memperkirakan jumlah transfusi plasenta kira-kira 35 mlkg dari berat lahir jika bayi cukup bulan jika tali pusat diklem tiga menit setelah lahir.
Penulis yang sama juga meneliti efek dari meletakkan bayi pada perut ibu. Ternyata volume darah pada bayi-
bayi ini 32 lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang tali pusatnya segera diklem.
1,14
Transfusi plasenta yang dilakukan dengan penundaan pengkleman tali pusat ternyata tidak meningkatkan risiko menjadi neonatal jaundice dan juga tidak mengganggu
hemodinamik, walaupun dilaporkan beberapa kasus terjadi overload sirkulasi akibat transfusi plasenta yang banyak. Disamping itu transfusi sekitar 20-30 mlkg
menambah sekitar 30-50 mg extra besi dan dapat membantu mencegah deplesi lambat cadangan besi pada bayi.
1,14
II.4.1. Saat Yang Tepat Mengklem Tali Pusat
Pada saat dilahirkan, bayi masih tetap berhubungan dengan ibunya melalui tali pusat dimana tali pusat merupakan bagian dari plasenta. Bayi dipisahkan dari plasenta
dengan cara dilakukan pengkleman dan pemotongan tali pusat. Namun waktu yang terbaik untuk dilakukannya pengkleman tali pusat masih kontraversi. Definisi
pengkleman tali pusat segera dan ditunda pun bervariasi. Hal yang terpenting dari perbedaan tersebut adalah berkaitan dengan keamanan ibu dan bayi.
Untuk bayi yang normal Departemen Kesehatan RI telah melakukan sosialisasi penjepitan tali pusat setelah 2 menit bayi lahir saat lahir diletakkan diatas perut ibu,
Muara P Lubis : Dampak Penundaan Pengkleman Tali Pusat Terhadap Peningkatan Hemoglobin Dan…, 2008 USU e-Repository © 2008
kemudian diberikan oksitosin 10 unit dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir dan kemudian dilakukan pengkleman tali pusat.
15,23,24
Jika setelah lahir, bayi ditempatkan setinggi introitus vagina atau dibawahnya selama 3 menit dan sirkulasi fetoplasental tidak segera disumbat dengan klem tali pusat,
sekitar 80 ml darah dapat berpindah dari plasenta ke janin. Satu keuntungan dari transfusi plasenta tersebut adalah fakta bahwa hemoglobin pada 80 ml darah plasenta
yang berpindah ke bayi tersebut, memberikan 50 mg zat besi sebagai simpanan bayi dan tentu saja mengurangi frekuensi anemia defisiensi besi pada masa bayi.
16,17
Pada percepatan perusakan eritrosit, seperti yang terjadi pada alloimunisasi ibu, billirubin yang terbentuk dari eritrosit tambahan tersebut ikut memperberat bahaya
hiperbilirubinemia. Meskipun secara teori risiko beban sirkulasi yang berlebihan akibat hipervolemia berat mengkhawatirkan, terutama pada bayi prematur dan
pertumbuhan terhambat, tambahan darah plasenta ke dalam sirkulasi bayi tersebut biasanya tidak menimbulkan kesulitan.
25,26,27
Kebijaksanaan yang dilakukan adalah mengklem tali pusat setelah pembersihan saluran nafas bayi pertama kali selesai yang biasanya memerlukan waktu sekitar 30
detik. Bayi tidak dinaikkan di atas introitus pada persalinan pervaginam, juga tidak terlalu tinggi di atas dinding abdomen ibu pada seksio sesarea.
16
Muara P Lubis : Dampak Penundaan Pengkleman Tali Pusat Terhadap Peningkatan Hemoglobin Dan…, 2008 USU e-Repository © 2008
II.4.2. Hubungan Penundaan Pengkleman Tali Pusat Terhadap Status Hematologi