Analisis Pengaruh Penayangan Movie Trailer dan Store Environment dan Store Environment terhadap Recall Audience Bioskop 21 Medan
ANALISIS PENGARUH PENAYANGAN MOVIE TRAILER DAN
STORE ENVIRONTMENT TERHADAP RECALL AUDIENCE
PADA BIOSKOP 21 MEDAN
Ikhsan Natigor dan Endang Sulistya Rini
Dosen FE USU
Abstract: The research’s objective is to analyze the effect of movie trailer and store
environtment towards recall Bioskop 21’s audience at Sun Plaza Medan. This research
is a causal associative type that aims to determine the relationship between two variables or more. The data which is used in this research are primary data and secondary data. This study using 81 respondents as the sample, obtained by accidental sampling methods. The results of this research based on the analysis of multiple linear regression shows that movie trailer and store environtment positively and significantly
effects on the recall of Bioskop 21’s audience. And based on the partial test, movie
trailer has the dominant effect on the recall of Bioskop 21’s audience. Keywords: movie trailer, store environtment, and recall audience
PENDAHULUAN
Bisnis perfilman Indonesia mencapai kebangkitannya dewasa ini. Geliat bisnis ini juga diikuti dengan ekspansi beberapa pengelola bioskop dalam negeri. Pengelola bioskop 21Cineplex dan Blitz Megaplex merupakan pengelola bioskop terbesar yang menguasai pasar bioskop Indonesia saat ini. Di kota Medan, hingga tahun 2010 pengelola bioskop 21Cineplex merupakan pengelola bioskop terbesar yang menguasai pasar bioskop disamping sebuah pengelola bisokop lain yaitu President Theatre. President Theatre ini terletak di lantai 3 Deli Plaza Jl. Guru Patimpus No.1 Medan. President Theatre hanya memiliki satu studio di dalamnya (pemkomedan.go.id). Pengelola Bioskop 21 tidak melakukan iklan secara gencar di media televisi maupun media cetak seperti yang dilakukan oleh perusahaan operator seluler dan produsen sabun. Iklan yang menyebutkan merek pengelola Bioskop 21 biasanya ditemukan di beberapa media cetak yang umumnya berupa skedul penayangan film-film dengan frekuensi yang berbeda pada surat kabar yang berbeda pula. Selain itu, Bioskop 21 juga memberikan konten yang baik kepada konsumen melalui website multimedia www.21cineplex.com.
Sebagai perusahaan yang menawarkan jasa, Bioskop 21 Medan tidak
iklan saja untuk meningkatkan daya ingat konsumen terhadap perusahaannya karena iklan media massa bukan satu-satunya cara terbaik untuk berpromosi. Masih banyak cara lain yang sama atau bahkan lebih baik, karena setiap produk (barang dan jasa) memiliki cara-cara berpromosi yang berbeda-beda (Morissan, 2010:v). Oleh karena itu perusahaan mestinya memerhatikan faktor lain yang mungkin akan menambah efek positif perusahaan yang menarik konsumen untuk me-recall
merek perusahaan. Dalam menciptakan pengalaman yang positif kepada pengunjung, lingkungan Bioskop 21 memberikan pengaruh yang cukup besar. Seperti iklan, lingkungan bioskop juga sebaiknya memiliki desain dengan konten dan konsep yang baik.
Kreativitas perusahaan dalam iklan dan lingkungannya akan menciptakan suatu daya tarik. Perhatian pengunjung kepada iklan dan lingkungan bioskop yang diciptakan merupakan hal yang dibutuhkan perusahaan untuk kemudian mempermudah pengunjung dalam mengingat merek perusahaan ketika mempertimbangkan sebuah pembelian. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap recall audience Bioskop 21 dengan studi kasus pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan dengan judul “Analisis
(2)
Audience Pada Bioskop 21 Medan”. Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penayangan movie trailer dan
store environtment terhadap recall audience
pada Bioskop 21.
METODE
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi yang dilakukan menggunakan bantuan software
statistik SPSS 16.0 for windows. Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Jika nilai r hitung setiap pernyataan pada instrumen penelitian lebih besar dari pada nilai r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid dan sebaliknya.
2. Uji Realibilitas
Jika nilai r alpha positif atau lebih besar dari nilai r tabel maka pernyataan dalam instrumen penelitian reliabel dan kuesioner dapat disebarkan pada responden sebagai instrumen penelitian.
3. Pengujian Hipotesis
Langkah-langkah dalam menguji hipotesis dimulai dengan melakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Pengujian selanjutnya adalah uji heteroskedastisitas yang diuji dengan pendekatan uji Glejser.
Pengambilan keputusannya adalah jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji multikolinieritas untuk mengetahui variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Kemudian dilakukan analisis regresi linier berganda, pengujian signifikansi simultan (uji-F), pengujian signifikansi parsial (uji-t) dan uji koefesien determinasi (R2).
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual mengemuka-kan secara umum mengenai objek penelitian atau merupakan sintesa tentang hubungan dari beberapa variabel yang diteliti yang disusun dari beberapa teori yang dideskripsikan dan merupakan dasar pembuatan hipotesis (Sugiyono, 2005:49). Variabel yang akan diteliti antara lain
movie trailer dan store environtment
sebagai variabel bebas dan recall audience
sebagai variabel terikat.
Terdapat fitur umum pada trailer dari semua zaman (zaman klasik, zaman transisional, dan kontemporer) serta transformasi historis dalam genre. Trailer memiliki beberapa kesamaan fitur yang umum, antara lain:
1. Semacam perkenalan atau penutup terhadap penonton mengenai film, baik melalui judul atau narasi,
2. Adegan pilihan dari film,
3. Montase atau shot singkat yang menyingkat ruang, waktu, dan informasi dengan efek khusus (memudar, larut, permainan eksposur, dan lain-lain), 4. Identifikasi pemeran atau karakter
penting (utama).
Lingkungan bioskop (store
environtment) memengaruhi perilaku
pembelian konsumen. Komponen lingkungan bioskop adalah citra (store
image), atmosfer bioskop (store
atmospherics), dan pertunjukan di
lingkungan bioskop (store threatrics) (Lewinson dalam Umar, 2003:60). Menurut model perilaku pembeli, proses pengambilan keputusan konsumen dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran dan lingkungan yang masuk ke
dalam kesadaran konsumen. Lingkungan toko menjadi salah satu faktor penentu dalam menciptakan pengalaman bagi konsumen, agar konsumen kemudian memiliki kesadaran akan toko yang kemudian mampu memengaruhi daya ingat konsumen akan toko. Kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
(3)
Sumber: Kernan, Lewinson (dalam Umar), Rosister & Percy (dalam Purnama), (diolah)
Gambar 1 : Kerangka Konseptual
HASIL
1. Uji Validitas
Berdasarkan hasil olahan data, pernyataan nomor 5, 10, 19, 22, dan 24 tidak valid karena r hitung jumlahnya dibawah r tabel untuk responden 30 orang dengan tingkat signifikansi sebesar 5%. Kemudian dilakukan pengujian lagi dan pernyataan-pernyataan tersebut dihapus, hasil yang didapat adalah:
Tabel 1 Tabel Uji Validitas
No. Pernyataan r hitung r table Validitas
1 P1 0.495 0.361 Valid
2 P2 0.527 0.361 Valid
3 P3 0.757 0.361 Valid
4 P4 0.631 0.361 Valid
5 P6 0.678 0.361 Valid
6 P7 0.854 0.361 Valid
7 P8 0.631 0.361 Valid
8 P9 0.495 0.361 Valid
9 P11 0.854 0.361 Valid
10 P12 0.777 0.361 Valid
11 P13 0.552 0.361 Valid
12 P14 0.369 0.361 Valid
13 P15 0.563 0.361 Valid
14 P16 0.757 0.361 Valid
15 P17 0.469 0.361 Valid
16 P18 0.761 0.361 Valid
17 P20 0.462 0.361 Valid
18 P21 0.565 0.361 Valid
19 P23 0.757 0.361 Valid
20 P25 0.495 0.361 Valid
21 P26 0.577 0.361 Valid
22 P27 0.854 0.361 Valid
23 P28 0.777 0.361 Valid
24 P29 0.462 0.361 Valid
25 P30 0.777 0.361 Valid
26 P31 0.552 0.361 Valid
27 P32 0.786 0.361 Valid
28 P33 0.563 0.361 Valid
29 P34 0.577 0.361 Valid
30 P35 0.854 0.361 Valid
Sumber: Output SPSS (Agustus 2011)
Movie Trailer (X1)
Store Environtment
Recall Audience (Y)
(4)
2. Uji Reliabilitas
Tabel 2 Uji Realibilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.957 30
Sumber: Output SPSS (Agustus 2011) Pada tabel, hasil pengujian
reliabilitas menunjukkan bahwa 30 pernyataan dengan koefisien alpha (Cronbach's Alpha) adalah 0.957. Hal ini berarti 0.957 > 0.80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.
3. Uji Asumsi Klasik
Pengujian yang dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis adalah uji asumsi klasik yang dimulai dengan uji normalitas. Uji normalitas dilakukan dengan pendekatan Kolomogorv-Smirnov, dan hasilnya adalah:
Tabel 3: Uji Kolmogorv-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized
Residual
N 81
Normal Parametersa
Mean .0000000
Std. Deviation 1.66179997
Most Extreme Differences
Absolute .113
Positive .065
Negative -.113
Kolmogorov-Smirnov Z 1.021
Asymp. Sig. (2-tailed) .249
Sumber: Output SPSS (September 2011)
Pada Tabel 3 dapat dilihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,249. Nilai tersebut lebih besar dari nilai signifikansi yaitu 0,05 yang berarti variabel residual atau data berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji heteroskedastisitas untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Jika varians sama maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang diingkan adalah model yang homokedastis. Pengujian ini dilakukan dengan pendekatan uji Glejser.
Tabel 4 menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut. Dapat dilihat pada kolom Sig. yang merupakan probabilitas signifikansi variabel, dimana probabilitas signifikansi variabel independen berada diatas tingkat kepercayaan 0.05, maka dapat disimpulkan model regresi ini tidak terindikasi heteroskedastisitas.
Dilanjutkan dengan uji multikolinieritas yang bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Tabel 5 : Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) Movie_Trailer Store_Environtment
1.588 2.369 .670 .505
.620 .093 .600 6.680 .000 .698 1.432
.098 .039 .225 2.506 .014 .698 1.432
a. Dependent Variable: Recall_Audience Sumber: Output SPSS (September 2011)
(5)
Tampak pada Tabel 5, nilai VIF masing-masing variable independen tidak lebih besar dari 5 atau VIF<5 dan Tolerance >1. Dari hasil tersebut maka ditarik kesimpulan bahwa data atau variabel tidak terkena multikolinieritas.
PEMBAHASAN
Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan aplikasi SPSS 16.0 for windows. Analisis ini dilakukan untuuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen yang terdiri dari movie trailer dan store environtment terhadap variabel dependen yaitu recall audience. Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Hasil pengolahan data pada SPSS yang dilakukan ditunjukkan pada tabel6.
Berdasarkan hasil olahan data pada Tabel 6, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 1,588 + 0,620X1 + 0,098X2 + e
Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Konstanta (a) sebesar 1,588 artinya bahwa tanpa adanya movie trailer dan
store environtment atau nilai variabel bebas adalah 0, maka besarnya nilai
recall audience adalah sebesar 1,558.
b. Koefisien X1 (b1) = 0,620 menunjukkan bahwa jika variabel independen lain nilainya tetap, maka variabel movie
trailer mengalami kenaikan sebesar
0.620.
c. Koefisien X2 (b2) = 0.098 menunjukkan bahwa jika variabel independen lain nilainya tetap, maka variabel store
environtment mengalami kenaikan
sebesar 0.098.
5. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis yang pertama dilakukan adalah uji-F atau uji signifikansi simultan. Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:
a. H0 : b1, b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
b. Ha : b1, b2 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 for
windows, kemudian akan dibandingkan
dengan Ftabel pada tingkat α = 5%, dengan kriteria uji sebagai berikut :
a. H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada
= 5%, dan
b. H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada
= 5%.
Tabel 7 menunjukkan perolehan Fhitung pada kolom F sebesar 49,618 dengan tingkat signifikansi 0.000. Nilai Ftabel dengan pembilang 2 dan penyebut 78 adalah 3.11 dengan tingkat kesalahan 5%. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansinya (0.000) < 0.05 dimana 49.618 > 3.11, menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen (movie trailer dan store environtment) secara serempak adalah signifikan terhadap recall audience.
Tabel 7 : Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
ANOVAb Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression Residual Total
281.074 2 140.537 49.618 .000a
220.926 78 2.832
502.000 80
a. Predictors: (Constant), Store_Environtment, Movie_Trailer
b. Dependent Variable: Recall_Audience
(6)
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan uji-t atau uji signifikansi parsial. Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel
movie trailer dan store environtment
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel recall audience. Kriteria pengujiannya adalah:
a. H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
b. Ha : b1 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan adalah: a. H0 diterima jika thitung < ttabel pada α =
5%, dan
b. H0 ditolak jika thitung > ttabel pada α = 5%.
Berdasarkan Tabel 8 di atas didapat kesimpulan sebagai berikut:
a. Variabel movie trailer berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
recall audience, hal ini terlihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Nilai thitung (6.680) > ttabel (1,664), ini berarti jika variabel
movie trailer ditingkatkan maka recall audience akan meningkat.
b. Nilai thitung (2,506) > ttabel (1,664) dan tingkat signifikansi 0,014 di bawah 0,05 pada variabel store environtment
berarti variabel ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap recall
audience. Jika variabel store
environtment ditingkatkan maka recall audience akan meningkat.
c. Movie trailer memengaruhi recall
audience lebih besar daripada store
environtment, maka movie trailer
adalah variabel dominan dalam memengaruhi recall audience.
Selanjutnya dilakukan pengujian koefisien determinasi (R2) untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel movie trailer dan store environtment terhadap variasi naik turunnya variabel recall audience.
Koefisien determinasi berkisar
antara nol sampai satu (0 ≤ R² ≤ 1). Jika R²
semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh movie trailer dan store environtment adalah besar terhadap recall audience. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan demikian sebaliknya.
Tabel 8 : Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.588 2.369 .670 .505
Movie_Trailer .620 .093 .600 6.680 .000
Store_Environtment .098 .039 .225 2.506 .014
a. Dependent Variable: Recall_Audience Sumber: Output SPSS (September 2011)
Tabel 9 : Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .748a .560 .549 1.68297
a. Predictors: (Constant), Store_Environtment, Movie_Trailer b. Dependent Variable: Recall_Audience
(7)
Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa:
a. Variabel movie trailer dan store
environtment memiliki hubungan
sebesar 74,8% terhadap recall
audience Bioskop 21. Hal ini
diketahui dari nilai R pada tabel yaitu sebesar 0,748 dan nilai ini juga berarti variabel bebas dan variabel terikat berhubungan erat. b. Adjusted R Square sebesar 0,549
berarti movie trailer dan store
environtment mampu menjelaskan
variabel recall audience sebesar 54,9% dan sisanya 45,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Variabel movie trailer dan store
environtment pada penelitian ini
menjelaskan 54,9% variabel recall audience. Variabel movie trailer dan store
environtment juga secara serempak
berpengaruh signifikan terhadap recall
audience dimana mayoritas responden
menyatakan setuju dalam menanggapi pernyataan-pernyataan mengenai movie trailer dan store environtment berpengaruh terhadap kemampuan mereka mengingat merek Bioskop 21 (recall audience). Hasil penelitian ini didukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Purnama dan Setyowati (2003) yang membuktikan bahwa variabel dalam iklan televisi dengan
background musik berpengaruh secara
simultan terhadap recall audience. Hasil penelitian juga sesuai dengan teori yang dikemukakan Lewinson (Umar, 2003:60) bahwa lingkungan toko (store environtment), dalam hal ini lingkungan bioskop memengaruhi perilaku pembelian konsumen, dimana lingkungan bioskop menjadi salah satu faktor dalam menciptakan pengalaman bagi konsumen yang memengaruhi kesadaran dan daya ingat konsumen tersebut.
Pengujian signifikansi secara parsial menunjukkan variabel movie trailer
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
recall audience. Hasil ini berasal dari pengolahan data tanggapan responden mengenai pengaruh movie trailer terhadap kemampuan mengingat mereka pada
menyatakan setuju dengan pernyataan-pernyataan pada variabel movie trailer. \Hasil ini didukung oleh teori Kernan (2004:15) bahwa trailer tidak memiliki seruan atau bujukan yang sama seperti iklan televisi biasa, melainkan memberikan
sejenis ―tester‖ bagi penonton trailer untuk
tertarik melihat lebih banyak lagi dalam bioskop. Sensasi ―tester‖ yang diberikan
melalui trailer memberikan pengalaman yang berbeda-beda bagi audience untuk kemudian tertarik melihat lebih banyak dalam bioskop atau tidak. Jika tertarik, maka audience tersebut akan mengidentifikasi bioskop yang menayangkan film pada trailer tersebut, dan sebaliknya. Proses identifikasi ini kemudian membawa audience kepada merek bioskop yang akan menayangkan film tersebut dimana pada penelitian ini audience
mengidentifikasi merek Bioskop 21 sebagai merek yang akan menayangkan film pada trailer yang ditontonnya.
Store environtment secara parsial juga memengaruhi recall audience secara positif dan signifikan. Hasil ini sesuai dengan teori Peter dan Olson (2002:22) yang mengatakan bahwa kognisi konsumen melibatkan pemikiran konsumen yang merupakan proses mental dari struktur pengetahuan yang dilibatkan dalam tanggapan seseorang terhadap lingkungannya. Lingkungan bioskop yang dibahas penelitian ini adalah lingkungan mikro yaitu lingkungan yang mengacu pada keadaan fisik (yang terlihat) dan aspek-aspek disekelilingnya. Lingkungan ini berpengaruh langsung terhadap perilaku konsumen karena tampak dan dirasakan langsung oleh konsumen. Responden penelitian ini setuju bahwa lingkungan Bioskop 21 dapat diidentifikasikan sebagai fitur atau karakteristik yang khas merek Bioskop 21, dimana melalui karakteristik tersebut responden mampu mengingat merek Bioskop 21.
Dalam penelitian ini, pengaruh
movie trailer terhadap recall audience
merupakan pengaruh yang dominan jika dibandingkan dengan pengaruh store environtment. Hal ini sesuai dengan kutipan di majalah MIX yaitu perilaku konsumen dekade lalu sudah berubah dengan konsumen sekarang. Perilaku konsumen
(8)
atau pusat perbelanjaan sebagai bentuk rekreasi kini lebih senang dengan internet terutama sosial media. Berbelanja atau sekedar mengunjungi pusat perbelanjaan merupakan kegiatan yang cenderung membosankan (Aruman, dalam Majalah MIX Edisi Juli 2010). Hal tersebut berbanding terbalik dengan fenomena trailer dimana konsumen (penonton) tidak hanya bisa menyaksikannya di bioskop melainkan relatif dapat menyaksikannya kapan dan dimana saja.
KESIMPULAN
a. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan hasil analisis pengaruh
movie trailer dan store environtment
terhadap recall audience pada Bioskop 21 Sun Plaza diketahui movie trailer
dan store environtment baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap recall audience
pada Bioskop 21 Medan.
b. Variabel movie trailer berpengaruh lebih besar atau dominan terhadap
recall audience.
c. Penelitian ini mampu menjelaskan sebesar 54,9% variabel recall audience
melalui variabel movie trailer dan
store environtment. Lebihnya sebesar 45,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
SARAN
a. Movie trailer telah terbukti mampu
memperkenalkan film kepada penonton bahkan sebelum film itu diputar di bioskop atau dijual ke masyarakat (misalnya dalam bentuk video tape, VCD, DVD). Untuk merebut pasar penonton pra-penjualan tersebut sebaiknya pihak pengelola atau manajemen Bioskop 21 juga turut gencar menayangkan dan atau sekedar mendukung hidupnya movie trailer
tidak hanya di bioskop dan internet, melainkan juga di televisi pada saat
primetime.
b. Movie trailer yang tidak menayangkan
merek pengelola bioskop di dalamnya, pada penelitian ini membuktikan
bahwa mayoritas responden yang menyaksikan movie trailer secara sadar mengingat merek Bioskop 21 sebagai pengelola yang akan memutar film tersebut. Disamping fakta bahwa Bioskop 21 merupakan merek pengelola bioskop branded satu-satunya di kota Medan, Bioskop 21 sudah mampu memosisikan dirinya dalam benak konsumen. Melihat prestasi tersebut, kesan effortless
Bioskop 21 dalam menyelenggarakan iklan, khususnya iklan melalui trailer ini dirasa kurang sportif bagi pengelola bioskop lain, maka peneliti menyarankan Bioskop 21 untuk memiliki movie trailer tersendiri yang khas, yang menampilkan mereknya karena trailer merupakan cara beriklan yang berdasarkan penelitian ini adalah efektif mempengaruhi daya ingat konsumen.
c. Pengelolaan store environtment pada lingkungan eksternal dan internal Bioskop 21 perlu ditinjau ulang untuk diperbaiki, khususnya penempatan peralatan, pemandangan luar bioskop, dan aspek store theatrics lainnya yang dalam penelitian ini kurang mendapatkan respon positif dari responden.
DAFTAR RUJUKAN
Durianto, Sugiarto, Widjaja dan Supratikno, 2003. Inovasi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ginting, Paham dan Syafrizal Helmi Situmorang. 2008. Filsafat Ilmu dan
Metode Riset. Medan: USU Press.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2009.
Manajemen Pemasaran. Edisi Ketiga
Belas Jilid 2.Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kernan, Lisa, 2004. Coming Attractions: Reading American Movie Trailers.
First Edition. United States of America: University of Texas Press.
Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Levy & Weitz, 2001. Retailing Management 4th Edition. New York: McGraw Hill, Irwin.
(9)
McDonald, H.B. Malcolm dan Warren J. Keegan, 1999. Marketing Plans That
Work Edisi I. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Morissan, 2010. Periklanan: Komunikasi
Pemasaran Terpadu. Jakarta:
Kencana.
Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson. 2002. Consumer Behavior and Marketing Strategy. Sixth Edition. New York: McGraw- Hill.
Setiadi, Nugroho, 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana.
Simamora, Bilson, 2003. Membongkar
Kotak Hitam Konsumen. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama. Situmorang, Syafrizal Helmi, Iskandar
Muda, Doli M. Ja‘far Dalimunthe,
Fadli, dan Fauzie Syarief, 2010.
Analisis Data Untuk Riset
Manajemen dan Bisnis. Cetakan
Pertama. Medan: USU Press.
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
Tjiptono, Fandy, 2005. Pemasaran Jasa
Edisi Pertama. Jawa Timur:
Bayumedia.
Umar, Husein, 2003. Riset Pemasaran Dan
Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Jurnal & Majalah
Purnama, Nursya‘bani dan Ratih Dyas
Setyowati, 2003. Pengaruh Iklan Televisi Menggunakan Background Musik Terhadap Recall Audience.
Jurnal SINERGI (Kajian Bisnis dan Manajemen) Vol.6 No.1.Majalah Marketing. Edisi 09/VIII/September/ 2008.
Majalah MIX. Edisi bulan Juli tahun 2010.
Website
http://en.wikipedia.org/trailer
http://ab-fisip-upnyk.com/files/Konsep%20Dasar% 20Penelitian.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/21_Cineplex http://en.wikipedia.org/wiki/Montage _%28filmmaking%29
http://pemkomedan.go.id/pariwisata_list.ph p?category=Bioskop
(1)
2. Uji Reliabilitas
Tabel 2 Uji Realibilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.957 30
Sumber: Output SPSS (Agustus 2011) Pada tabel, hasil pengujian
reliabilitas menunjukkan bahwa 30 pernyataan dengan koefisien alpha (Cronbach's Alpha) adalah 0.957. Hal ini berarti 0.957 > 0.80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.
3. Uji Asumsi Klasik
Pengujian yang dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis adalah uji asumsi klasik yang dimulai dengan uji normalitas. Uji normalitas dilakukan dengan pendekatan Kolomogorv-Smirnov, dan hasilnya adalah:
Tabel 3: Uji Kolmogorv-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized
Residual
N 81
Normal
Parametersa
Mean .0000000
Std. Deviation 1.66179997
Most Extreme Differences
Absolute .113
Positive .065
Negative -.113
Kolmogorov-Smirnov Z 1.021
Asymp. Sig. (2-tailed) .249
Sumber: Output SPSS (September 2011)
Pada Tabel 3 dapat dilihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,249. Nilai tersebut lebih besar dari nilai signifikansi yaitu 0,05 yang berarti variabel residual atau data berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji heteroskedastisitas untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Jika varians sama maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang diingkan adalah model yang homokedastis. Pengujian ini dilakukan dengan pendekatan uji Glejser.
Tabel 4 menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut. Dapat dilihat pada kolom Sig. yang merupakan probabilitas signifikansi variabel, dimana probabilitas signifikansi variabel independen berada diatas tingkat kepercayaan 0.05, maka dapat disimpulkan model regresi ini tidak terindikasi heteroskedastisitas.
Dilanjutkan dengan uji multikolinieritas yang bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Tabel 5 : Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) Movie_Trailer Store_Environtment
1.588 2.369 .670 .505
.620 .093 .600 6.680 .000 .698 1.432
.098 .039 .225 2.506 .014 .698 1.432
a. Dependent Variable: Recall_Audience Sumber: Output SPSS (September 2011)
(2)
Tampak pada Tabel 5, nilai VIF masing-masing variable independen tidak lebih besar dari 5 atau VIF<5 dan Tolerance >1. Dari hasil tersebut maka ditarik kesimpulan bahwa data atau variabel tidak terkena multikolinieritas.
PEMBAHASAN
Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan aplikasi SPSS 16.0 for windows. Analisis ini dilakukan untuuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen yang terdiri dari movie trailer dan store environtment terhadap variabel dependen yaitu recall audience. Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Hasil pengolahan data pada SPSS yang dilakukan ditunjukkan pada tabel6.
Berdasarkan hasil olahan data pada Tabel 6, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 1,588 + 0,620X1 + 0,098X2 + e
Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Konstanta (a) sebesar 1,588 artinya bahwa tanpa adanya movie trailer dan store environtment atau nilai variabel bebas adalah 0, maka besarnya nilai recall audience adalah sebesar 1,558. b. Koefisien X1 (b1) = 0,620 menunjukkan
bahwa jika variabel independen lain nilainya tetap, maka variabel movie trailer mengalami kenaikan sebesar 0.620.
c. Koefisien X2 (b2) = 0.098 menunjukkan
bahwa jika variabel independen lain nilainya tetap, maka variabel store
environtment mengalami kenaikan
sebesar 0.098.
5. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis yang pertama dilakukan adalah uji-F atau uji signifikansi simultan. Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:
a. H0 : b1, b2 = 0, artinya secara serentak
tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
b. Ha : b1, b2 0, artinya secara serentak
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Nilai Fhitung akan diperoleh dengan
menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows, kemudian akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat α = 5%, dengan
kriteria uji sebagai berikut :
a. H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada
= 5%, dan
b. H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada
= 5%.
Tabel 7 menunjukkan perolehan Fhitung pada kolom F sebesar 49,618 dengan tingkat signifikansi 0.000. Nilai Ftabel dengan pembilang 2 dan penyebut 78 adalah 3.11 dengan tingkat kesalahan 5%. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansinya (0.000) < 0.05 dimana 49.618 > 3.11, menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen (movie trailer dan store environtment) secara serempak adalah signifikan terhadap recall audience.
Tabel 7 : Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
ANOVAb Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression Residual Total
281.074 2 140.537 49.618 .000a
220.926 78 2.832
502.000 80
a. Predictors: (Constant), Store_Environtment, Movie_Trailer b. Dependent Variable: Recall_Audience
(3)
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan uji-t atau uji signifikansi parsial. Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel movie trailer dan store environtment mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel recall audience. Kriteria pengujiannya adalah:
a. H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
b. Ha : b1 0, artinya secara parsial
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan adalah: a. H0 diterima jika thitung < ttabel pada α =
5%, dan
b. H0 ditolak jika thitung > ttabel pada α =
5%.
Berdasarkan Tabel 8 di atas didapat kesimpulan sebagai berikut:
a. Variabel movie trailer berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap recall audience, hal ini terlihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Nilai thitung (6.680) >
ttabel (1,664), ini berarti jika variabel
movie trailer ditingkatkan maka recall audience akan meningkat.
b. Nilai thitung (2,506) > ttabel (1,664) dan
tingkat signifikansi 0,014 di bawah 0,05 pada variabel store environtment berarti variabel ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap recall audience. Jika variabel store environtment ditingkatkan maka recall audience akan meningkat.
c. Movie trailer memengaruhi recall audience lebih besar daripada store environtment, maka movie trailer adalah variabel dominan dalam memengaruhi recall audience.
Selanjutnya dilakukan pengujian koefisien determinasi (R2) untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel movie trailer dan store environtment terhadap variasi naik turunnya variabel recall audience.
Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R² ≤ 1). Jika R² semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh movie trailer dan store environtment adalah besar terhadap recall audience. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan demikian sebaliknya.
Tabel 8 : Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.588 2.369 .670 .505
Movie_Trailer .620 .093 .600 6.680 .000
Store_Environtment .098 .039 .225 2.506 .014
a. Dependent Variable: Recall_Audience Sumber: Output SPSS (September 2011)
Tabel 9 : Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .748a .560 .549 1.68297
a. Predictors: (Constant), Store_Environtment, Movie_Trailer b. Dependent Variable: Recall_Audience
(4)
Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa:
a. Variabel movie trailer dan store environtment memiliki hubungan sebesar 74,8% terhadap recall audience Bioskop 21. Hal ini diketahui dari nilai R pada tabel yaitu sebesar 0,748 dan nilai ini juga berarti variabel bebas dan variabel terikat berhubungan erat. b. Adjusted R Square sebesar 0,549
berarti movie trailer dan store environtment mampu menjelaskan variabel recall audience sebesar 54,9% dan sisanya 45,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Variabel movie trailer dan store
environtment pada penelitian ini
menjelaskan 54,9% variabel recall audience. Variabel movie trailer dan store
environtment juga secara serempak
berpengaruh signifikan terhadap recall audience dimana mayoritas responden menyatakan setuju dalam menanggapi pernyataan-pernyataan mengenai movie trailer dan store environtment berpengaruh terhadap kemampuan mereka mengingat merek Bioskop 21 (recall audience). Hasil penelitian ini didukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Purnama dan Setyowati (2003) yang membuktikan bahwa variabel dalam iklan televisi dengan background musik berpengaruh secara simultan terhadap recall audience. Hasil penelitian juga sesuai dengan teori yang dikemukakan Lewinson (Umar, 2003:60) bahwa lingkungan toko (store environtment), dalam hal ini lingkungan bioskop memengaruhi perilaku pembelian konsumen, dimana lingkungan bioskop menjadi salah satu faktor dalam menciptakan pengalaman bagi konsumen yang memengaruhi kesadaran dan daya ingat konsumen tersebut.
Pengujian signifikansi secara parsial menunjukkan variabel movie trailer berpengaruh positif dan signifikan terhadap recall audience. Hasil ini berasal dari pengolahan data tanggapan responden mengenai pengaruh movie trailer terhadap kemampuan mengingat mereka pada Bioskop 21. Mayoritas responden
menyatakan setuju dengan pernyataan-pernyataan pada variabel movie trailer. \Hasil ini didukung oleh teori Kernan (2004:15) bahwa trailer tidak memiliki seruan atau bujukan yang sama seperti iklan televisi biasa, melainkan memberikan sejenis ―tester‖ bagi penonton trailer untuk tertarik melihat lebih banyak lagi dalam bioskop. Sensasi ―tester‖ yang diberikan melalui trailer memberikan pengalaman yang berbeda-beda bagi audience untuk kemudian tertarik melihat lebih banyak dalam bioskop atau tidak. Jika tertarik, maka audience tersebut akan mengidentifikasi bioskop yang menayangkan film pada trailer tersebut, dan sebaliknya. Proses identifikasi ini kemudian membawa audience kepada merek bioskop yang akan menayangkan film tersebut dimana pada penelitian ini audience mengidentifikasi merek Bioskop 21 sebagai merek yang akan menayangkan film pada trailer yang ditontonnya.
Store environtment secara parsial juga memengaruhi recall audience secara positif dan signifikan. Hasil ini sesuai dengan teori Peter dan Olson (2002:22) yang mengatakan bahwa kognisi konsumen melibatkan pemikiran konsumen yang merupakan proses mental dari struktur pengetahuan yang dilibatkan dalam tanggapan seseorang terhadap lingkungannya. Lingkungan bioskop yang dibahas penelitian ini adalah lingkungan mikro yaitu lingkungan yang mengacu pada keadaan fisik (yang terlihat) dan aspek-aspek disekelilingnya. Lingkungan ini berpengaruh langsung terhadap perilaku konsumen karena tampak dan dirasakan langsung oleh konsumen. Responden penelitian ini setuju bahwa lingkungan Bioskop 21 dapat diidentifikasikan sebagai fitur atau karakteristik yang khas merek Bioskop 21, dimana melalui karakteristik tersebut responden mampu mengingat merek Bioskop 21.
Dalam penelitian ini, pengaruh movie trailer terhadap recall audience merupakan pengaruh yang dominan jika dibandingkan dengan pengaruh store environtment. Hal ini sesuai dengan kutipan di majalah MIX yaitu perilaku konsumen dekade lalu sudah berubah dengan konsumen sekarang. Perilaku konsumen yang dulu gemar mengunjungi toko-toko
(5)
atau pusat perbelanjaan sebagai bentuk rekreasi kini lebih senang dengan internet terutama sosial media. Berbelanja atau sekedar mengunjungi pusat perbelanjaan merupakan kegiatan yang cenderung membosankan (Aruman, dalam Majalah MIX Edisi Juli 2010). Hal tersebut berbanding terbalik dengan fenomena trailer dimana konsumen (penonton) tidak hanya bisa menyaksikannya di bioskop melainkan relatif dapat menyaksikannya kapan dan dimana saja.
KESIMPULAN
a. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan hasil analisis pengaruh movie trailer dan store environtment terhadap recall audience pada Bioskop 21 Sun Plaza diketahui movie trailer dan store environtment baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap recall audience pada Bioskop 21 Medan.
b. Variabel movie trailer berpengaruh lebih besar atau dominan terhadap recall audience.
c. Penelitian ini mampu menjelaskan sebesar 54,9% variabel recall audience melalui variabel movie trailer dan store environtment. Lebihnya sebesar 45,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
SARAN
a. Movie trailer telah terbukti mampu memperkenalkan film kepada penonton bahkan sebelum film itu diputar di bioskop atau dijual ke masyarakat (misalnya dalam bentuk video tape, VCD, DVD). Untuk merebut pasar penonton pra-penjualan tersebut sebaiknya pihak pengelola atau manajemen Bioskop 21 juga turut gencar menayangkan dan atau sekedar mendukung hidupnya movie trailer tidak hanya di bioskop dan internet, melainkan juga di televisi pada saat primetime.
b. Movie trailer yang tidak menayangkan merek pengelola bioskop di dalamnya, pada penelitian ini membuktikan
bahwa mayoritas responden yang menyaksikan movie trailer secara sadar mengingat merek Bioskop 21 sebagai pengelola yang akan memutar film tersebut. Disamping fakta bahwa Bioskop 21 merupakan merek pengelola bioskop branded satu-satunya di kota Medan, Bioskop 21 sudah mampu memosisikan dirinya dalam benak konsumen. Melihat prestasi tersebut, kesan effortless Bioskop 21 dalam menyelenggarakan iklan, khususnya iklan melalui trailer ini dirasa kurang sportif bagi pengelola bioskop lain, maka peneliti menyarankan Bioskop 21 untuk memiliki movie trailer tersendiri yang khas, yang menampilkan mereknya karena trailer merupakan cara beriklan yang berdasarkan penelitian ini adalah efektif mempengaruhi daya ingat konsumen.
c. Pengelolaan store environtment pada lingkungan eksternal dan internal Bioskop 21 perlu ditinjau ulang untuk diperbaiki, khususnya penempatan peralatan, pemandangan luar bioskop, dan aspek store theatrics lainnya yang dalam penelitian ini kurang mendapatkan respon positif dari responden.
DAFTAR RUJUKAN
Durianto, Sugiarto, Widjaja dan Supratikno, 2003. Inovasi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ginting, Paham dan Syafrizal Helmi Situmorang. 2008. Filsafat Ilmu dan Metode Riset. Medan: USU Press. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2009.
Manajemen Pemasaran. Edisi Ketiga Belas Jilid 2.Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kernan, Lisa, 2004. Coming Attractions: Reading American Movie Trailers. First Edition. United States of America: University of Texas Press.
Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Levy & Weitz, 2001. Retailing Management 4th Edition. New York: McGraw Hill, Irwin.
(6)
McDonald, H.B. Malcolm dan Warren J. Keegan, 1999. Marketing Plans That Work Edisi I. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Morissan, 2010. Periklanan: Komunikasi
Pemasaran Terpadu. Jakarta:
Kencana.
Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson. 2002. Consumer Behavior and Marketing Strategy. Sixth Edition. New York: McGraw- Hill.
Setiadi, Nugroho, 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana.
Simamora, Bilson, 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Situmorang, Syafrizal Helmi, Iskandar
Muda, Doli M. Ja‘far Dalimunthe, Fadli, dan Fauzie Syarief, 2010.
Analisis Data Untuk Riset
Manajemen dan Bisnis. Cetakan Pertama. Medan: USU Press.
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
Tjiptono, Fandy, 2005. Pemasaran Jasa
Edisi Pertama. Jawa Timur:
Bayumedia.
Umar, Husein, 2003. Riset Pemasaran Dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jurnal & Majalah
Purnama, Nursya‘bani dan Ratih Dyas Setyowati, 2003. Pengaruh Iklan Televisi Menggunakan Background Musik Terhadap Recall Audience. Jurnal SINERGI (Kajian Bisnis dan Manajemen) Vol.6 No.1.Majalah Marketing. Edisi 09/VIII/September/ 2008.
Majalah MIX. Edisi bulan Juli tahun 2010.
Website
http://en.wikipedia.org/trailer
http://ab-fisip-upnyk.com/files/Konsep%20Dasar% 20Penelitian.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/21_Cineplex http://en.wikipedia.org/wiki/Montage _%28filmmaking%29
http://pemkomedan.go.id/pariwisata_list.ph p?category=Bioskop