KgHa, TSP 100 KgHa, NPK 50 KgHa, dan KCl 250 KgHa, dan berdasarkan penelitian ternyata
semua petani Kelompok I menggunakan dosis pupuk sesuai anjuran spesifik lokal, sedangkan pada petani Kelompok II: Urea 220 KgHa, KCl 223 KgHa, TSP 70
KgHa, dan NPK 47 KgHa. Berdasarkan penelitian ternyata ada 9 Orang 60 yang menggunakan Urea 200 KgHa dan ada 6 Orang 40 yang menggunakan
Urea 250 KgHa; Penggunaan dosis pupuk KCl yakni KCl 200 KgHa ada 8 orang 53,3, dan 7 orang 46, menggunakan 250 KgHa; Penggunaan dosis
pupuk TSP yakni TSP 50 KgHa ada 8 orang 53,3, 2 orang 13,3 menggunakan 75 KgHa, dan ada 5 orang 33,4 yang menggunakan TSP 100
KgHa; Penggunaan dosis pupuk NPK bervariasi yakni NPK 40 KgHa ada 2 orang 13,4, 4 orang 26,6 menggunakan 45 KgHa, dan ada 9 orang 60
yang menggunakan NPK 50 KgHa. Pupuk yang lebih banyak digunakan oleh petani Kelompok I adalah Urea,
dan KCl sedangkan pupuk yang paling sedikit digunakan adalah TSP dan NPK. Jumlah penggunaan dosis ini diakibatkan karena tanah di daerah penelitian
banyak mengandung Phospor sehingga penggunaan TSP dapat dikurangi. Penggunaan obat-obatan antara petani Kelompok I dan petani Kelompok II
mempunyai perbedaan. Petani Kelompok I menggunakan obat: Asterking 2 LHa, Bestok 1,5 LHa, Skor 1 LHa, Spontan 1,5 LHa, dan berdasarkan penelitian
semua petani Kelompok I menggunakan obat-obatan sesuai dengan anjuran spesifik lokal, sedangkan pada petani Kelompok II obat-obatan yang digunakan
Gurniati Nainggolan : Pengaruh Penerapan Sarana Produksi Spesifik Lokal Terhadap Pendapatan Usahatani Padi Sawah Studi Kasus: Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, 2008
USU Repository © 2008
adalah: Bestok 1,27 LHa, Skor 0,50 LHa, Spontan 1,27 LHa, dan Fokker 2,13 LHa, berdasarkan fakta dilapangan untuk penggunaan Bestok ada 8 Orang
53,3 menggunakan 1,5 LHa, 7 Orang 46,7 menggunakan 1 LHa, dan dalam penggunaan obat Spontan petani Kelompok II ternyata menggunakan dosis
yang sama seperti obat Bestok; Penggunaan Fokker ada 3 Orang 20 menggunakan 1,5 LHa, 5 Orang 33,3 2 LHa, dan 7 Orang 46,7 2,5 LHa.
Petani Kelompok I memilih menggunakan Asterking dari pada Fokker karena Asterking lebih efektif untuk membasmi hama padi sawah.
II. Produktivitas Usahatani Padi Sawah di Daerah Penelitian